Perendahan Diri
OASIS SABDA 09 Mar 2022
Bacaan I: Yun 3:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.12-13.18-19
Bait Pengantar Injil: Yl 2:12-13
Bacaan Injil: Luk 11:29-32
Orang yang sungguh beriman, ketika menyadari kedosaannya di hadapan Tuhan, pasti selalu berusaha untuk merendahkan diri dan bertobat. Dia percaya bahwa Allah itu Maharahim! Belas kasih-Nya tak berkesudahan. Dia selalu mengampuni dan menyelamatkan orang yang sungguh-sungguh bertobat dengan tulus.
Orang-orang Niniwe, setelah mendengar nubuat Nabi Yunus, mereka pun langsung merendahkan diri dalam laku tobat. Mereka percaya bahwa murka Tuhan akan terjadi jika tidak bertobat.
Maka, atas kesadaran itu, mereka semua dan ternak-ternaknya merendahkan diri dan bertobat! "Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: 'Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya." (Yun 3:6-8).
Dan petobatan bangsa Niniwe membuahkan keselamatan. Mereka terbebas dari petaka akibat dosa.
Marilah menyadari bahwa diri kita pun penuh dengan dosa. Kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan penuh ketulusan, kejujuran dan penyerahan diri yang total.
Percayalah, perendahan diri kita dalam laku tobat, akan menghasilkan buah kehidupan dan keselamatan sebagaimana orang Niniwe. "Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkanNya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya" (Yun 3:10).
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Yun 3:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 51:3-4.12-13.18-19
Bait Pengantar Injil: Yl 2:12-13
Bacaan Injil: Luk 11:29-32
Orang yang sungguh beriman, ketika menyadari kedosaannya di hadapan Tuhan, pasti selalu berusaha untuk merendahkan diri dan bertobat. Dia percaya bahwa Allah itu Maharahim! Belas kasih-Nya tak berkesudahan. Dia selalu mengampuni dan menyelamatkan orang yang sungguh-sungguh bertobat dengan tulus.
Orang-orang Niniwe, setelah mendengar nubuat Nabi Yunus, mereka pun langsung merendahkan diri dalam laku tobat. Mereka percaya bahwa murka Tuhan akan terjadi jika tidak bertobat.
Maka, atas kesadaran itu, mereka semua dan ternak-ternaknya merendahkan diri dan bertobat! "Setelah sampai kabar itu kepada raja kota Niniwe, turunlah ia dari singgasananya, ditanggalkannya jubahnya, diselubungkannya kain kabung, lalu duduklah ia di abu. Lalu atas perintah raja dan para pembesarnya orang memaklumkan dan mengatakan di Niniwe demikian: 'Manusia dan ternak, lembu sapi dan kambing domba tidak boleh makan apa-apa, tidak boleh makan rumput dan tidak boleh minum air. Haruslah semuanya, manusia dan ternak, berselubung kain kabung dan berseru dengan keras kepada Allah serta haruslah masing-masing berbalik dari tingkah lakunya yang jahat dan dari kekerasan yang dilakukannya." (Yun 3:6-8).
Dan petobatan bangsa Niniwe membuahkan keselamatan. Mereka terbebas dari petaka akibat dosa.
Marilah menyadari bahwa diri kita pun penuh dengan dosa. Kita merendahkan diri di hadapan Tuhan dengan penuh ketulusan, kejujuran dan penyerahan diri yang total.
Percayalah, perendahan diri kita dalam laku tobat, akan menghasilkan buah kehidupan dan keselamatan sebagaimana orang Niniwe. "Ketika Allah melihat perbuatan mereka itu, yakni bagaimana mereka berbalik dari tingkah lakunya yang jahat, maka menyesallah Allah karena malapetaka yang telah dirancangkanNya terhadap mereka, dan Iapun tidak jadi melakukannya" (Yun 3:10).
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Selmt pagi Romo.Terima kasih ats kesetiaan mengirim renungan pagi yg inspiratif bg kami. Slm sehat dan slmt beraktivitas hari ini 🙏👍
BalasHapusAmin. Terima kasih juga. Semoga oasis sabda bisa menjadi berkat bagi banyak orang.
BalasHapus