Berakar Dalam Iman Kepada Kristus
Bacaan 1 : Kis 19:1-8
Mazmur : Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab
Injil : Yoh 16:29-33
Orang yang sering terombang ambing dalam iman biasanya disebabkan karena belum menemukan kesejatian imannya. Barangkali beriman baru pada tataran kulit dan belum mendarah daging. Mungkin baru pada tahap mentaati aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban liturgis tapi belum sampai pada perjumpaan pribadi dengan Allah yang menggetarkan jiwa.
Para murid, pelan-pelan dituntun oleh Yesus untuk semakin memahami kepercayaannya. Mereka diajak untuk semakin masuk lebih dalam dan menemukan kesejatian iman mereka. Melalui perkataan, perjumpaan, dan seluruh perbuatan Yesus, mereka diantar untuk memahami misteri Tuhan. Sehingga diakhir-akhir kebersamaan dengan Gurunya, mereka mampy mengakui, "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepadaMu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." (Yoh 17:30). Kesadaran inilah yang membangkitkan militansi iman.
Dengan penemuan kesejatian imanya, mereka pun semakin teguh dan kuat dalam mengikuti Yesus. Mereka berani mempersembahkan segalanya hanya untuk menjaga harta terindah ini. Mereka tidak goyah dan mundur walau harus berhadapan dengan tantangan yang hadir bertubi-tubi dalam kehidupan mereka. Mereka tidak lari walau nyawa harus menjadi taruhannya. Mereka sungguh telah menemukan harta yang istimewa! Mereka telah menemukan harta yang sangat berharga. Sehingga mereka tetap mempertaruhkan segalanya demi mempertahankan semuanya itu.
St. Karolus Lwanga dkk sadar akan nilai iman mereka kepada Yesus. Mereka menemukan harta yang terindah di dalam Yesus. Sehingga, walau harus menanggung derita, mereka tidak menanggalkan imannya itu. Mereka terus mewartakan itu ditengah kaum primitif yang bertahan dengan kepercayaan animismenya. Mereka terus berusaha untuk menyelamatkan rakyat Uganda dari ketersesatan. Mereka rela menyerahkan nyawa demi Sang Kristus.
Oleh karena itu, marilah kita semakin menyadari dan menemukan nilai kesejatian iman kita. Kita memohon terang Roh Kudus dalam rangkaian novena hari- hari ini, agar menerangi akal budi untuk semakin mampu mengimani Yesus Kristus lebih mendalam. Kita membuka diri terhadap sentuhan Tuhan yang menggetarkan. Sehingga dengan demikian, kita pun semakin tangguh dalam menghayati semangat kemartiran dalam hidup kita! Kita semakin kuat dan teguh dalam mengikuti Yesus di tengah berbagai tantangan dewasa ini.
Tuhan memberkati dan Ave Maria.
Mazmur : Mzm 68:2-3.4-5ac.6-7ab
Injil : Yoh 16:29-33
Orang yang sering terombang ambing dalam iman biasanya disebabkan karena belum menemukan kesejatian imannya. Barangkali beriman baru pada tataran kulit dan belum mendarah daging. Mungkin baru pada tahap mentaati aturan-aturan dan kewajiban-kewajiban liturgis tapi belum sampai pada perjumpaan pribadi dengan Allah yang menggetarkan jiwa.
Para murid, pelan-pelan dituntun oleh Yesus untuk semakin memahami kepercayaannya. Mereka diajak untuk semakin masuk lebih dalam dan menemukan kesejatian iman mereka. Melalui perkataan, perjumpaan, dan seluruh perbuatan Yesus, mereka diantar untuk memahami misteri Tuhan. Sehingga diakhir-akhir kebersamaan dengan Gurunya, mereka mampy mengakui, "Sekarang kami tahu, bahwa Engkau mengetahui segala sesuatu dan tidak perlu orang bertanya kepadaMu. Karena itu kami percaya, bahwa Engkau datang dari Allah." (Yoh 17:30). Kesadaran inilah yang membangkitkan militansi iman.
Dengan penemuan kesejatian imanya, mereka pun semakin teguh dan kuat dalam mengikuti Yesus. Mereka berani mempersembahkan segalanya hanya untuk menjaga harta terindah ini. Mereka tidak goyah dan mundur walau harus berhadapan dengan tantangan yang hadir bertubi-tubi dalam kehidupan mereka. Mereka tidak lari walau nyawa harus menjadi taruhannya. Mereka sungguh telah menemukan harta yang istimewa! Mereka telah menemukan harta yang sangat berharga. Sehingga mereka tetap mempertaruhkan segalanya demi mempertahankan semuanya itu.
St. Karolus Lwanga dkk sadar akan nilai iman mereka kepada Yesus. Mereka menemukan harta yang terindah di dalam Yesus. Sehingga, walau harus menanggung derita, mereka tidak menanggalkan imannya itu. Mereka terus mewartakan itu ditengah kaum primitif yang bertahan dengan kepercayaan animismenya. Mereka terus berusaha untuk menyelamatkan rakyat Uganda dari ketersesatan. Mereka rela menyerahkan nyawa demi Sang Kristus.
Oleh karena itu, marilah kita semakin menyadari dan menemukan nilai kesejatian iman kita. Kita memohon terang Roh Kudus dalam rangkaian novena hari- hari ini, agar menerangi akal budi untuk semakin mampu mengimani Yesus Kristus lebih mendalam. Kita membuka diri terhadap sentuhan Tuhan yang menggetarkan. Sehingga dengan demikian, kita pun semakin tangguh dalam menghayati semangat kemartiran dalam hidup kita! Kita semakin kuat dan teguh dalam mengikuti Yesus di tengah berbagai tantangan dewasa ini.
Tuhan memberkati dan Ave Maria.
Komentar
Posting Komentar