Perawan Maria, Bunda Gereja

"Kasih ibu kepada beta tak terhingga sepanjang masa. Hanya memberi tak harap kembali, bagai sang surya menyinari dunia." Itulah sepenggal syair lagu "Kasih Ibu". Memang benar, kebanyakan Ibu mencurahkan seluruh hidupnya untuk pertumbuhan dan perkembangan anak-anak. Mereka rela mengorbankan segala sesuatu demi si buah hati. Mereka terus melambungkan untaian-untaian doanya demi pertumbuhan anak-anak. Mereka rela menderita dan bercucuran air mata demi kebahagiaan nak-anak yang dikasihi. Dalam pengurbananya itu, mereka tidak pernah mengharapkan imbalan dari anak-anak yang diasuhnya. Mereka tidak menuntut agar anak-anaknya nanti akan membalas semua kasih yang telah diberikan secara total. Namun, atas pengurbanannya itu, mereka sungguh bangga dan bahagia tatkala anak-anak bertumbuh dengan sukacita dan berhasil dalam karyanya.

Bersama dengan Gereja universal, Paus Fransiskus pada tanggal 3 Maret 2018 yang lalu, telah menetapkan bahwa setiap senin pertama setelah Pentekosta dirayakan Santa Perawan Maria sebagai Bunda Gereja. Perayaan ini mengingatkan bahwa Gereja tidak berjalan sendiri. Gereja memiliki seorang ibu yang selalu menyertai dan mencurahkan cinta seutuhnya kepada Anak-anaknya. Gereja memiliki seorang ibu yang setia mendampingi dalam segala kesulitan apapun. Gereja memiliki seorang ibu yang setia mendoakannya.

Kesatuan Bunda Maria dengan GerejaNya ini merupakan perwujudan Sabda Yesus tatkala berada dalam sakratul maut. Kata-kata wasiat kepada BundaNya dan murid-murid yang adalah representasi komunitas Gereja, menjadi dasar itu. "Ketika Yesus melihat ibuNya dan murid yang dikasihiNya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibuNya: "Ibu, inilah, anakmu!"  Kemudian kataNya kepada murid-muridNya: "Inilah ibumu!" Dan sejak saat itu murid itu menerima dia di dalam rumahnya." (Yoh 19:26-27). Yesus menyerahkan komunitas para murid kepada BundaNya, dan sebaliknya, menyerahkan BundaNya kepada para murid. Sejak saat itu, Bunda Maria diperlakukan sebagai seorang ibu dan para murid diperlakukan sebagai anak!

Komunitas para murid semakin berkembang pesat sehingga menjadi komunitas yang sangat besar, yakni Gereja. Bunda Maria tetap menyertai dan mengasihi Gereja sebagai anak-anaknya. Demikian pun Gereja, tetap menghormati dengan penuh sukacita Bunda Maria sebagai ibunya (Mater della Chiesa).

Oleh karena itu, marilah kita terus menjalin relasi yang erat dengan Bunda Maria. Marilah kita memberi penghormatan dan penghargaan yang istimewa kepada Bunda kita. Bunda yang selalu mendampingi dan menyertai perjalanan hidup. Bunda yang selalu mendoakan tiada jemu demi pertumbuhan iman kita. Kita menyerahkan diri pada perlindungan dan pertolongan Bunda Maria dengan terus mendaraskan doa-doa secara rutin melalui perantaraan Bunda Maria!

Selamat memperingati Santa Perawan Maria, Bunda Gereja. Tuhan memberkati n Ave Maria!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani