Khawatir Akan Hari Esok?
Apakah Anda selalu dirundung kekhawatiran akan hari esok?Kekhawatiran, kecemasan, ketakutan akan hari yang akan datang sering tak terhindarkan dalam hidup kita. Bahkan, sepertinya hal itu sudah menjadi bagian dalam peziarahan hidup kita. Namun, apakah hal itu menghambat peziarahan kita? Apakah itu membuat kita terhenti dan tidak melanjutkan perjalanan? Jika jawabannya "IYA" maka berhati-hatilah! Ketika kekhawatiran, kecemasan dan ketakutan membuat langkah peziarahan hidup Anda terhenti alias putus asa berarti itu sudah melewati batas kewajaran!
Berkaitan dengan hal itu, Yesus dalam kotbahNya dibukit, mau menyadarkan kita. Yesus mengatakan, "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai....Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Mat 6:25-26). Artinya, Tuhan tidak pernah memalingkan wajahNya dari kita. Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan seorang diri di jalan peziarahan ini. Tuhan menjadi penjamin hidup kita.
Oleh karena itu, kita diajak untuk berserah diri kepadaNya seperti yang dilakukan oleh Santo Paulus. Penyerahan diri kepada Tuhan menyadarkan bahwa diri kita sesungguhnya lemah. Kita membutuhkan kekuatan untuk menopangnya. Maka kekuatan yang paling utama dan pertama mengalir dari Tuhan. Sehingga dengan demikian, kita pun bisa mengatakan seperti Paulus, "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (2Kor 12:10). Paulus menyadari semakin merendahkan diri di hadapan dan dalam karya Tuhan maka semakin memperoleh kekuatan. Yesus pun menegaskan hal tersebut, "Carila dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33).
Jika Anda saat ini sedang dirundung kekhawatiran dan ketakutan akan hari esok, percayalah akan sabda Yesus ini, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34). Marilah kita membuka diri dan berserah kepadaNya! Percayalah, pada saat itu kita akan menemukan kekuatan dan harapan untuk terus melanjutkan peziarahan walau mungkin harus menanggung beban!***
Berkaitan dengan hal itu, Yesus dalam kotbahNya dibukit, mau menyadarkan kita. Yesus mengatakan, "Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan atau minum, dan janganlah kuatir pula akan tubuhmu, akan apa yang hendak kamu pakai....Pandanglah burung-burung di langit, yang tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di sorga. Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu? (Mat 6:25-26). Artinya, Tuhan tidak pernah memalingkan wajahNya dari kita. Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan seorang diri di jalan peziarahan ini. Tuhan menjadi penjamin hidup kita.
Oleh karena itu, kita diajak untuk berserah diri kepadaNya seperti yang dilakukan oleh Santo Paulus. Penyerahan diri kepada Tuhan menyadarkan bahwa diri kita sesungguhnya lemah. Kita membutuhkan kekuatan untuk menopangnya. Maka kekuatan yang paling utama dan pertama mengalir dari Tuhan. Sehingga dengan demikian, kita pun bisa mengatakan seperti Paulus, "Karena itu aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat." (2Kor 12:10). Paulus menyadari semakin merendahkan diri di hadapan dan dalam karya Tuhan maka semakin memperoleh kekuatan. Yesus pun menegaskan hal tersebut, "Carila dahulu Kerajaan Allah dan kebenarannya, maka semuanya itu akan ditambahkan kepadamu." (Mat 6:33).
Jika Anda saat ini sedang dirundung kekhawatiran dan ketakutan akan hari esok, percayalah akan sabda Yesus ini, "Sebab itu janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari." (Mat 6:34). Marilah kita membuka diri dan berserah kepadaNya! Percayalah, pada saat itu kita akan menemukan kekuatan dan harapan untuk terus melanjutkan peziarahan walau mungkin harus menanggung beban!***
Komentar
Posting Komentar