Berjuang Hingga Akhir

Kata kebanyakan orang, "memulai itu lebih mudah dari pada mengakhiri". Apakah benar? Pasti ada yang menjawab, "benar!". Tapi, mungkin ada juga yang menjawab, "tidak benar!".

Memang ada orang, ketika memulai sesuatu dengan semangat yang menggebu-gebu. Apalagi, kalau ekpektasi yang dibangunnya seakan sangat menjanjikan. Mereka penuh semangat untuk memulai dan berproses. Namun, seringkali tantangan paling berat adalah bertahan dalam proses dan mencapai garis akhir. Tidak sedikit orang yang telah memulai dengan menggebu-gebu akhirnya mundur di tengah jalan. Tidak sedikit orang yang putus asa.

Dalam beriman kepada Yesus, hal itupun sering terjadi. Pada saat awal mengenal Yesus, hati kita begitu semangat. Kita merasakan sukacita dalam perjumpaan denganNya. Kita sungguh terpikat padaNya. Seakan-akan hati kita sudah tidak tertarik pada hal-hal lain kecuali mengikuti Yesus.

Namun dalam perjalanan iman, ternyata kita menemukan banyak tantangan dan penderitaan. Mengikuti jalan Yesus ternyata harus memikul salib yang terkadang sangat berat. Mengikuti Yesus kita harus melewati jalan terjal dan penuh duri. Seakan semuanya itu telah merenggut sukacita dan kedamaian sebelumnya. Dalam situasi ini, tidak sedikit orang yang meninggalkan jalan menuju keselamatan. Tidak sedikit orang yang melarikan diri dan memilih jalan yang dianggapnya lebih menjanjikan kebahagiaan.

Santo Paulus bersyukur karena telah dibimbing untuk setia hingga garis finish. Kita tahu, Paulus menghadapi banyak penderitaan karena iman. Dia menghadapi banyak kesulitan dalam menjalankan karyanya. Dia memberi kesaksian, "Kamu tahu, bagaimana aku hidup di antara kamu sejak hari pertama aku tiba di Asia ini:  dengan segala rendah hati aku melayani Tuhan. Dalam pelayanan itu aku banyak mencucurkan air mata dan banyak mengalami pencobaan dari pihak orang Yahudi yang mau membunuh aku." (Kis 20:18-19). Paulus sungguh menghadapi penderitaan yang berat. Tetapi dia tidak mundur sedikitpun. Dia terus berproses untuk berjalan terus dengan memikul beban yang berat itu. "Tetapi aku tidak menghiraukan nyawaku sedikitpun, asal saja aku dapat mencapai garis akhir dan menyelesaikan pelayanan yang ditugaskan oleh Tuhan Yesus kepadaku untuk memberi kesaksian tentang Injil kasih karunia Allah." (Kis 20:24).

Tantangan yang hadir dalam hidup kita sehari-hari kadang tidak kecil. Kita telah memulai semuanya dengan semangat. Apalagi, kita tahu bahwa Yesus menjanjikan kehidupan kekal kepada semua orang yang percaya kepadaNya. Maka, kita harus belajar untuk setia dalam proses. Janganlah mengendurkan semangat yang telah dibangkitkab oleh Allah sendiri. Marilah mohon kekuatan Roh Kudus agar memampukan kita untuk terus berjalan. Kekuatan kita satu-satunya hanya bersumber pada Tuhan. Maka timbalah aliran kekuatan itu dengan membangun relasi dan komunikasi yang intensif setiap saat. Dengan demikian, kita akan terus bersaksi hingga akhir demi memuliakan nama Tuhan.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani