Gembalakanlah Domba-dombaku

Setiap identitas yang disematkan dalam hidup kita selalu mengandung tugas dan tanggung jawab. Kalau identitas kita sebagai dokter, tugas dan tanggung jawab kita merawat dan mengobati orang-orang sakit. Kalau identitas kita guru, tugas dan tanggung jawab kita mengajar. Kalau identitas kita aparat keamaan, tugas dan tanggung jawab kita memberi rasa aman dan nyaman. Setiap identitas, apapun yang disematkan dalam diri kita, selalu mengandung konsekuensi tugas dan tanggung jawab yang harus kita emban.

Sebagai orang Kristiani, sesudah dibaptis, kita diberikan identitas baru sebagai pengikut-pengikut Kristus. Identitas ini tentu mengandung konsekuensi tugas dan tanggung jawab sebagai pengikut Kristus. Tugas dan tanggung jawab itu adalah meneladan Yesus Kristus dalam hidup sehari-hari.

Petrus sebagai murid yang dipilih sebagai batu karang, sesudah menyatakan kecintaannya kepada Yesus, diserahi tugas untuk menjadi gembala.  "Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka ini?" Jawab Petrus kepadaNya: "Benar Tuhan, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau." Kata Yesus kepadanya: "Gembalakanlah domba-dombaKu." (Yoh 21:15). Tugas ini sebagai konsekuensi iman kepadaNya. Tugas ini berat! Maka sampai tiga kali Yesus menegaskan untuk menggembalakan domba-domba sebagaimana diriNya telah melakukan.

Sebagai orang Kristiani yang mengimani dan siap sedia mengikuti Yesus, kita pun diserahi tugas untuk meneladan Dia. Paling tidak ada tiga hal penting yang mengalir dari identitas Yesus. Yesus sebagai Putera Allah mau menerima tugas sebagai seorang Imam, Raja dan Nabi. Tugas ini diembannya hingga ke puncak Golgota. Maka, kita yang telah meneriman baptisan, juga menerima identitas ini. Kita dimeteraikan sebagai seorang imam, Raja dan nabi.

Bagaimana kita berperilaku sebagai imam, raja dan nabi? Imamat yang kita terima pertama-tama disebabkan oleh baptisan. Imamat ini adalah imamat umum. Hal ini tentu berbeda dalam fungsi dan tugas dengan imamat khusus yang diterima melalui sakramen tahbisan. Tugas paling utama imamat adalah pengudusan. Maka sebagai seorang imam (imamat umum), kita harus selalu hidup dalam kekudusan dan menguduskan. Kita selalu menyalurkan rahmat bagi sesama. Sebagai seorang nabi kita bertugas untuk mewartakan Sabda. Maka, sebagai pengikut Kristus harus selalu mau mendengar sabda dan mewartakannya dalam hidup sehari-hari. Sebagai Raja, kita diberi tugas memimpin. Memimpin diri dan sesama menuju kesatuan dengan Allah. Kepemimpinan ini harus terwujud dalam sikap keteladanan kita.

Semoga dalam terang Roh Kudus, kita semakin mampu menjadi pengikut-pengikut Kristus yang sejati. Kita terus menjalankan tugas perutusan itu sebagai seorang imam, raja dan nabi!

Tuhan memberkati dan Ave Maria!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani