Menjadi Rendah Hati
OASIS SABDA 09 Agt 2022
Bacaan I: Yeh 2:8-3:4
Mazmur Tanggapan: Mzm 119:14.24.72.103.111.131
Bait Pengantar Injil: Mat 11:29
Bacaan Injil: Mat 18:1-5.10.12-14
Panggilan hidup sebagai orang Kristiani yang sejati adalah untuk selalu bersikap rendah hati. Kerendahan hati merupakan salah satu keutamaan kristiani yang mesti kita perjuangkan.
Untuk menjadi orang yang rendah hati, kita harus berjuang mengikis segala bentuk kesombongan dan keinginan untuk menguasai sesama. Kita harus berani menghancurkan sikap ketidakjujuran dan kemunafikan yang menyelubungi ketulusan jiwa kita. Kita harus melepaskan segala perasaan "tahu segalanya" yang mendorong kita untuk selalu mengandalkan kemanusiaan kita dan mengabaikan orang lain.
Bacaan Injil hari ini sesungguhnya mau menegaskan kita untuk membangun sikap rendah hati. Yesus menegaskan bahwa untuk masuk Kerajaan Allah harus menjadi seperti seorang anak kecil. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. (Mat 18:3-4).
Kita diajak untuk sungguh-sungguh menghayati spiritualitas anak. Spiritualitas yang mendorong orang untuk selalu merendahkan diri dan senantiasa berharap kepada-Nya. Spiritualitas yang menuntun kita untuk hidup jujur, tulus, polos dan tanpa kemunafikan di hadapan-Nya. Kita selalu membangun kepercayaan yang mendalam dan selalu berserah diri kepada-Nya. Kita selalu mengosongkan diri dan menadahkan tangan pada belas kasihan-Nya.
Seorang anak semakin percaya diri dan merasakan kedamaian tatkala berada dalam pendampingan orang tua. Demikian pula dalam hidup rohani, kita semakin percaya diri dan sungguh merasakan damai, tatkala berada dalam kesatuan dengan-Nya.
Marilah membangun semangat tobat dan menjadi seperti seorang anak kecil. Kita belajar untuk selalu merendahkan diri dan mengharapkan pertolongan Allah. Kita selalu mengosongkan diri, membuka hati, dan menerima aliran kasih-Nya. Dengan itu, hidup kita pun akan semakin memancarkan kasih dan kemuliaan Allah.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Yeh 2:8-3:4
Mazmur Tanggapan: Mzm 119:14.24.72.103.111.131
Bait Pengantar Injil: Mat 11:29
Bacaan Injil: Mat 18:1-5.10.12-14
Panggilan hidup sebagai orang Kristiani yang sejati adalah untuk selalu bersikap rendah hati. Kerendahan hati merupakan salah satu keutamaan kristiani yang mesti kita perjuangkan.
Untuk menjadi orang yang rendah hati, kita harus berjuang mengikis segala bentuk kesombongan dan keinginan untuk menguasai sesama. Kita harus berani menghancurkan sikap ketidakjujuran dan kemunafikan yang menyelubungi ketulusan jiwa kita. Kita harus melepaskan segala perasaan "tahu segalanya" yang mendorong kita untuk selalu mengandalkan kemanusiaan kita dan mengabaikan orang lain.
Bacaan Injil hari ini sesungguhnya mau menegaskan kita untuk membangun sikap rendah hati. Yesus menegaskan bahwa untuk masuk Kerajaan Allah harus menjadi seperti seorang anak kecil. “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil ini, kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sedangkan barangsiapa merendahkan diri dan menjadi seperti anak kecil ini, dialah yang terbesar dalam Kerajaan Sorga. (Mat 18:3-4).
Kita diajak untuk sungguh-sungguh menghayati spiritualitas anak. Spiritualitas yang mendorong orang untuk selalu merendahkan diri dan senantiasa berharap kepada-Nya. Spiritualitas yang menuntun kita untuk hidup jujur, tulus, polos dan tanpa kemunafikan di hadapan-Nya. Kita selalu membangun kepercayaan yang mendalam dan selalu berserah diri kepada-Nya. Kita selalu mengosongkan diri dan menadahkan tangan pada belas kasihan-Nya.
Seorang anak semakin percaya diri dan merasakan kedamaian tatkala berada dalam pendampingan orang tua. Demikian pula dalam hidup rohani, kita semakin percaya diri dan sungguh merasakan damai, tatkala berada dalam kesatuan dengan-Nya.
Marilah membangun semangat tobat dan menjadi seperti seorang anak kecil. Kita belajar untuk selalu merendahkan diri dan mengharapkan pertolongan Allah. Kita selalu mengosongkan diri, membuka hati, dan menerima aliran kasih-Nya. Dengan itu, hidup kita pun akan semakin memancarkan kasih dan kemuliaan Allah.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar