Pengampunan dan Belaskasih
OASIS SABDA 11 Agt 2022
PW S. Klara, Perawan
Bacaan I: Yeh 12:1-12
Mazmur Tanggapan: Mzm 78:56-59.61-62
Bait Pengantar Injil: Mzm 119:135
Bacaan Injil: Mat 18:21-19:1
Allah yang kita imani adalah Allah yang penuh ampun. Belas kasih-Nya tak terbatas bagi kita. Seberapa kali dosa kita lakukan, ketika kita sungguh merendahkan diri dan bertobat, Dia pasti mengampuni.
Sebagai orang Kristiani, kita dipanggil untuk selalu merendahkan diri dan bertobat kepada-Nya. Kita memperbaharui diri dan hidup baru sesuai kehendak-Nya.
Di sisi lain, kita juga dipanggil untuk saling mengampuni dengan pengampunan yang mengalir dari Allah yang Maharahim. Kita rela dan tulus memberikan maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh sesama. Walau kadang hal itu terasa berat dan sulit. Namun, sebagai orang yang selalu mendapat pengampunan dari Allah, kita harus rela dengan rendah hati membuka diri dan mengalirkan kasih pengampunan kepada sesama.
Pengampunan yang kita berikan pun seharusnya pengampunan tak terbatas. Ketika Yesus ditanya, tentang berapa kali sebaiknya kita mengampuni sesama, Dia menegaskan, "Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Mat 18:22).
Pengampunan yang kita berikan harus pengampunan tanpa batas. Sampai kapanpun pintu maaf harus selalu dibuka. Ingat, pengampunan Allah pun tanpa batas.
Marilah saling membuka pintu pengampunan. Dendam dan keinginan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan hanyalah akan menyengsarakan diri kita.
Kita mesti berani membalas kejahatan dengan kebaikan. Kita membalas caci maki dengan kasih dan pengampunan. Kita terus mengalirkan kasih dan cinta kepada sesama yang selalu menyakiti hati kita.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
PW S. Klara, Perawan
Bacaan I: Yeh 12:1-12
Mazmur Tanggapan: Mzm 78:56-59.61-62
Bait Pengantar Injil: Mzm 119:135
Bacaan Injil: Mat 18:21-19:1
Allah yang kita imani adalah Allah yang penuh ampun. Belas kasih-Nya tak terbatas bagi kita. Seberapa kali dosa kita lakukan, ketika kita sungguh merendahkan diri dan bertobat, Dia pasti mengampuni.
Sebagai orang Kristiani, kita dipanggil untuk selalu merendahkan diri dan bertobat kepada-Nya. Kita memperbaharui diri dan hidup baru sesuai kehendak-Nya.
Di sisi lain, kita juga dipanggil untuk saling mengampuni dengan pengampunan yang mengalir dari Allah yang Maharahim. Kita rela dan tulus memberikan maaf atas kesalahan yang dilakukan oleh sesama. Walau kadang hal itu terasa berat dan sulit. Namun, sebagai orang yang selalu mendapat pengampunan dari Allah, kita harus rela dengan rendah hati membuka diri dan mengalirkan kasih pengampunan kepada sesama.
Pengampunan yang kita berikan pun seharusnya pengampunan tak terbatas. Ketika Yesus ditanya, tentang berapa kali sebaiknya kita mengampuni sesama, Dia menegaskan, "Aku berkata kepadamu: Bukan sampai tujuh kali, melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh kali. (Mat 18:22).
Pengampunan yang kita berikan harus pengampunan tanpa batas. Sampai kapanpun pintu maaf harus selalu dibuka. Ingat, pengampunan Allah pun tanpa batas.
Marilah saling membuka pintu pengampunan. Dendam dan keinginan untuk membalas kejahatan dengan kejahatan hanyalah akan menyengsarakan diri kita.
Kita mesti berani membalas kejahatan dengan kebaikan. Kita membalas caci maki dengan kasih dan pengampunan. Kita terus mengalirkan kasih dan cinta kepada sesama yang selalu menyakiti hati kita.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar