Apakah Kita Senantiasa Mensyukuri Kebaikan Allah?
OASIS SABDA 13 Jan 2022
Bacaan I: 1Sam 4:1-11
Mazmur Tanggapan: Mzm 44:10-11.14-15.24-25
Bait Pengantar Injil: Mat 4:23
Bacaan Injil: Mrk 1:40-45
Apakah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur? Berkat dan kebaikan Allah seringkali sulit untuk kita diamkan dan simpan dalam hati saja. Kadang hati kita tak mampu membendung untuk menceritakannya. Kita tergerak untuk membagikan kebaikan dan berkat itu pada sesama. Kita terdorong untuk bersaksi tentang kasih Allah.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyembuhkan seorang kusta yang memiliki iman mendalam. Orang kusta itu percaya bahwa Dia pasti mampu mentahirkannya. Untuk itu ia mengatakan dengan penuh iman: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (Mrk 1:40). Dan, oleh karena belaskasihan-Nya, ia pun ditahirkannya.
Namun, ketika Yesus mengatakan: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun ... .” (Mrk 1:44), justru dia semakin bersaksi. Dia tidak mampu memendam sukacitanya. Dia tetap memberitakan kebaikan Tuhan. "Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana.." (Mrk 1:45).
Disekitar kita sesungguhnya banyak orang yang membutuhkan uluran dan jamahan seperti orang kusta. Di sekitar kita ada banyak orang yang terbeban, disingkirkan dan dikucilkan. Untuk itu, marilah menjadi aliran berkat bagi mereka. Kita memupuk semangat belaskasihan dan menjadi pembawa pembebasan.
Selain itu, marilah senantiasa menyadari berkat dan kebaikan Allah yang dialirkan dalam hidup kita. Kita percaya bahwa mukjizat itu sungguh nyata. Untuk itu, kita menanamkan iman kepercayaan yang mendalam kepada Tuhan. Kita juga belajar untuk mensyukuri dan bersaksi tentang kebaikan Tuhan.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 1Sam 4:1-11
Mazmur Tanggapan: Mzm 44:10-11.14-15.24-25
Bait Pengantar Injil: Mat 4:23
Bacaan Injil: Mrk 1:40-45
Apakah kita senantiasa mengungkapkan rasa syukur? Berkat dan kebaikan Allah seringkali sulit untuk kita diamkan dan simpan dalam hati saja. Kadang hati kita tak mampu membendung untuk menceritakannya. Kita tergerak untuk membagikan kebaikan dan berkat itu pada sesama. Kita terdorong untuk bersaksi tentang kasih Allah.
Dalam bacaan Injil hari ini, Yesus menyembuhkan seorang kusta yang memiliki iman mendalam. Orang kusta itu percaya bahwa Dia pasti mampu mentahirkannya. Untuk itu ia mengatakan dengan penuh iman: “Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.” (Mrk 1:40). Dan, oleh karena belaskasihan-Nya, ia pun ditahirkannya.
Namun, ketika Yesus mengatakan: “Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapa pun ... .” (Mrk 1:44), justru dia semakin bersaksi. Dia tidak mampu memendam sukacitanya. Dia tetap memberitakan kebaikan Tuhan. "Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana.." (Mrk 1:45).
Disekitar kita sesungguhnya banyak orang yang membutuhkan uluran dan jamahan seperti orang kusta. Di sekitar kita ada banyak orang yang terbeban, disingkirkan dan dikucilkan. Untuk itu, marilah menjadi aliran berkat bagi mereka. Kita memupuk semangat belaskasihan dan menjadi pembawa pembebasan.
Selain itu, marilah senantiasa menyadari berkat dan kebaikan Allah yang dialirkan dalam hidup kita. Kita percaya bahwa mukjizat itu sungguh nyata. Untuk itu, kita menanamkan iman kepercayaan yang mendalam kepada Tuhan. Kita juga belajar untuk mensyukuri dan bersaksi tentang kebaikan Tuhan.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin ππ
BalasHapusAmin..ππ
BalasHapusAminπ
BalasHapusAmin. Terima kasih
BalasHapus