Mampukah kita mengasihi?
OASIS SABDA 06 Jan 2022
Bacaan I: 1Yoh 4:19-5:4
Mazmur Tanggapan: Mzm 72:2.14.15bc.17
Bait Pengantar Injil: Luk 4:18-19
Bacaan Injil: Luk 4:14-22a
Mengasihi merupakan keutamaan Kristiani yang mesti dipupuk dan kembangkan secara terus menerus. Kasih mesti dirawat agar semakin subur dan bertumbuh hingga membuahkan buah berlimpah.
Dalam bacaan Pertama, Santo Yohanes menegaskan bahwa kasih itu mengalir dari Allah Bapa. Dia yang lebih dulu mengasihi kita. Maka, kita yang percaya kepada-Nya mesti hidup dalam kasih itu.
"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." (1Yoh 4:19-20).
Jadi orang yang mengasihi Allah dengan benar tentu akan mengasihi sesamanya dengan tulus. "Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." (1Yoh 4:21). Untuk itu, tidaklah benar ketika orang mengatakan dirinya mengasihi Allah, dekat dengan Allah, namun hidupnya jauh dari kasih pada sesama.
Di dalam lingkup hidup kita hadir begitu banyak orang dengan beraneka ragam karakter, sifat, keinginan dll. Kita berada dalam sebuah komunitas yang memiliki aneka ragam keunikan. Tidak jarang kita berhadapan dengan orang-orang yang menyebalkan. Kita berhadapan dengan orang-orang yang tidak sepaham. Kita berhadapan dengan orang-orang yang menyakitkan.
Dalam situasi dan kondisi seperti itu kita ditantang untuk hidup dalam kasih. Kita dipanggil untuk mengasihi siapapun tanpa pandang bulu. Kita mengasihi dengan sepenuh hati.
Marilah memupuk kasih dalam diri kita. Biarkan dia bertumbuh dan berkembang. Jangan biarkan segala bentuk emosi dalam diri kita menghimpit dan mematikan benih kasih itu.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 1Yoh 4:19-5:4
Mazmur Tanggapan: Mzm 72:2.14.15bc.17
Bait Pengantar Injil: Luk 4:18-19
Bacaan Injil: Luk 4:14-22a
Mengasihi merupakan keutamaan Kristiani yang mesti dipupuk dan kembangkan secara terus menerus. Kasih mesti dirawat agar semakin subur dan bertumbuh hingga membuahkan buah berlimpah.
Dalam bacaan Pertama, Santo Yohanes menegaskan bahwa kasih itu mengalir dari Allah Bapa. Dia yang lebih dulu mengasihi kita. Maka, kita yang percaya kepada-Nya mesti hidup dalam kasih itu.
"Kita mengasihi, karena Allah lebih dahulu mengasihi kita. Jikalau seorang berkata: “Aku mengasihi Allah,” dan ia membenci saudaranya, maka ia adalah pendusta, karena barangsiapa tidak mengasihi saudaranya yang dilihatnya, tidak mungkin mengasihi Allah, yang tidak dilihatnya." (1Yoh 4:19-20).
Jadi orang yang mengasihi Allah dengan benar tentu akan mengasihi sesamanya dengan tulus. "Barangsiapa mengasihi Allah, ia harus juga mengasihi saudaranya." (1Yoh 4:21). Untuk itu, tidaklah benar ketika orang mengatakan dirinya mengasihi Allah, dekat dengan Allah, namun hidupnya jauh dari kasih pada sesama.
Di dalam lingkup hidup kita hadir begitu banyak orang dengan beraneka ragam karakter, sifat, keinginan dll. Kita berada dalam sebuah komunitas yang memiliki aneka ragam keunikan. Tidak jarang kita berhadapan dengan orang-orang yang menyebalkan. Kita berhadapan dengan orang-orang yang tidak sepaham. Kita berhadapan dengan orang-orang yang menyakitkan.
Dalam situasi dan kondisi seperti itu kita ditantang untuk hidup dalam kasih. Kita dipanggil untuk mengasihi siapapun tanpa pandang bulu. Kita mengasihi dengan sepenuh hati.
Marilah memupuk kasih dalam diri kita. Biarkan dia bertumbuh dan berkembang. Jangan biarkan segala bentuk emosi dalam diri kita menghimpit dan mematikan benih kasih itu.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin..ππ
BalasHapusAmin ππ
BalasHapusAminπ
BalasHapus