Mengajar Dengan Penuh Kuasa
OASIS SABDA 11 Jan 2022
Bacaan I: 1Sam 1:9-20
Mazmur Tanggapan: 1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd
Bait Pengantar Injil: 1Tes 2:13
Bacaan Injil: Mrk 1:21b-28
Mewartakan Sabda sesungguhnya tidak hanya berdasarkan dan mengandalkan kecerdasan intelektual serta kemampuan retorika belaka. Kuasa mengajar adalah kuasa yang mengalir dari Allah. Maka, mewartakan Sabda mesti dirajut dalam ikatan yang erat dengan Allah melalui doa.
Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan bahwa banyak orang terkagum-kagum dengan pengajaran Yesus. Dia mengajar dengan penuh kuasa. pengajaran-Nya tidak sebatas pada kefasihan dan keindahan retorika. Namun, pengajaran-Nya disertai dengan relasi mendalam dengan Bapa-Nya sehingga sungguh mennyelamatkan. "Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat." (Mrk 1:22).
Hal itu terbukti ketika Ia membebaskan seorang yang kerasukan roh jahat. “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” (Mrk 1:24). Yesus pun menghardik, “Diam, keluarlah dari padanya!” (Mrk 1:25), dan orang itu pun dibebaskan dari kuasa roh jahat.
Hal ini tentu berbeda dengan para ahli Taurat. Para ahli Taurat sekedar mengajar dengan kemampuan intelektual serta retorikanya belaka. Apa yang diajarkannya pun tidak dihayati dan membawa pembebasan.
Guru yang baik tidak hanya sekedar mengajar tetapi memberi teladan. Oleh karena itu, marilah kita menjadi pewarta-pewarta Injil yang sungguh mampu memberi keteladanan. Kita senantiasa bertekun dalam doa dan kebajikan! Kita juga selalu berserah diri pada kuasa dan tuntunan Roh Kudus.
Semoga kita selalu menjadi teladan hidup dan pembawa pembebasan.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 1Sam 1:9-20
Mazmur Tanggapan: 1Sam 2:1.4-5.6-7.8abcd
Bait Pengantar Injil: 1Tes 2:13
Bacaan Injil: Mrk 1:21b-28
Mewartakan Sabda sesungguhnya tidak hanya berdasarkan dan mengandalkan kecerdasan intelektual serta kemampuan retorika belaka. Kuasa mengajar adalah kuasa yang mengalir dari Allah. Maka, mewartakan Sabda mesti dirajut dalam ikatan yang erat dengan Allah melalui doa.
Dalam bacaan Injil hari ini dikisahkan bahwa banyak orang terkagum-kagum dengan pengajaran Yesus. Dia mengajar dengan penuh kuasa. pengajaran-Nya tidak sebatas pada kefasihan dan keindahan retorika. Namun, pengajaran-Nya disertai dengan relasi mendalam dengan Bapa-Nya sehingga sungguh mennyelamatkan. "Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat." (Mrk 1:22).
Hal itu terbukti ketika Ia membebaskan seorang yang kerasukan roh jahat. “Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah.” (Mrk 1:24). Yesus pun menghardik, “Diam, keluarlah dari padanya!” (Mrk 1:25), dan orang itu pun dibebaskan dari kuasa roh jahat.
Hal ini tentu berbeda dengan para ahli Taurat. Para ahli Taurat sekedar mengajar dengan kemampuan intelektual serta retorikanya belaka. Apa yang diajarkannya pun tidak dihayati dan membawa pembebasan.
Guru yang baik tidak hanya sekedar mengajar tetapi memberi teladan. Oleh karena itu, marilah kita menjadi pewarta-pewarta Injil yang sungguh mampu memberi keteladanan. Kita senantiasa bertekun dalam doa dan kebajikan! Kita juga selalu berserah diri pada kuasa dan tuntunan Roh Kudus.
Semoga kita selalu menjadi teladan hidup dan pembawa pembebasan.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin 🙏
BalasHapus