Belajar Rendah Hati
OASIS SABDA 13 Sep 2021
PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan I: 1Tim 2:1-8
Mazmur Tanggapan: Mzm 28:2.7.8-9
Bait Pengantar Injil: Yoh 3:16
Bacaan Injil: Luk 7:1-10
Dalam bacaan Injil, kita diajak untuk belajar dan meneladan iman seorang perwira yang hambanya sedang sakit. Seorang perwira yang memiliki iman mendalam. Seorang perwira yang sungguh rendah hati.
Sebagai seorang perwira tentu dia sebagai orang yang terpandang. Seorang yang memiliki dihormati, disegani dan didengarkan. Tetapi, dia tidak menempatkan kedudukan dan jabatan sebagai sarana untuk meninggikan diri.
Di hadapan Yesus, perwira itu sangat merendahkan diri. Dia sungguh menempatkan diri sebagai seorang hamba yang sangat tidak layak untuk menerima Yesus di rumahnya. “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." (Luk 7:6-7).
Sikap hidup seorang perwira itu mengingatkan kita bahwa jabatan, pangkat, kedudukan, kekayaan tidaklah harus membuat kita sombong. Hal itu bukan sarana untuk meninggikan diri. Justru, semakin kita diberi berkat, kepercayaan dan tanggung jawab, kita harus semakin rendah hati.
Kita mesti menyadari bahwa semua hal baik yang kita terima merupakan anugerah Allah. Semuanya adalah pemberian Tuhan. Tuhan selalu campur tangan dalam hidup kita. Tanpa campur tangan dan kasih-Nya, kita tidak memiliki apa-apa.
Oleh karena itu, marilah semakin belajar menjadi orang yang rendah hati. Di hadapan Allah kita semua tidak layak dan pantas! Kita semakin merendahkan diri dan menyerahkan dengan penuh iman segala pergumulan hidup kita.
Kita juga belajar menjadi pribadi yang penuh syukur dan peduli dengan sesama. Kita belajar menjadi orang yang mau memberi perhatian dengan tulus pada orang-orang lemah.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
PW S. Yohanes Krisostomus, Uskup dan Pujangga Gereja
Bacaan I: 1Tim 2:1-8
Mazmur Tanggapan: Mzm 28:2.7.8-9
Bait Pengantar Injil: Yoh 3:16
Bacaan Injil: Luk 7:1-10
Dalam bacaan Injil, kita diajak untuk belajar dan meneladan iman seorang perwira yang hambanya sedang sakit. Seorang perwira yang memiliki iman mendalam. Seorang perwira yang sungguh rendah hati.
Sebagai seorang perwira tentu dia sebagai orang yang terpandang. Seorang yang memiliki dihormati, disegani dan didengarkan. Tetapi, dia tidak menempatkan kedudukan dan jabatan sebagai sarana untuk meninggikan diri.
Di hadapan Yesus, perwira itu sangat merendahkan diri. Dia sungguh menempatkan diri sebagai seorang hamba yang sangat tidak layak untuk menerima Yesus di rumahnya. “Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku; sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh." (Luk 7:6-7).
Sikap hidup seorang perwira itu mengingatkan kita bahwa jabatan, pangkat, kedudukan, kekayaan tidaklah harus membuat kita sombong. Hal itu bukan sarana untuk meninggikan diri. Justru, semakin kita diberi berkat, kepercayaan dan tanggung jawab, kita harus semakin rendah hati.
Kita mesti menyadari bahwa semua hal baik yang kita terima merupakan anugerah Allah. Semuanya adalah pemberian Tuhan. Tuhan selalu campur tangan dalam hidup kita. Tanpa campur tangan dan kasih-Nya, kita tidak memiliki apa-apa.
Oleh karena itu, marilah semakin belajar menjadi orang yang rendah hati. Di hadapan Allah kita semua tidak layak dan pantas! Kita semakin merendahkan diri dan menyerahkan dengan penuh iman segala pergumulan hidup kita.
Kita juga belajar menjadi pribadi yang penuh syukur dan peduli dengan sesama. Kita belajar menjadi orang yang mau memberi perhatian dengan tulus pada orang-orang lemah.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin๐๐
BalasHapusMakasih Romo
BalasHapusAmin Romo. Salve
BalasHapusAmin..
BalasHapusGB ❤️
BalasHapusAmin....trimakasih romo....berkah dalem
BalasHapus