Berlomba Menjadi Yang Terbesar
OASIS SABDA 19 Sep 2021
Minggu Pekan Biasa XXV
Bacaan I: Keb 2:12.17-20
Mazmur Tanggapan: Mzm 54:3-4.5.6.8
Bacaan II: Yak 3:16 - 4:3
Bait Pengantar Injil: 2Tes 2:14
Bacaan Injil: Mrk 9:30-37
Kecenderungan kita sebagai manusia pasti selalu mengejar dan ingin menjadi yang terbesar. Dan yang terbesar itu lebih banyak diukur dengan materi, jabatan, kedudukan, dan lain sebagainya. Sehingga mimpi menjadi yang terbesar identik dengan mimpi menjadi orang terhormat, disegani, dilayani, dan jauh dari penderitaan.
Yesus, dalam Injil hari ini, mengajak kita juga untuk menjadi yang terbesar. Dan inilah sebenarnya orientasi dari kesatuan kita dengan Kristus. Menjadi yang terbesar dalam Tuhan!
Namun, standar kebesaran Yesus berbeda dengan apa yang sering kita pikirkan. Yesus memberi ukuran kebesaran kita adalah menjadi hamba dan pelayan. “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Mrk 9:35).
Yesus memberi arti lebih mendalam tentang hidup sebagai orang besar atau juga sebagai pemimpin. Menjadi pemimpin atau orang besar tiada lain untuk merendahkan diri dan menjadi orang kecil, mau menderita dan melayani sesama.
Yesus sendiri telah memberi teladan tentang hal itu. Yesus adalah orang besar! Namun kebesaran-Nya semakin terpancar tatkala Ia merendahkan diri. Yesus sungguh menghayati spiritualitas jalan turun. Dia yang besar turun ke tempat yang rendah untuk meninggikan yang rendah. Dia sungguh telah merendahkan diri serendah-rendahnya. Dia menjadi orang kecil. Dia mau mengorbankan diri. Dia rela melayani dengan sepenuh hati.
Semangat menjadi orang besar versi Yesus akan membawa orang pada semangat persekutuan dan damai. Orang akan saling menghargai dan merangkul sebagai saudara. Orang akan semakin saling membuka diri dan menerima satu sama lain karena kasih. Orang akan saling menghargai martabat sesama dan saling mengakui. Orang senantiasa memancarkan kebaikan hati.
Sementara, kebesaran versi manusiawi, cenderung diwarnai dengan perpecahan dan perselisihan. Cenderung mengarah pada persaingan dan perseteruan. Cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Dan akhirnya, bermuara pada ketidaksetiaan pada Allah.
Semoga kita berlomba-lomba menjadi yang terbesar versi Yesus. Kita saling merendahkan diri! Kita saling melayani dengan penuh cinta. Kita senantiasa memancarkan kebaikan hati!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Minggu Pekan Biasa XXV
Bacaan I: Keb 2:12.17-20
Mazmur Tanggapan: Mzm 54:3-4.5.6.8
Bacaan II: Yak 3:16 - 4:3
Bait Pengantar Injil: 2Tes 2:14
Bacaan Injil: Mrk 9:30-37
Kecenderungan kita sebagai manusia pasti selalu mengejar dan ingin menjadi yang terbesar. Dan yang terbesar itu lebih banyak diukur dengan materi, jabatan, kedudukan, dan lain sebagainya. Sehingga mimpi menjadi yang terbesar identik dengan mimpi menjadi orang terhormat, disegani, dilayani, dan jauh dari penderitaan.
Yesus, dalam Injil hari ini, mengajak kita juga untuk menjadi yang terbesar. Dan inilah sebenarnya orientasi dari kesatuan kita dengan Kristus. Menjadi yang terbesar dalam Tuhan!
Namun, standar kebesaran Yesus berbeda dengan apa yang sering kita pikirkan. Yesus memberi ukuran kebesaran kita adalah menjadi hamba dan pelayan. “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.” (Mrk 9:35).
Yesus memberi arti lebih mendalam tentang hidup sebagai orang besar atau juga sebagai pemimpin. Menjadi pemimpin atau orang besar tiada lain untuk merendahkan diri dan menjadi orang kecil, mau menderita dan melayani sesama.
Yesus sendiri telah memberi teladan tentang hal itu. Yesus adalah orang besar! Namun kebesaran-Nya semakin terpancar tatkala Ia merendahkan diri. Yesus sungguh menghayati spiritualitas jalan turun. Dia yang besar turun ke tempat yang rendah untuk meninggikan yang rendah. Dia sungguh telah merendahkan diri serendah-rendahnya. Dia menjadi orang kecil. Dia mau mengorbankan diri. Dia rela melayani dengan sepenuh hati.
Semangat menjadi orang besar versi Yesus akan membawa orang pada semangat persekutuan dan damai. Orang akan saling menghargai dan merangkul sebagai saudara. Orang akan semakin saling membuka diri dan menerima satu sama lain karena kasih. Orang akan saling menghargai martabat sesama dan saling mengakui. Orang senantiasa memancarkan kebaikan hati.
Sementara, kebesaran versi manusiawi, cenderung diwarnai dengan perpecahan dan perselisihan. Cenderung mengarah pada persaingan dan perseteruan. Cenderung mengabaikan nilai-nilai kemanusiaan. Dan akhirnya, bermuara pada ketidaksetiaan pada Allah.
Semoga kita berlomba-lomba menjadi yang terbesar versi Yesus. Kita saling merendahkan diri! Kita saling melayani dengan penuh cinta. Kita senantiasa memancarkan kebaikan hati!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin๐๐ selalu dalam lindunganx
BalasHapusAmin Romo๐
BalasHapusAmin
BalasHapusAmin. Tuhan memberkati.
BalasHapus