Berani Memikul Salib

OASIS SABDA 12 Sep 2021
Bacaan I: Yes 50:5-9a
Mazmur Tanggapan: Mzm 116:1-2.3-4.5-6.8-9
Bacaan II: Yak 2:14-18
Bait Pengantar Injil: Gal 6:14
Bacaan Injil: Mrk 8:27-35
Dalam bacaan Injil hari ini, Petrus mengungkapkan pengakuannya tentang siapa Yesus sesungguhnya. Dia adalah Mesias yang datang dari Allah. Dan apa yang diungkapkannya adalah benar adanya! Yesus memang seorang Mesias yang datang untuk membawa pembebasan bagi umat manusia.

Namun, konsep Mesias Petrus berbeda dengan konsep Mesias Yesus. Petrus memiliki pandangan bahwa Mesias adalah raja dengan segala keagungan dan kekuasaan. Mesias adalah seorang yang datang penuh dengan kemegahan. Mesias adalah seorang yang berbahagia karena dilayani! Dan secara politis, mesias adalah dia yang datang untuk membebaskan mereka dari penjajahan dan menjadikan bangsa mereka merdeka.

Sementara Yesus memberikan gambaran tentang Mesias dengan paradigma yang berbeda. Bagi Yesus, Mesias adalah Dia yang harus menanggung segala penderitaan. Mesias adalah Dia yang akan ditolak dan disingkirkan. Mesias adalah Dia yang akan ditangkap dan dibunuh. Dan diri-Nya sebagai Mesias akan mengalami penderitaan, penganiayaan, dan dibunuh!

"Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari." (Mrk 8:31).

Tentu gambara Mesias versi Yesus ini membuat tidak nyaman seorang Petrus. Maka dia pun merajuk dan membujuk Yesus agar tidak mengalami itu.

Sekali lagi, Yesus memurnikan Petrus dengan menggunakan kata-kata yang keras dan pedas: “Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia.” (Mrk 8:33).

Injil hari ini mengingatkan kita untuk menyadari konsekuensi kita sebagai para pengikut Kristus. Menjadi pengikut Kristus berarti rela untuk memikul salib. “Setiap orang yang mau mengikut Aku, ia harus menyangkal dirinya, memikul salibnya dan mengikut Aku." (Mrk 8:34).

Kesejatian kekristenan kita adalah kerelaan dan keberanian untuk berkurban. Kita berani menghadapi setiap tantangan dan penderitaan yang disebabkan oleh iman. Kita setia dan tekun dalam hidup sebagai orang beriman yang unggul.

Marilah kita tetap setia dan tekun hidup dalam kesatuan dengan Kristus. Walaupun terkadang berhadapan dengan kesulitan, kita tidak perlu mundur. Kita percaya, berjalan salib bersama Dia akan menuai kemuliaan.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani