Menumbuhkan Kerinduan Pada Allah

OASIS SABDA 23 Sep 2021
PW S. Padre Pio dari Pietrelcina, Imam
Bacaan I: Hag 1:1-8
Mazmur Tanggapan: Mzm 149:1-2.3-4.5-6a.9b
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:6
Bacaan Injil: Luk 9:7-9
Sebagai pengikut Kristus yang sejati kita mesti selalu menumbuh kerinduan yang mendalam kepada Allah. Kita senantiasa memupuk semangat untuk semakin bersatu dan memahami segala ajaran-Nya. Sebab dalam kesatuan yang intim dengan Allah mengalir belas kasih, kebijaksanaan, damai dan sukacita yang sangat kita butuhkan.

Bacaan Injil hari ini, menceritakan tentang kecemasan seorang Raja Herodes ketika mendengar cerita tentang kehebatan Yesus. Kecemasan itu berkembang menjadi ketakutan tatkala ada yang mengatakan bahwa Dia adalah Yohanes Pembaptis yang sudah bangkit. "Herodes, raja wilayah, mendengar segala yang terjadi itu dan ia pun merasa cemas, sebab ada orang yang mengatakan, bahwa Yohanes telah bangkit dari antara orang mati." (Luk 9:7).

Memang di bagian akhir Injil hari ini dituliskan tentang keinginan Herodes untuk bertemu dengan Yesus. "Ia berusaha supaya dapat bertemu dengan Yesus." (Luk 9:9). Namun keinginan itu hanya tinggal sebuah keinginan. Keinginannya tidak disertai dengan kemauan yang kokoh. Dia hanya mau mendengar tentang Dia dari jauh. Dan hal itu tidak pernah membuahkan perubahan dalam dirinya.

Keinginan Herodes, jika kita bandingkan dengan Zakeus, cukup berbeda. Zakeus memiliki kerinduan untuk melihat Yesus. Kerinduannya didukung dengan usaha keras yang diwujudnyatakan dengan memanjat pohon untuk memandang Dia. Dan kerinduan itu akhirnya menghasilkan buah pertobatan yang disertai dengan pembaharuan diri. Dia disapa dengan kasih oleh Yesus. Bahkan Yesus mau tinggal dan makan di rumahnya.

Sebagai orang Kristiani, kita mesti menumbuhkan kerinduan yang mendalam untuk bersatu dengan Kristus. Kerinduan yang memacu kita untuk bergerak dengan tekun dan setia membangun relasi intim dengan-Nya. Kerinduan yang memupuk semangat untuk berjumpa dengan-Nya.

Santo Padre Pio mengungkapkan kerinduannya pada Tuhan dalam hidup doa yang mendalam. Dia pernah mengatakan, "Dalam Kitab-kitab kita mencari Tuhan, dan dalam doa kita menemukan-Nya. Doa adalah kunci yang membuka hati Tuhan". Iman yang mendalam telah membimbing Padre Pio untuk menerima kehendak Allah yang misterius.

Kerinduan mendalam akan mendorong kita untuk selalu bersatu dengan Kristus dalam Ekaristi. Santo Padre Pio sungguh merindukan saat-saat bersatu dengan Kristus  yang tersalib dalam Ekaristi. Dia dikaruniai dengan stigmata yang mengagumkan. 

Dalam Ekaristi, dia menegaskan bahwa "pertama, kita menyampaikan kepada Tuhan penghormatan dan ketaatan yang memang sudah sepatutnya. Hal itu dapat dilakukan tanpa Ia berbicara kepada kita dan tanpa kita berbicara kepada-Nya, sebab kewajiban ini dapat ditunaikan dengan mengakui Dia sebagai Tuhan kita, dan mengenali diri sebagai makhluk ciptaan-Nya yang hina dina, yang secara rohani rebah dihadapan-Nya menanti perintah-perintah-Nya. Kedua, menghaturkan diri di hadapan Allah sementara berdoa adalah untuk berbicara pada Dia dan mendengarkan suara-Nya lewat inspirasi dan pencerahan batin ... Apabila kalian berdoa di hadirat Tuhan, hadapilah kebenaran, berbicaralah jika kalian dapat, dan jika kalian tidak dapat mengatakannya, berdiam diri sajalah, biarlah dirimu dilihat oleh-Nya dan jangan khawatir lagi mengenainya..".

Semoga kita terus memupuk kerinduan dan berjuang disertai penyerahan diri pada bimbingan Roh Kudus untuk bersatu lebih intim dengan-Nya.

Tuhan memberkati dan Ave Maria!






Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani