Belaskasih Tak Terbatas

OASIS SABDA 21 Sep 20221
Pesta Santo Matius Rasul
Bacaan I: Ef 4:1-7.11-13
Mazmur Tanggapan: Mzm 19:2-3.4-5
Bacaan Injil: Mat 9:9-13
Belas kasih dan kerahiman Allah kepada manusia yang berdosa tak terbatas. Dia selalu mencari dan menyapa dengan penuh cinta setiap orang yang telah menjauhkan diri dari-Nya. Dia selalu membuka tangan dan mengampuni orang-orang berdosa yang sungguh mau bertobat.

Bacaan Injil hari ini menegaskan tentang disposisi batin Yesus terhadap orang-orang berdosa melalui peristiwa perjumpaan dengan Matius si pemungut cukai. Menurut pandangan orang pada waktu itu, pemungut cukai identik sebagai pendosa. Mereka dianggap pengkhianat bangsa yang memeras rakyat sendiri demi penjajah dan meraup keuntungan diri sendiri. Mereka disamakan dengan orang yang mengidap penyakit kusta! Sehingga, mereka ditolak, diasingkan, bahkan dikucilkan.

Namun, Yesus mau menyapa Matius si pemungut cukai dengan kasih. Bahkan dia dianugerahi panggil istimewa untuk mengikuti-Nya. "Setelah Yesus pergi dari situ, Ia melihat seorang yang bernama Matius duduk di rumah cukai, lalu Ia berkata kepadanya: 'Ikutlah Aku' Maka berdirilah Matius lalu mengikut Dia." (Mat 9:9).

Hal itu mau menunjukkan sikap batin Yesus terhadap pendosa. "Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit ... Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.” (Mat 9:12-13).

Yesus tidak menyingkirkan dan mengasingkan orang berdosa. Dia tidak menghindar dan mengabaikannya. Justru sebaliknya, Dia menyapa, merangkul dan mentobatkan mereka dengan penuh kasih.

Matius sungguh mengalaminya. Sapaan kasih-Nya membuahkan pertobatan. Matius meninggalkan pekerjaannya dan menjadi Rasul yang setia. Dia memberikan diri dan menjadi saksi Kristus yang penuh dengan Roh.

Rahmat panggilan Matius menyadarkan akan rahmat panggilan kita. Tuhan Yesus memanggil kita sesuai dengan keadaan kita masing-masing. Ia memanggil kita secara personal, tidak seorangpun bisa mengintervensi rahmat panggilan itu.

Kita dipanggil dalam situasi keberdosaan. Kita dipanggil dari kondisi yang tidak sempurna. Namun, panggilan itu mentransformasi kita menjadi hidup yang penuh rahmat.

Oleh karena itu, marilah selalu membuka hati terhadap panggilan Tuhan. Kita dengan rendah hati menyadari kedosaan, bertobat, memperbaharui diri dan ambil bagian dalam pewartaan Injil.

Tuhan memberkati n Ave Maria!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani