Apakah mesti saling membenci?
OASIS SABDA 16 Des 2021
Bacaan I: Yes 54:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 30:2.4-6.11-12a.13b
Bait Pengantar Injil: Luk 3:4.6
Bacaan Injil: Luk 7:24-30
Mengapa kita harus saling membenci? Saat hati tersakiti memang terasa pedih dan sangat menyakitkan. Tetapi, apakah kita mesti saling membenci? Apakah kita mesti saling menghakimi terus menerus sehingga menghilangkan sepenggal kebahagian dalam hidup ini?
Injil hari ini masih merenungkan perihal kiprah Santo Yohanes Pembaptis. Dia yang datang membawa warta pertobatan. Dia yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Namun sangat disayangkan, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi melihat kiprahnya dengan penuh kebencian. Mereka terus mengamat-amati dengan kacamata hitam legam. Mereka meneropong dengan pandangan negatif.
Kondisi seperti itu tentu sangat memprihatinkan. Sebab, ketika orang berada dalam kondisi seperti itu, yang keluar dari dalam hatinya hanyalah kebencian. Yang keluar dari dalam hatinya adalah penolakan dan rancangan-rancangan jahat. "Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes." (Luk 7:30).
Dalam hidup sehari-hari kita pun sering diperhadapkan dengan persaingan dan perselisihan. Kita diperhadapkan dengan rasa sakit. Tetapi, sebagai pengikut Kristus, marilah belajar untuk saling mengampuni. Kita belajar untuk melihat sisi positif dari setiap manusia yang lemah.
Kita percaya bahwa Allah senantiasa menganugerahkan kebaikan dalam diri setiap orang. Saat Anda bisa memandang kebaikan dalam diri sesama, maka sesungguhnya Anda sedang memandang kasih karunia Allah. Anda akan lebih terbuka pada rahmat Allah dan mengalirkannya bagi banyak orang! Anda akan semakin mengasihi dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Semoga kita semakin teguh dalam iman!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Yes 54:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 30:2.4-6.11-12a.13b
Bait Pengantar Injil: Luk 3:4.6
Bacaan Injil: Luk 7:24-30
Mengapa kita harus saling membenci? Saat hati tersakiti memang terasa pedih dan sangat menyakitkan. Tetapi, apakah kita mesti saling membenci? Apakah kita mesti saling menghakimi terus menerus sehingga menghilangkan sepenggal kebahagian dalam hidup ini?
Injil hari ini masih merenungkan perihal kiprah Santo Yohanes Pembaptis. Dia yang datang membawa warta pertobatan. Dia yang mempersiapkan jalan bagi Tuhan. Namun sangat disayangkan, para ahli Taurat dan orang-orang Farisi melihat kiprahnya dengan penuh kebencian. Mereka terus mengamat-amati dengan kacamata hitam legam. Mereka meneropong dengan pandangan negatif.
Kondisi seperti itu tentu sangat memprihatinkan. Sebab, ketika orang berada dalam kondisi seperti itu, yang keluar dari dalam hatinya hanyalah kebencian. Yang keluar dari dalam hatinya adalah penolakan dan rancangan-rancangan jahat. "Tetapi orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat menolak maksud Allah terhadap diri mereka, karena mereka tidak mau dibaptis oleh Yohanes." (Luk 7:30).
Dalam hidup sehari-hari kita pun sering diperhadapkan dengan persaingan dan perselisihan. Kita diperhadapkan dengan rasa sakit. Tetapi, sebagai pengikut Kristus, marilah belajar untuk saling mengampuni. Kita belajar untuk melihat sisi positif dari setiap manusia yang lemah.
Kita percaya bahwa Allah senantiasa menganugerahkan kebaikan dalam diri setiap orang. Saat Anda bisa memandang kebaikan dalam diri sesama, maka sesungguhnya Anda sedang memandang kasih karunia Allah. Anda akan lebih terbuka pada rahmat Allah dan mengalirkannya bagi banyak orang! Anda akan semakin mengasihi dan menjadi berkat bagi banyak orang.
Semoga kita semakin teguh dalam iman!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar