Hati Yang Keras
OASIS SABDA 11 Des 2021
Bacaan I: Sir 48:1-4.9-11
Mazmur Tanggapan: Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Bait Pengantar Injil: Luk 3:4.6
Bacaan Injil: Mat 17:10-13
Kekerasan hati seringkali menghalangi kita untuk menerima berkat dari Allah. Orang yang keras hati biasanya sulit untuk menerima perubahan. Perubahan pasti akan ditolak walau itu akan membawa pada kebaikan.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk merenungkan peran Yohanes Pembaptis yang disejajarkan dengan Nabi Elia. Keduanya memiliki peran yang mirip dengan model hidup yang hampir sama.
Nabi Elia berhadapan dengan orang-orang yang keras hatinya. Dia adalah nabi besar yang diutus Allah untuk mewartakan kebenaran. Dia menubuatkan tentang kedatangan Penyelamat. Elia menyerukan agar bangsanya melakukan pertobatan. Namun, Elia ditentang habis-habisan oleh mereka yang tidak mau menerima pembaharuan.
Demikian pula Yohanes. Dia diutus untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan. Dia menyerukan tentang pertobatan. Namun, dia juga ditentang dengan sangat keras, ditangkap, dipenjarakan dan dibunuh.
Elia dan Yohanes Pembaptis adalah nabi besar yang berhadapan dengan orang keras hati. Mereka ditolak oleh orang-orang yang menolak pertobatan. Mereka disingkirkan oleh mereka yang tetap melanggengkan kebebalan hati!
Kekerasan hati seringkali terjadi karena orang sudah merasa nyaman dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi. Mereka sudah terikat dengan hal itu dan menciptakan zona nyamannya sendiri. Sehingga mereka sulit untuk meninggalkannya.
Hal yang sama ketika orang jatuh pada kelekatan dosa. Mereka pun mengalami kesulitan untuk meninggalkan kedosaannya. Mereka tidak mau mendengar kata-kata pertobatan. Mereka bersikap apatis dan tidak mau peduli yang adalah musuh terbesar dari pertobatan.
Oleh karena itu, marilah mohon rahmat Roh Kudus untuk menerangi batin kita agar berani mendengar pewartaan dan pertobatan! Kita mohon agar melembutkan hati yang keras agar bersedia diperbaharui dan dibentuk oleh Allah sendiri.
Sebagaimana Elia dan Yohanes Pembaptis, kita pun diajak untuk senantiasa menyerukan kebenaran dan pertobatan. Kita berjuang untuk melembutkan hati yang keras!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Sir 48:1-4.9-11
Mazmur Tanggapan: Mzm 80:2ac.3b.15-16.18-19
Bait Pengantar Injil: Luk 3:4.6
Bacaan Injil: Mat 17:10-13
Kekerasan hati seringkali menghalangi kita untuk menerima berkat dari Allah. Orang yang keras hati biasanya sulit untuk menerima perubahan. Perubahan pasti akan ditolak walau itu akan membawa pada kebaikan.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengajak kita untuk merenungkan peran Yohanes Pembaptis yang disejajarkan dengan Nabi Elia. Keduanya memiliki peran yang mirip dengan model hidup yang hampir sama.
Nabi Elia berhadapan dengan orang-orang yang keras hatinya. Dia adalah nabi besar yang diutus Allah untuk mewartakan kebenaran. Dia menubuatkan tentang kedatangan Penyelamat. Elia menyerukan agar bangsanya melakukan pertobatan. Namun, Elia ditentang habis-habisan oleh mereka yang tidak mau menerima pembaharuan.
Demikian pula Yohanes. Dia diutus untuk menyiapkan jalan bagi Tuhan. Dia menyerukan tentang pertobatan. Namun, dia juga ditentang dengan sangat keras, ditangkap, dipenjarakan dan dibunuh.
Elia dan Yohanes Pembaptis adalah nabi besar yang berhadapan dengan orang keras hati. Mereka ditolak oleh orang-orang yang menolak pertobatan. Mereka disingkirkan oleh mereka yang tetap melanggengkan kebebalan hati!
Kekerasan hati seringkali terjadi karena orang sudah merasa nyaman dengan kenikmatan-kenikmatan duniawi. Mereka sudah terikat dengan hal itu dan menciptakan zona nyamannya sendiri. Sehingga mereka sulit untuk meninggalkannya.
Hal yang sama ketika orang jatuh pada kelekatan dosa. Mereka pun mengalami kesulitan untuk meninggalkan kedosaannya. Mereka tidak mau mendengar kata-kata pertobatan. Mereka bersikap apatis dan tidak mau peduli yang adalah musuh terbesar dari pertobatan.
Oleh karena itu, marilah mohon rahmat Roh Kudus untuk menerangi batin kita agar berani mendengar pewartaan dan pertobatan! Kita mohon agar melembutkan hati yang keras agar bersedia diperbaharui dan dibentuk oleh Allah sendiri.
Sebagaimana Elia dan Yohanes Pembaptis, kita pun diajak untuk senantiasa menyerukan kebenaran dan pertobatan. Kita berjuang untuk melembutkan hati yang keras!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Aminn๐๐๐❤️
BalasHapusSemoga..amiiiin๐๐
BalasHapusAminn. Tuhan memberkati
BalasHapus