Berpengharapan
OASIS SABDA 30 Agt 2021
Bacaan I: 1Tes 4:13-17
Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1.3-5.11-13
Bait Pengantar Injil: Luk 4:18
Bacaan Injil: Luk 4:16-30
Setiap orang pasti mengalami pengalaman kecewa. Apapun sebabnya kekecewaan selalu membuat hidup kita tidak nyaman. Kebahagiaan kita terganggu. Bahkan, kekecewaan yang mendalam membuat kita seakan putus asa.
Martin Luther King pernah mengatakan, "Kita harus menerima kekecewaan yang terbatas, namun tak boleh kehilangan harapan yang tak terbatas". Kekecewaan itu wajar terjadi dalam hidup kita. Namun, kita tidak boleh kehilangan harapan. Kita tidak boleh dikuasai oleh kekecewaan dan kepedihan sehingga menghilangkan banyak peluang untuk bahagia.
Pengharapan sesungguhnya membuat kita percaya kepada segala kemungkinan akan perbaikan. Pengharapan membuah kita fokus pada hal-hal yang positif. Harapan selalu membuka ruang kehidupan. Sebaliknya, kekecewaan membuat kita fokus pada hal yang negatif. Kekecewaan mematikan dan mematahkan semangat.
Paulus menegaskan dalam bacaan pertama agar kita menjadi orang berpengharapan. "... jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." (1Tes 4:13). Dan pengharapan kita satu-satunya adalah Allah.
Dalam bacaan Injil, orang-orang sekampung dengan Yesus merasa kecewa dan skeptis terhadap-Nya. Kekecewaan dan skeptis mereka karena Yesus anak Yusuf, si tukang kayu. Dampak kekecewaan itu, mereka menolak Yesus.
Orang-orang sekampung dengan-Nya gagal membuka diri dan berpegang pada pengharapan. Mereka sungguh menolak Rahmat Allah. Akibatnya, mereka kehilangan kesempatan untuk menerima hal-hal luar biasa dari Yesus.
Semoga kita semakin memberi ruang pengharapan seluas-luasnya dalam hidup kita. Janganlah kekecewaan dan penderitaan menghancurkan harapan kita. Tetap berharap dan berpikir positif.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 1Tes 4:13-17
Mazmur Tanggapan: Mzm 96:1.3-5.11-13
Bait Pengantar Injil: Luk 4:18
Bacaan Injil: Luk 4:16-30
Setiap orang pasti mengalami pengalaman kecewa. Apapun sebabnya kekecewaan selalu membuat hidup kita tidak nyaman. Kebahagiaan kita terganggu. Bahkan, kekecewaan yang mendalam membuat kita seakan putus asa.
Martin Luther King pernah mengatakan, "Kita harus menerima kekecewaan yang terbatas, namun tak boleh kehilangan harapan yang tak terbatas". Kekecewaan itu wajar terjadi dalam hidup kita. Namun, kita tidak boleh kehilangan harapan. Kita tidak boleh dikuasai oleh kekecewaan dan kepedihan sehingga menghilangkan banyak peluang untuk bahagia.
Pengharapan sesungguhnya membuat kita percaya kepada segala kemungkinan akan perbaikan. Pengharapan membuah kita fokus pada hal-hal yang positif. Harapan selalu membuka ruang kehidupan. Sebaliknya, kekecewaan membuat kita fokus pada hal yang negatif. Kekecewaan mematikan dan mematahkan semangat.
Paulus menegaskan dalam bacaan pertama agar kita menjadi orang berpengharapan. "... jangan berdukacita seperti orang-orang lain yang tidak mempunyai pengharapan." (1Tes 4:13). Dan pengharapan kita satu-satunya adalah Allah.
Dalam bacaan Injil, orang-orang sekampung dengan Yesus merasa kecewa dan skeptis terhadap-Nya. Kekecewaan dan skeptis mereka karena Yesus anak Yusuf, si tukang kayu. Dampak kekecewaan itu, mereka menolak Yesus.
Orang-orang sekampung dengan-Nya gagal membuka diri dan berpegang pada pengharapan. Mereka sungguh menolak Rahmat Allah. Akibatnya, mereka kehilangan kesempatan untuk menerima hal-hal luar biasa dari Yesus.
Semoga kita semakin memberi ruang pengharapan seluas-luasnya dalam hidup kita. Janganlah kekecewaan dan penderitaan menghancurkan harapan kita. Tetap berharap dan berpikir positif.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin๐๐ฅ๐
BalasHapusAmin๐
BalasHapusAmin Romo๐
BalasHapusAmin ๐
BalasHapusAmin Romo..
BalasHapusAmin semuanya. Tuhan memberkati
BalasHapus