Roti Hidup
OASIS SABDA 08 Agt 2021
Minggu Pekan Biasa XIX
Bacaan I: 1Raj 19:4-8
Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
Bacaan II: Ef 4:30-5:2
Bait Pengantar Injil: Yoh 6:51
Bacaan Injil: Yoh 6:41-51
Setiap orang pasti membutuhkan makanan agar bisa bertahan hidup. Berkat makanan yang disantap, orang akan mendapat energi untuk beraktifitas.
Setiap kali orang ditanya, untuk apa Anda bekerja, pada umumnya jawaban yang diberikan adalah untuk makan. Bekerja supaya bisa makan. Bekerja supaya dapat melangsungkan hidup yang fana ini.
Kita bisa merefleksikan daya juang hidup kita saat ini. Kita membanting tulang setiap hari. Kadang hujan maupun panas tidak kita pedulikan. Kadang lelah tidak kita rasakan. Waktu kita manfaatkan untuk bekerja agar dapat melangsungkan hidup yang fana ini.
Namun, apakah kita melakukan hal yang sama untuk jiwa kita. Jiwa kita pun butuh asupan makanan yang bergizi. Jiwa kita membutuhkan suplai makanan yang mampu menghantar ke kehidupan kekal.
Hidup kekal itu ada pada Kristus. Bacaan Injil hari menegaskan bahwa Yesus adalah Roti hidup. "Akulah roti hidup. Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati." (Yoh 6:48,50). Maka, sudahkah kita bekerja keras untuk mendapatkan Kristus itu?
Makanan jasmani sifatnya tak tahan lama. Ketika menyantapnya kita akan cepat lapar lagi. Namun, Yesus sebagai Roti kehidupan menyuguhkan daya yang tak akan habis. Ketika kita menyantap maka kita tidak akan lapar dan haus lagi.
Roti kehidupan menjamin hidup selamanya. Roti yang menghantar pada hidup kekal.
Walau pun demikian, tidak sedikit orang yang mengabaikannya. Orang lebih sibuk dan fokus hanya pada makanan jasmani. Waktu dan tenaga dihabiskan untuk mendapatkan makanan yang tak tahan lama. Sehingga, makanan jiwa terabaikan.
Oleh karena itu, marilah berjuang sekuat tenaga untuk senantiasa memperoleh roti kehidupan. Kita berjuang agar jiwa kita mendapatkan suplai makanan yang bergizi.
Dalam perjuangan itu dibutuhkan keterbukaan hati. Dibutuhkan keyakinan! Dibutuhkan iman yang mendalam.
Percayalah, Yesus senantiasa menawarkan Roti Kehidupan itu. Beranikah kita datang kepada-Nya, merasakan-Nya dan mebjadikan-Nya sebagai bagian dari hidup kita?
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Minggu Pekan Biasa XIX
Bacaan I: 1Raj 19:4-8
Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9
Bacaan II: Ef 4:30-5:2
Bait Pengantar Injil: Yoh 6:51
Bacaan Injil: Yoh 6:41-51
Setiap orang pasti membutuhkan makanan agar bisa bertahan hidup. Berkat makanan yang disantap, orang akan mendapat energi untuk beraktifitas.
Setiap kali orang ditanya, untuk apa Anda bekerja, pada umumnya jawaban yang diberikan adalah untuk makan. Bekerja supaya bisa makan. Bekerja supaya dapat melangsungkan hidup yang fana ini.
Kita bisa merefleksikan daya juang hidup kita saat ini. Kita membanting tulang setiap hari. Kadang hujan maupun panas tidak kita pedulikan. Kadang lelah tidak kita rasakan. Waktu kita manfaatkan untuk bekerja agar dapat melangsungkan hidup yang fana ini.
Namun, apakah kita melakukan hal yang sama untuk jiwa kita. Jiwa kita pun butuh asupan makanan yang bergizi. Jiwa kita membutuhkan suplai makanan yang mampu menghantar ke kehidupan kekal.
Hidup kekal itu ada pada Kristus. Bacaan Injil hari menegaskan bahwa Yesus adalah Roti hidup. "Akulah roti hidup. Barangsiapa makan dari padanya, ia tidak akan mati." (Yoh 6:48,50). Maka, sudahkah kita bekerja keras untuk mendapatkan Kristus itu?
Makanan jasmani sifatnya tak tahan lama. Ketika menyantapnya kita akan cepat lapar lagi. Namun, Yesus sebagai Roti kehidupan menyuguhkan daya yang tak akan habis. Ketika kita menyantap maka kita tidak akan lapar dan haus lagi.
Roti kehidupan menjamin hidup selamanya. Roti yang menghantar pada hidup kekal.
Walau pun demikian, tidak sedikit orang yang mengabaikannya. Orang lebih sibuk dan fokus hanya pada makanan jasmani. Waktu dan tenaga dihabiskan untuk mendapatkan makanan yang tak tahan lama. Sehingga, makanan jiwa terabaikan.
Oleh karena itu, marilah berjuang sekuat tenaga untuk senantiasa memperoleh roti kehidupan. Kita berjuang agar jiwa kita mendapatkan suplai makanan yang bergizi.
Dalam perjuangan itu dibutuhkan keterbukaan hati. Dibutuhkan keyakinan! Dibutuhkan iman yang mendalam.
Percayalah, Yesus senantiasa menawarkan Roti Kehidupan itu. Beranikah kita datang kepada-Nya, merasakan-Nya dan mebjadikan-Nya sebagai bagian dari hidup kita?
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin🙏
BalasHapusAmen..
BalasHapus