Ada Untuk Mengasihi

OASIS SABDA 31 Okt 2021
Bacaan I: Ul 6:2-6
Mazmur Tanggapan: Mzm 18:2-3a.3bc-4.47.51ab
Bacaan II: Ibr 7:23-28
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23
Bacaan Injil: Mrk 12:28b-34
Salah satu keutamaan Kristiani adalah hidup dalam kasih. Sebagai pengikut Kristus, kita harus memiliki sikap yang didasari oleh kasih. Kasih kepada Allah dan kasih kepada sesama.

Dalam bacaan Injil, Yesus disodori dengan sebuah pertanyaan tentang hukum yang paling utama dari seorang ahli Taurat. “Hukum manakah yang paling utama?” (Mrk 12:28). Seperti dia bingung dengan begitu banyaknya aturan dalam hukum Taurat. Dalam hukum Taurat itu ada 613 perintah. 248 perintah bernada positif "Kamu harus...". Dan 365 perintah bernada negatif "Kamu jangan...". Sepertinya mereka pusing melihat banyaknya hukum yang ada. Untuk itu mereka bertanya pada Yesus mana hukum yang paling utama.

Terhadap pertanyaan itu Yesus mengutip apa yang telah tertulis dalam Dekalog: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. Tidak ada hukum lain yang lebih utama dari pada kedua hukum ini.” (Mrk 12:30-31).

Yesus merangkum seluruh yang tertulis dalam hukum Taurat dengan kata kunci kasih. Dia menekankan tindakan mengasihi sebagai hukum yang utama. Tentu dasarnya adalah Allah yang adalah kasih! Maka setiap orang yang beriman pada Allah ia harus hidup dalam kasih.

Kasih Allah sungguh nyata! Allah telah menunjukkan kasih-Nya dengan menciptakan dunia dan segala isinya. kasih-Nya itu juga sangat nyata dalam karya keselamatan yang memuncak dalam diri Yesus Putera-Nya. Allah sungguh mencurahkan kasih-Nya secara total.

Mengasihi Allah dan manusia ibarat dua sisi keping uang yang tak terpisahkan. Relasi kasih dengan Allah harus terwujud dalam kasih dengan sesama. Demikian pula, mengasihi sesama harus bersumber pada kasih kepada Allah yang sejati.

Hukum kasih itu juga mengingatkan bahwa kualitas keberimanan kita sesungguhnya diukur sejauhmana kita mewujudnyatakan hidup dalam kasih. Mother Teresa pernah berkata demikian: "Bagaimana kita bisa bilang mengasihi Tuhan yang tidak tampak, sedangkan kita tidak mampu mengasihi manusia yang kelihatan ada di sekitar kita?".

Iman pada Allah harus sungguh terwujud dalam kasih kepada sesama. Santo Yosephus Cofasso menulis: "Kita dilahirkan untuk mengasihi, kita hidup untuk mengasihi, dan kita akan mati untuk mengasihi lebih banyak lagi". Kasih harus sungguh mendarah daging dalam hidup kita.

Marilah menyalakan api cinta kasih di dalam hati kita. Kita sungguh mengasihi Allah dengan sepenuh hati dan mengasihi sesama dengan tulus!

Tuhan memberkati dan Ave Maria!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani