Menjaga Kekudusan Bait Allah

OASIS SABDA 09 Nov 2021
Pesta Pemberkatan Gereja Basilika Lateran
Bacaan I: Yeh 47:1-2.8-9.12
Mazmur Tanggapan: Mzm 46:2-3.5-6.8-9
Bacaan II: 1Kor 3:9b-11.16-17
Bait Pengantar Injil: 2Taw 7:16
Bacaan Injil: Yoh 2:13-22
Hari ini kita merayakan pesta pemberkatan Gereja Basilika Lateran. Basilik ini didirikan oleh Kaisar Konstantinus Agung, Putera Santa Helena, pada tahun 324. Basilik ini pula adalah Basilik pertama dalam Gereja Katolik yang melambangkan kemerdekaan dan perdamaian sesudah tiga abad pertama mereka berada dalam penganiayaan dan ketidakbebasan oleh kaisar-kaisar Romawi yang kafir.

Dalam sejarah gereja ditegaskan bahwa sesudah Kaisar Konstantinus bertobat dan mengumumkan edik Milano pada tahun 303 yang berisi kebebasan dalam menjalankan ibadah, Gereja semakin berkembang. Fokus perhatian Kaisar Konstantinus pada waktu itu adalah pembangunan gereja-gereja yang indah. Dan Basilik pertama yang dibangunnya adalah Basilik Agung Penebus Mahakudus di Lateran. Basilik ini diberkati dalam upacara yang sangat meriah oleh Paus Silvester I (314-335) pada tahun 324.
Perayaan pada hari ini, selain memperingati kemerdekaan dan perdamaian yang dialami Gereja, kita juga mengungkapkan kesatuan kita dengan uskup Roma, yang sekaligus menjabat sebagai Paus. Paus sebagai pemersatu Gereja dalam semangat cinta kasih Kristus.

Sebagai orang Kristiani, kita bangga kalau melihat kemegahan gedung-gedung gereja dengan pelbagai ornamen yang sangat indah. Kita bangga ketika beribadah di tempat itu. Dan secara pribadi, ketika pertama kali saya memasuki Basilika Lateran, memang sangat terkagum-kagum dengan kemegahan dan keindahannya. Saya semakin bangga dengan Gereja Katolik.

Namun, dalam beribadah, pertama-tama bukan soal kita senang dan bangga dengan kemewahan gedung gerejanya, tetapi lebih daripada itu, kita bersyukur dapat berjumpa dengan Pribadi yang menyelamatkan yakni Allah.

Yesus, dalam Injil hari ini, menunjukkan kemarahan-Nya terhadap orang-orang yang tidak menggunakan Bait Allah secara benar. "Dalam Bait Suci didapati-Nya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ." (Yoh 2:14). Yesus sungguh marah karena tempat yang seharusnya digunakan untuk perjumpaan dengan Bapa-Nya malah dimanfaatkan sebagai ladang bisnis.

Dalam situasi itu pula, Dia hendak menegaskan bahwa Bait Suci sebagai kehadiran Allah. Untuk itu Dia menyebut diri-Nya sebagai Bait Allah. “Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali." (Yoh 2:19).

Oleh karena itu, marilah selalu mencintai dan masuk Bait Allah yang sungguh hidup yakni Kristus. Kita terus membangun perjumpaan secara intim di dalam-Nya. Kita juga berjuang agar tidak menyalahgunakan Bait Suci sebagai sarana untuk meraup keuntungan pribadi.

Dan, sebagaimana ditegaskan oleh Paulus bahwa diri kita pun sebagai Bait Allah, kita terus memelihara dan menjaga kekudusan tubuh kita. Kita selalu menjaga kebersihannya dengan tobat dan pembaharuan diri.

Tuhan memberkati dan Ave Maria! 

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani