Tuhan menyapa dan menyelamatkan orang berdosa
OASIS SABDA 16 Nov 2021
Bacaan I: 2Mak 6:18-31
Mazmur Tanggapan: Mzm 3:2-7
Bait Pengantar Injil: 1Yoh 4:10b
Bacaan Injil: Luk 19:1-10
Perjalanan Yesus melintasi kota Yerikho cukup menarik. Dalam Injil dikisahkan, pertama-tama Dia bertemu dengan orang buta yang teriak-teriak meminta belas kasihan. Orang tersebut memiliki iman kepercayaan yang mendalam kepada Yesus. Dan iman itulah yang pada akhirnya membebaskanbl dia dari buta. Ia dilahirkan kembali sebagai orang yang sehat jasmani dan rohani.
Pada peristiwa itu, ternyata ada seorang pula yang kagum dan terpesona dengan tindakan Yesus. Seorang yang kaya raya namun dicap oleh masyarakat umum sebagai pendosa. Sebab, profesinya adalah kepala pemungut cukai. Seorang yang dianggap sebagai koruptor dan pengkhianat bangsa karena menarik uang lebih daripada semestinya dan bekerja pada pemerintah Roma yang notabene penjajah. Semua orang Yahudi tidak mau berteman dengan dia walau dia orang kaya raya. Nama orang itu adalah Zakeus.
Zakeus berbadan pendek! Dia berusaha melihat Yesus dengan memanjat pohon. Dan kasih Yesus mengalir bagi pendosa itu. Yesus menyapa dengan penuh kasih. Yesus menyapa dengan daya pembaharuan! “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk 19:5). Zakeus akhirnya bertobat dan menjadi manusia baru di dalam Kristus. Pertobatan itu dinyatakan dengan sebuah sikap iman yang nyata. “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” (Luk 19:8).
Bacaan Injil hari ini mau mengingatkan kita bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita adalah orang-orang yang sakit dan tidak berdaya. Kita adalah orang-orang berdosa dan membutuhkan aliran kasih pembaharuan.
Kita disadarkan bahwa Yesus sesungguhnya tidak memandang dosa-dosa yang telah kita lakukan ketika kita sungguh mau bertobat dengan Tulus. Maka, tumbuhkanlah kerinduan akan jamahan kasih Yesus. Kita berusaha memandang Dia yang selalu menatap dengan pancaran kasih. Kita berusaha menerima Dia dengan penuh sukacita dalam kediaman batin kita. Dan dalam kesatuan dengan Dia, kita pun dengan penuh kesadaran melakukan pembaharuan diri.
Semoga kita semakin bertumbuh dalam iman dan pembaharuan diri setiap saat!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 2Mak 6:18-31
Mazmur Tanggapan: Mzm 3:2-7
Bait Pengantar Injil: 1Yoh 4:10b
Bacaan Injil: Luk 19:1-10
Perjalanan Yesus melintasi kota Yerikho cukup menarik. Dalam Injil dikisahkan, pertama-tama Dia bertemu dengan orang buta yang teriak-teriak meminta belas kasihan. Orang tersebut memiliki iman kepercayaan yang mendalam kepada Yesus. Dan iman itulah yang pada akhirnya membebaskanbl dia dari buta. Ia dilahirkan kembali sebagai orang yang sehat jasmani dan rohani.
Pada peristiwa itu, ternyata ada seorang pula yang kagum dan terpesona dengan tindakan Yesus. Seorang yang kaya raya namun dicap oleh masyarakat umum sebagai pendosa. Sebab, profesinya adalah kepala pemungut cukai. Seorang yang dianggap sebagai koruptor dan pengkhianat bangsa karena menarik uang lebih daripada semestinya dan bekerja pada pemerintah Roma yang notabene penjajah. Semua orang Yahudi tidak mau berteman dengan dia walau dia orang kaya raya. Nama orang itu adalah Zakeus.
Zakeus berbadan pendek! Dia berusaha melihat Yesus dengan memanjat pohon. Dan kasih Yesus mengalir bagi pendosa itu. Yesus menyapa dengan penuh kasih. Yesus menyapa dengan daya pembaharuan! “Zakheus, segeralah turun, sebab hari ini Aku harus menumpang di rumahmu.” (Luk 19:5). Zakeus akhirnya bertobat dan menjadi manusia baru di dalam Kristus. Pertobatan itu dinyatakan dengan sebuah sikap iman yang nyata. “Tuhan, setengah dari milikku akan kuberikan kepada orang miskin dan sekiranya ada sesuatu yang kuperas dari seseorang akan kukembalikan empat kali lipat.” (Luk 19:8).
Bacaan Injil hari ini mau mengingatkan kita bahwa tidak ada manusia yang sempurna. Kita adalah orang-orang yang sakit dan tidak berdaya. Kita adalah orang-orang berdosa dan membutuhkan aliran kasih pembaharuan.
Kita disadarkan bahwa Yesus sesungguhnya tidak memandang dosa-dosa yang telah kita lakukan ketika kita sungguh mau bertobat dengan Tulus. Maka, tumbuhkanlah kerinduan akan jamahan kasih Yesus. Kita berusaha memandang Dia yang selalu menatap dengan pancaran kasih. Kita berusaha menerima Dia dengan penuh sukacita dalam kediaman batin kita. Dan dalam kesatuan dengan Dia, kita pun dengan penuh kesadaran melakukan pembaharuan diri.
Semoga kita semakin bertumbuh dalam iman dan pembaharuan diri setiap saat!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin ๐๐
BalasHapusAmin๐
BalasHapusAmin
BalasHapusAmiiinnn๐๐
BalasHapusAmin.semoga Tuhan memberkati selalu
BalasHapus