Sesudah mati mau kemana?
OASIS SABDA 20 Nov 2021
Bacaan I: 1Mak 6:1-13
Mazmur Tanggapan: Mzm 9:2-3.4.6.16b.19
Bait Pengantar Injil: 2Tim 1:10b
Bacaan Injil: Luk 20:27-40
Dalam Injil hari ini, Yesus bersoal jawab dengan orang-orang Saduki perihal kebangkitan. Orang Saduki adalah sekte yang terdiri dari imam-imam yang berpangkat tinggi dan orang bangsawan. Kelompok ini kecil. Mereka sangat kental dengan hal-hal duniawi belaka. Dan mereka tidak percaya kehidupan sesudah mati. Mereka tidak percaya kebangkitan, malaikat, adanya roh. Jadi, hidupnya berorientasi pada hal-hal yang bersifat duniawi belaka.
Mereka bersoal jawab dengan Yesus tentang kebangkitan. Mereka mengangkat kasus tentang perkawinan yang dihubungkan dengan kehidupan sesudah kematian. Mereka mengambil contoh tujuh laki-laki yang menikahi seorang wanita. Bagaimana nasib mereka kelak kalau ada kebangkitan. Siapa suaminya nanti?
Yesus menjawab pola berpikir mereka dengan mengatakan: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan." (Luk 20:34-36)
Kehidupan sesudah kematian tidak sama dengan kehidupan di dunia. Kehidupan sesudah kematian tidak lagi terikat dengan hal-hal duniawi lagi. Sebab, kehidupan sesudah kematian adalah kehidupan sebagai anak-anak Allah. Kehidupan yang tidak akan mengalami kematian lagi alias abadi.
Itulah makna kebangkitan bagi Yesus. Kita semua akan diangkat sebagai anak-anak Allah yang mengalami kesempurnaan. Kita tidak akan pernah terikat dengan nafsu dunia. Kita tidak butuh lagi hal-hal yang bersifat sementara! Kita telah hidup kekal sebagaimana para malaikat.
Kehidupan kekal tidak sebanding dengan kehidupan di dunia. Untuk itu, orang yang sungguh menyadari itu selalu mengarahkan pandangan ke surga. Dia mengorbankan segala-galanya untuk memetik dan meraih kehidupan abadi itu. Dia melepaskan segala sesuatu yang dapat menghalangi untuk mencapai hidup abadi.
Kita bisa belajar semangat para kudus! Para suci dan para martir hidup sungguh diarahkan hanya untuk keabadian. Mereka rela memikul salib dan berkorban hanya demi Kerajaan Allah. Mereka berani mengorbankan diri dengan hidup suci.
Semoga kita pun tidak terjebak dan melekat pada hal-hal yang bersifat duniawi belaka. Kita berusaha untuk mengarahkan pandangan kepada kehidupan abadi. Kita harus memiliki mimpi untuk menggapainya.
Untuk itu, marilah memohon rahmat Roh Kudus untuk membantu kita tetap setia pada iman kita!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 1Mak 6:1-13
Mazmur Tanggapan: Mzm 9:2-3.4.6.16b.19
Bait Pengantar Injil: 2Tim 1:10b
Bacaan Injil: Luk 20:27-40
Dalam Injil hari ini, Yesus bersoal jawab dengan orang-orang Saduki perihal kebangkitan. Orang Saduki adalah sekte yang terdiri dari imam-imam yang berpangkat tinggi dan orang bangsawan. Kelompok ini kecil. Mereka sangat kental dengan hal-hal duniawi belaka. Dan mereka tidak percaya kehidupan sesudah mati. Mereka tidak percaya kebangkitan, malaikat, adanya roh. Jadi, hidupnya berorientasi pada hal-hal yang bersifat duniawi belaka.
Mereka bersoal jawab dengan Yesus tentang kebangkitan. Mereka mengangkat kasus tentang perkawinan yang dihubungkan dengan kehidupan sesudah kematian. Mereka mengambil contoh tujuh laki-laki yang menikahi seorang wanita. Bagaimana nasib mereka kelak kalau ada kebangkitan. Siapa suaminya nanti?
Yesus menjawab pola berpikir mereka dengan mengatakan: “Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan." (Luk 20:34-36)
Kehidupan sesudah kematian tidak sama dengan kehidupan di dunia. Kehidupan sesudah kematian tidak lagi terikat dengan hal-hal duniawi lagi. Sebab, kehidupan sesudah kematian adalah kehidupan sebagai anak-anak Allah. Kehidupan yang tidak akan mengalami kematian lagi alias abadi.
Itulah makna kebangkitan bagi Yesus. Kita semua akan diangkat sebagai anak-anak Allah yang mengalami kesempurnaan. Kita tidak akan pernah terikat dengan nafsu dunia. Kita tidak butuh lagi hal-hal yang bersifat sementara! Kita telah hidup kekal sebagaimana para malaikat.
Kehidupan kekal tidak sebanding dengan kehidupan di dunia. Untuk itu, orang yang sungguh menyadari itu selalu mengarahkan pandangan ke surga. Dia mengorbankan segala-galanya untuk memetik dan meraih kehidupan abadi itu. Dia melepaskan segala sesuatu yang dapat menghalangi untuk mencapai hidup abadi.
Kita bisa belajar semangat para kudus! Para suci dan para martir hidup sungguh diarahkan hanya untuk keabadian. Mereka rela memikul salib dan berkorban hanya demi Kerajaan Allah. Mereka berani mengorbankan diri dengan hidup suci.
Semoga kita pun tidak terjebak dan melekat pada hal-hal yang bersifat duniawi belaka. Kita berusaha untuk mengarahkan pandangan kepada kehidupan abadi. Kita harus memiliki mimpi untuk menggapainya.
Untuk itu, marilah memohon rahmat Roh Kudus untuk membantu kita tetap setia pada iman kita!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin🙏😇
BalasHapusAmiiiinnnn🙏🙏
BalasHapus