Berkomunikasi dengan penuh cinta
OASIS SABDA 11 Feb 2022
Bacaan I: 1Raj 11:29-32;12:19
Mazmur Tanggapan: Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15
Bait Pengantar Injil: Kis 16:14b
Bacaan Injil: Mrk 7:31-37
Panggilan kita sebagai para pengikut Kristus adalah untuk saling melengkapi dan mengasihi satu dengan yang lain. Walau kita memiliki berbagai perbedaan namun kita harus saling menghargai dan mengasihi. Perbedaan-perbedaan yang kita miliki adalah rahmat untuk saling menyempurnakan. Cinta Allah telah mempersatukan kita untuk saling mengasihi.
Bacaan Injil hari ini menegaskan bahwa cinta harus terwujud dalam sikap saling mengasihi, mendengar dan berkomunikasi. Hal ini nampak dalam diri Yesus yang selalu mendengarkan keluhan orang sakit, berkomunikasi dengan mereka secara tulus, dan mengalirkan cinta yang membebaskan.
Hal itu terbukti ketika Dia menyembuhkan orang tuli dan gagap supaya mampu mendengar dan berkomunikasi. "Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik." (Mrk 8:34-35).
Kita dipanggil untuk selalu berbagi kasih kepada semua orang terutama yang menderita. Kita diutus untuk mencintai dan berkomunikasi dengan mereka secara tulus.
Namun, perutusan ini tidak mudah. Terkadang kita mengalami kesulitan karena mengidap penyakit "tuli dan gagap". Kita tidak mampu mendengar dan berkomunikasi dengan baik. Sehingga seringkali terjadi perselisihan dan konflik yang merenggangkan ikatan cinta!
Oleh karena itu, kita mesti selalu datang kepada Yesus agar Dia membuka telinga dan mulut kita. Sehingga dalam terang Roh Kudus, kita mampu mendengar dengan bijaksana dan berkomunikasi dengan penuh cinta.
Marilah menebarkan aroma cinta dan kasih sayang bagi sesama!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 1Raj 11:29-32;12:19
Mazmur Tanggapan: Mzm 81:10-11ab.12-13.14-15
Bait Pengantar Injil: Kis 16:14b
Bacaan Injil: Mrk 7:31-37
Panggilan kita sebagai para pengikut Kristus adalah untuk saling melengkapi dan mengasihi satu dengan yang lain. Walau kita memiliki berbagai perbedaan namun kita harus saling menghargai dan mengasihi. Perbedaan-perbedaan yang kita miliki adalah rahmat untuk saling menyempurnakan. Cinta Allah telah mempersatukan kita untuk saling mengasihi.
Bacaan Injil hari ini menegaskan bahwa cinta harus terwujud dalam sikap saling mengasihi, mendengar dan berkomunikasi. Hal ini nampak dalam diri Yesus yang selalu mendengarkan keluhan orang sakit, berkomunikasi dengan mereka secara tulus, dan mengalirkan cinta yang membebaskan.
Hal itu terbukti ketika Dia menyembuhkan orang tuli dan gagap supaya mampu mendengar dan berkomunikasi. "Kemudian sambil menengadah ke langit Yesus menarik nafas dan berkata kepadanya: "Efata!", artinya: Terbukalah! Maka terbukalah telinga orang itu dan seketika itu terlepas pulalah pengikat lidahnya, lalu ia berkata-kata dengan baik." (Mrk 8:34-35).
Kita dipanggil untuk selalu berbagi kasih kepada semua orang terutama yang menderita. Kita diutus untuk mencintai dan berkomunikasi dengan mereka secara tulus.
Namun, perutusan ini tidak mudah. Terkadang kita mengalami kesulitan karena mengidap penyakit "tuli dan gagap". Kita tidak mampu mendengar dan berkomunikasi dengan baik. Sehingga seringkali terjadi perselisihan dan konflik yang merenggangkan ikatan cinta!
Oleh karena itu, kita mesti selalu datang kepada Yesus agar Dia membuka telinga dan mulut kita. Sehingga dalam terang Roh Kudus, kita mampu mendengar dengan bijaksana dan berkomunikasi dengan penuh cinta.
Marilah menebarkan aroma cinta dan kasih sayang bagi sesama!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin 🙏😇
BalasHapusSlmt pagi Romo.Salam sehat.Terima kasih utk renungan Osis sabda hari ini.slmt beraktivitas.
BalasHapusMtr nwn Romo renungan enjing meniko .Sugeng enjing Berkah Dalem
BalasHapusAmin..mksh Romo..🙏🙏
BalasHapus