Menjaga Lidah
OASIS SABDA 19 Feb 2022
Bacaan I: Yak 3:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 12:2-3.4-5.7-8
Bait Pengantar Injil: Mrk 9:6
Bacaan Injil: Mrk 9:2-13
Sebuah ungkapan yang tidak asing lagi di telinga kita pada akhir-akhir ini adalah "mulutmu adalah harimau-mu". Perkataan-perkataan yang kurang bijak menjadi petaka bagi diri kita sendiri. Tidak sedikit orang yang menggunakan mulut atau lidahnya untuk mengungkapkan kata-kata penuh kebencian dan provokatif. Mereka mengungkapkan kata-kata yang kurang bijaksana. Sehingga dampaknya cukup menyengsarakan bagi diri sendiri.
Dalam bacaan pertama, Rasul Yakobus menasihati agar menggunakan lidah dengan bijaksana. Menurutnya, lidah itu seperti api. Jika lidah tidak digunakan dengan baik, maka akan menjadi petaka bagi kita. "Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka." (Yak 3:6).
Kita mesti menjaga dan menata lidah agar tidak menjadi pewarta kejahatan. Kita mesti menjaga lidah agar tidak mengeluarkan kata-kata yang menodai martabat kita.
Menjaga lidah dan menggunakannya dengan bijak pasti akan selalu melantunkan kata-kata indah dan penuh berkat. Lidah yang baik akan mengumandangkan ungkapan syukur. Kata-kata sesungguhnya bertuah!
Dalam Injil, Yesus menampakkan kemuliaan dihadapan ketiga murid-Nya. Peristiwa transfigurasi membuka kesadaran bahwa Yesus sungguh Anak Allah. Peristiwa yang mengalirkan sukacita berlimpah! Dan peristiwa ini pun membuka misteri kemuliaan Allah bagi hidup kita. "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia". Untuk itu, kita mesti sungguh selalu mendengarkan Dia dan mewartakan kemuliaan Allah itu bagi sesama.
Semoga kita semakin berkembang dalam iman dan menata hidup sebaik mungkin. Kita berjuang untuk senantiasa mengalirkan kata-kata yang penuh dengan berkat!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Yak 3:1-10
Mazmur Tanggapan: Mzm 12:2-3.4-5.7-8
Bait Pengantar Injil: Mrk 9:6
Bacaan Injil: Mrk 9:2-13
Sebuah ungkapan yang tidak asing lagi di telinga kita pada akhir-akhir ini adalah "mulutmu adalah harimau-mu". Perkataan-perkataan yang kurang bijak menjadi petaka bagi diri kita sendiri. Tidak sedikit orang yang menggunakan mulut atau lidahnya untuk mengungkapkan kata-kata penuh kebencian dan provokatif. Mereka mengungkapkan kata-kata yang kurang bijaksana. Sehingga dampaknya cukup menyengsarakan bagi diri sendiri.
Dalam bacaan pertama, Rasul Yakobus menasihati agar menggunakan lidah dengan bijaksana. Menurutnya, lidah itu seperti api. Jika lidah tidak digunakan dengan baik, maka akan menjadi petaka bagi kita. "Lidah pun adalah api; ia merupakan suatu dunia kejahatan dan mengambil tempat di antara anggota-anggota tubuh kita sebagai sesuatu yang dapat menodai seluruh tubuh dan menyalakan roda kehidupan kita, sedang ia sendiri dinyalakan oleh api neraka." (Yak 3:6).
Kita mesti menjaga dan menata lidah agar tidak menjadi pewarta kejahatan. Kita mesti menjaga lidah agar tidak mengeluarkan kata-kata yang menodai martabat kita.
Menjaga lidah dan menggunakannya dengan bijak pasti akan selalu melantunkan kata-kata indah dan penuh berkat. Lidah yang baik akan mengumandangkan ungkapan syukur. Kata-kata sesungguhnya bertuah!
Dalam Injil, Yesus menampakkan kemuliaan dihadapan ketiga murid-Nya. Peristiwa transfigurasi membuka kesadaran bahwa Yesus sungguh Anak Allah. Peristiwa yang mengalirkan sukacita berlimpah! Dan peristiwa ini pun membuka misteri kemuliaan Allah bagi hidup kita. "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia". Untuk itu, kita mesti sungguh selalu mendengarkan Dia dan mewartakan kemuliaan Allah itu bagi sesama.
Semoga kita semakin berkembang dalam iman dan menata hidup sebaik mungkin. Kita berjuang untuk senantiasa mengalirkan kata-kata yang penuh dengan berkat!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar