Menyambut Kerajaan Allah Seperti Seorang Anak Kecil
OASIS SABDA 26 Feb 2022
Bacaan I: Yak 5:13-20
Mazmur Tanggapan: Mzm 141:1-2.3.8
Bait Pengantar Injil: Mat 11:25
Bacaan Injil: Mrk 10:13-16
Kecenderungan banyak orang lebih terobsesi menjadi orang yang berada "di atas". Menjadi orang yang disanjung-sanjung, dihormati, dielu-elukan, apalagi diberi lebel sebagai "Bos". Rasa-rasanya semakin kita disanjung-sanjung, kita semakin membusungkan dada dan menjadi lupa daratan! Kita jatuh pada kesombongan! Dan kita sulit menjadi orang yang rendah hati dan mau solider dengan mereka yang berada di bawah.
Spiritualitas yang dihayati oleh Yesus adalah spiritualitas jalan turun. Walau pun Dia Putera Allah, namun Dia mau merendahkan diri serendah-rendahnya. Dia mengosongkan diri dan menjadi sama seperti orang-orang yang miskin dan menderita! Tiada kesombongan dalam diri-Nya! Yang sungguh hidup subur adalah kehambaan-Nya! Dia menjadi seorang hamba yang melayani dan mengurbankan diri bagi kita.
Bacaan Injil hari ini, sesungguhnya mengingatkan kita untuk selalu menghayati spiritualitas jalan turun itu. Yesus mengajak kita untuk mengidentikkan diri seperti anak-anak kecil. Seorang anak yang tidak kekanak-kanakan. Seorang anak yang tulus dan polos menyambut Kerajaan Allah. Seorang anak yang senantiasa menggantungkan diri pada bimbingan Tuhan. Seorang anak yang senantiasa mengosongkan diri dan mengharapkan pertolongan dari Allah. "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” (Mrk 10:15).
Marilah berjuang untuk menjadi seorang anak yang senantiasa berharap pada pertolongan Allah. Kita sungguh menghayati spiritualitas turun dengan menumbuhkembangkan semangat kerendahan hati! Kita rela melepaskan segala keegoan dan ketamakan kita! Kita melepaskan segala bentuk kesombongan! Dan kita senantiasa membuka diri pada kasih Allah.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Yak 5:13-20
Mazmur Tanggapan: Mzm 141:1-2.3.8
Bait Pengantar Injil: Mat 11:25
Bacaan Injil: Mrk 10:13-16
Kecenderungan banyak orang lebih terobsesi menjadi orang yang berada "di atas". Menjadi orang yang disanjung-sanjung, dihormati, dielu-elukan, apalagi diberi lebel sebagai "Bos". Rasa-rasanya semakin kita disanjung-sanjung, kita semakin membusungkan dada dan menjadi lupa daratan! Kita jatuh pada kesombongan! Dan kita sulit menjadi orang yang rendah hati dan mau solider dengan mereka yang berada di bawah.
Spiritualitas yang dihayati oleh Yesus adalah spiritualitas jalan turun. Walau pun Dia Putera Allah, namun Dia mau merendahkan diri serendah-rendahnya. Dia mengosongkan diri dan menjadi sama seperti orang-orang yang miskin dan menderita! Tiada kesombongan dalam diri-Nya! Yang sungguh hidup subur adalah kehambaan-Nya! Dia menjadi seorang hamba yang melayani dan mengurbankan diri bagi kita.
Bacaan Injil hari ini, sesungguhnya mengingatkan kita untuk selalu menghayati spiritualitas jalan turun itu. Yesus mengajak kita untuk mengidentikkan diri seperti anak-anak kecil. Seorang anak yang tidak kekanak-kanakan. Seorang anak yang tulus dan polos menyambut Kerajaan Allah. Seorang anak yang senantiasa menggantungkan diri pada bimbingan Tuhan. Seorang anak yang senantiasa mengosongkan diri dan mengharapkan pertolongan dari Allah. "Sesungguhnya barangsiapa tidak menyambut Kerajaan Allah seperti seorang anak kecil, ia tidak akan masuk ke dalamnya.” (Mrk 10:15).
Marilah berjuang untuk menjadi seorang anak yang senantiasa berharap pada pertolongan Allah. Kita sungguh menghayati spiritualitas turun dengan menumbuhkembangkan semangat kerendahan hati! Kita rela melepaskan segala keegoan dan ketamakan kita! Kita melepaskan segala bentuk kesombongan! Dan kita senantiasa membuka diri pada kasih Allah.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar