Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

OASIS SABDA 02 Jul 2021
Bacaan I: Kej 23:1-4.19;24:1-8.62-67
Mazmur Tanggapan: Mzm 106:1-2.3-4a.4b-5
Bait Pengantar Injil: Mat 11:28
Bacaan Injil: Mat 9:9-13
Orang yang dianggap berdosa seringkali dicap dan dilabeli buruk! Tidak jarang mereka disingkirkan dan dikucilkan. Mereka dianggap sebagai orang yang tak berarti.

Pada masa Yesus, hal itu cukup kuat terjadi. Orang-orang yang dianggap berdosa dipandang dengan sebelah mata. Mereka disingkirkan oleh orang-orang yang merasa suci. Mereka diasingkan! Mereka dijauhi dan tak ada orang yang mau bergaul dengannya.

Namun, disposisi batin Yesus terhadap pendosa berbeda dengan orang-orang pada umumnya. Yesus tidak melihat pendosa dengan sebelah mata. Dia tidak mencap dan memandang pendosa sebagai yang paling buruk sehingga layak disingkirkan. Justru sebaliknya, Yesus memandang mereka dengan penuh belas kasih. Lautan kerahiman mahaluas dan dalam! Ia senantiasa mengalirkan kerahiman-Nya kepada pendosa.

Panggilan Matius dalam Injil hari ini menggambarkan disposisi batin Yesus itu. Dia memanggil bukan hanya orang yang baik tetapi juga orang berdosa. Dia menghendaki agar mereka pun merasakan dan hidup dalam kasih dan kerahima-Nya.

Orang-orang berdosa sesungguhnya membutuhkan perhatian lebih untuk diselamatkan. Yesus sendiri mengatakan bahwa, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit." (Mat 9:12).

Oleh karena itu, kasih Yesus membongkar diskriminasi yang sangat jahat. Dia rela bergaul dengan orang-orang berdosa. Dia rela makan bersama dengan pendosa. Dia sungguh terlibat dalam keprihatinan mereka secara pribadi. Yesus menyapa dengan penuh cinta kerinduan orang-orang berdosa yang mengharapkan belas kasihan. Yesus membimbing mereka untuk semakin menghayati kasih karunia Allah, Bapa-Nya.

Tentu, sebagai orang yang berdosa, syarat untuk mengikuti Yesus adalah bertobat. Bersedia dan rela untuk mengubah diri dan mengikuti jalan serta cara hidup yang ditunjukkan oleh Yesus.

Kita sebagai pendosa selalu mendapat aliran kasih Tuhan. Dia tidak pernah memalingkan wajah-Nya dari kita. Dia membuka tangan dan hendak merangkul dengan penuh belas kasih. Namun, seringkali kita tidak sadar akan itu. Kita terlalu asyik berkubang dalam lembah dosa.

Memang tindakan Yesus mendapat tanggapan kurang menyenangkan. Ada orang yang iri bahwa Tuhan memperhatikan pendosa! Namun, disinilah letak kerahiman Allah, bahwa orang berdosa membutuhkan sentuhan kasih yang mengalirkan pertobatan dan pembangunan hidup rohani.

Marilah menyadari keberdosaan kita. Kita juga menyadari sapaan kasih Allah. Kita membuka diri dan memanfaatkan Rahmat Allah untuk pembaharuan diri.

Semoga iman kepercayaan dan penyelenggaraan Ilahi selalu menjiwai usaha dan perjuangan kita untuk menjadi manusia lebih baik!

Tuhan memberkati dan Ave Maria!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani