Yang Kukehendaki Ialah Belas Kasihan
OASIS SABDA 16 Jul 2021
Bacaan I: Kel 11:10-12:14
Mazmur Tanggapan: Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18
Bait Pengantar Injil: Yoh 10:27
Bacaan Injil: Mat 12:1-8
Suatu adat kebiasaan, betapapun sucinya, akan mencelakakan manusia jika kehilangan kelembutan dan belas kasih, baik dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dengan Allah.
Dalam Injil, kaum Farisi mengkritik murid-murid Yesus karena memetik bulir gandum pada hari sabat. “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” (Mat 12:2).
Sabat memang diatur sebagai hari istirahat. Hari sabat adalah hari istimewa karena karunia Allah. Allah memberi peraturan yang baik. Setelah enam hari kerja, Allah memberi satu hari untuk istirahat.
Maka pada hari Sabat, ada 39 larangan yang sesungguhnya. Diantaranya, dilarang menabur, membajak, memetik gandum, mengirik, menampi, dan lain-lain.
Namun, aturan itu diputarbalikkan oleh orang-orang Farisi dengan aturan-aturan yang membebani. Akhirnya ada begitu banyak larangan yang dikeluarkan pada hari sabat. Hal ini tentu kontradiktif! Seharusnya hari Sabat sebagai hari bebas, tapi sekarang justru menjadi beban berat karena aneka larangan yang ditentukan.
Untuk itu, Yesus mau mengembalikan makna Sabat yang sesungguhnya. Yesus mengutamakan tindakan belas kasih ketimbang pelaksanaan hukum yang kaku.
Bagi Yesus, manusia tidak boleh menjadi budak hukum. Hukum dan peraturan ditegakkan untuk kebaikan manusia. Hukum kasih lebih tinggi daripada hukum Taurat. Yesus membawa hukum kasih itu. Untuk itu Ia mengatakan: "Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Mat 12:8).
Mengusahakan kebaikan lebih penting dari pada segala macam korban persembahan. Yesus datang untuk membawa keselamatan. Yang dikehendaki oleh Yesus adalah belas kasih bukan persembahan. "Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah." (Mat 12:7).
Oleh karena itu, marilah memupuk semangat belas kasih dalam hidup kita. Semakin mengasihi sesungguhnya kita semakin mentaati hukum dan peraturan.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Kel 11:10-12:14
Mazmur Tanggapan: Mzm 116:12-13.15-16bc.17-18
Bait Pengantar Injil: Yoh 10:27
Bacaan Injil: Mat 12:1-8
Suatu adat kebiasaan, betapapun sucinya, akan mencelakakan manusia jika kehilangan kelembutan dan belas kasih, baik dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dengan Allah.
Dalam Injil, kaum Farisi mengkritik murid-murid Yesus karena memetik bulir gandum pada hari sabat. “Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat.” (Mat 12:2).
Sabat memang diatur sebagai hari istirahat. Hari sabat adalah hari istimewa karena karunia Allah. Allah memberi peraturan yang baik. Setelah enam hari kerja, Allah memberi satu hari untuk istirahat.
Maka pada hari Sabat, ada 39 larangan yang sesungguhnya. Diantaranya, dilarang menabur, membajak, memetik gandum, mengirik, menampi, dan lain-lain.
Namun, aturan itu diputarbalikkan oleh orang-orang Farisi dengan aturan-aturan yang membebani. Akhirnya ada begitu banyak larangan yang dikeluarkan pada hari sabat. Hal ini tentu kontradiktif! Seharusnya hari Sabat sebagai hari bebas, tapi sekarang justru menjadi beban berat karena aneka larangan yang ditentukan.
Untuk itu, Yesus mau mengembalikan makna Sabat yang sesungguhnya. Yesus mengutamakan tindakan belas kasih ketimbang pelaksanaan hukum yang kaku.
Bagi Yesus, manusia tidak boleh menjadi budak hukum. Hukum dan peraturan ditegakkan untuk kebaikan manusia. Hukum kasih lebih tinggi daripada hukum Taurat. Yesus membawa hukum kasih itu. Untuk itu Ia mengatakan: "Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat.” (Mat 12:8).
Mengusahakan kebaikan lebih penting dari pada segala macam korban persembahan. Yesus datang untuk membawa keselamatan. Yang dikehendaki oleh Yesus adalah belas kasih bukan persembahan. "Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah." (Mat 12:7).
Oleh karena itu, marilah memupuk semangat belas kasih dalam hidup kita. Semakin mengasihi sesungguhnya kita semakin mentaati hukum dan peraturan.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin🙏
BalasHapusAmen..
BalasHapusAmin
BalasHapusAmin semuanya. Tuhan memberkati!
BalasHapus