Hendaknya Berbuah Banyak
OASIS SABDA 23 Jul 2021
Bacaan I: Kel 20:1-17
Mazmur Tanggapan: Mzm 19:8-11
Bait Pengantar Injil: Luk 8:15
Bacaan Injil: Mat 13:18-23
Ketika membaca dan merenungkan Injil pada hari ini, terbersit beberapa pertanyaan reflektif dalam diri saya: sudah termasuk tanah yang manakah diri saya? Sudah berbuah berapa kali lipat firman Allah yang telah ditaburkan dalam diri saya?
Menjadi tanah yang subur sesungguhnya adalah yang dikehendaki oleh Allah. Sebab, hanya di tanah yang subur, benih akan bertumbuh dan berbuah! Namun, sejauh mana kita telah mengolah diri kita menjadi lahan yang subur?
Kita percaya, benih yang ditaburkan adalah benih yang unggul yakni Firman Allah! Penaburnya adalah Allah sendiri. Dan di mana pun benih itu jatuh pasti akan tumbuh.
Akan tetapi, subur, berbuah dan tidaknya tergantung pada tanahnya. Yang paling bagus adalah tanah yang subur.
Allah mengajak kita untuk mengolah diri supaya menjadi tanah yang subur. Proses pengolahan itu pun membutuhkan kerja keras, kedisiplinan, ketekunan dan kesetiaan.
Jika hidup kita masih menjadi lahan yang gersang dan berbatu, kita masih ada kesempatan untuk mengolah menjadi lahan yang subur. Sang Penabur selalu memberi kesempatan untuk ambil bagian dalam proses menyuburkan Sabda-Nya.
Lahan yang subur bagi benih firman Allah ialah hati yang terbuka untuk mendengarkan, merenungkan, dan melaksanakan Firman Allah. "Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Mat 13:23).
Firman itu harus menjadi pelita yang menerangi langkah hidup kita. Oleh karena itu, kita mesti menjaga nyalanya. Kita mesti berjuang agar pelita itu tidak padam.
Saya percaya, dengan itu semua, hidup kita akan semakin berbuah. Kita tidak akan hanya sibuk dengan kepentingan diri sendiri. Segala sesuatu yang kita lakukan pun tidak akan berorientasi hanya untuk memperkaya diri sendiri.
Panggilan hidup dan karya kita adalah untuk kemuliaan Allah!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Kel 20:1-17
Mazmur Tanggapan: Mzm 19:8-11
Bait Pengantar Injil: Luk 8:15
Bacaan Injil: Mat 13:18-23
Ketika membaca dan merenungkan Injil pada hari ini, terbersit beberapa pertanyaan reflektif dalam diri saya: sudah termasuk tanah yang manakah diri saya? Sudah berbuah berapa kali lipat firman Allah yang telah ditaburkan dalam diri saya?
Menjadi tanah yang subur sesungguhnya adalah yang dikehendaki oleh Allah. Sebab, hanya di tanah yang subur, benih akan bertumbuh dan berbuah! Namun, sejauh mana kita telah mengolah diri kita menjadi lahan yang subur?
Kita percaya, benih yang ditaburkan adalah benih yang unggul yakni Firman Allah! Penaburnya adalah Allah sendiri. Dan di mana pun benih itu jatuh pasti akan tumbuh.
Akan tetapi, subur, berbuah dan tidaknya tergantung pada tanahnya. Yang paling bagus adalah tanah yang subur.
Allah mengajak kita untuk mengolah diri supaya menjadi tanah yang subur. Proses pengolahan itu pun membutuhkan kerja keras, kedisiplinan, ketekunan dan kesetiaan.
Jika hidup kita masih menjadi lahan yang gersang dan berbatu, kita masih ada kesempatan untuk mengolah menjadi lahan yang subur. Sang Penabur selalu memberi kesempatan untuk ambil bagian dalam proses menyuburkan Sabda-Nya.
Lahan yang subur bagi benih firman Allah ialah hati yang terbuka untuk mendengarkan, merenungkan, dan melaksanakan Firman Allah. "Yang ditaburkan di tanah yang baik ialah orang yang mendengar firman itu dan mengerti, dan karena itu ia berbuah, ada yang seratus kali lipat, ada yang enam puluh kali lipat, ada yang tiga puluh kali lipat.” (Mat 13:23).
Firman itu harus menjadi pelita yang menerangi langkah hidup kita. Oleh karena itu, kita mesti menjaga nyalanya. Kita mesti berjuang agar pelita itu tidak padam.
Saya percaya, dengan itu semua, hidup kita akan semakin berbuah. Kita tidak akan hanya sibuk dengan kepentingan diri sendiri. Segala sesuatu yang kita lakukan pun tidak akan berorientasi hanya untuk memperkaya diri sendiri.
Panggilan hidup dan karya kita adalah untuk kemuliaan Allah!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar