Kesombongan Menghambat Rahmat
OASIS SABDA 30 Jul 2021
Bacaan I: Im 23:1.4-11.15-16.27.34b-37
Mazmur Tanggapan: Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab
Bait Pengantar Injil: 1Ptr 1:25
Bacaan Injil: Mat 13:54-58
Yesus tidak pernah menuntut penghargaan. Dia tidak pernah mencari kehormatan! Namun, Dia menghendaki agar ajaran-Nya dapat diterima dan diikuti!
Menerima dan mengikuti ajaran Yesus memang tidak gampang. Apalagi, kalau dalam diri kita masih bertumbuh subur benih-benih kesombongan. Kesombongan ini yang membuat tidak peka dan menimbulkan rasa iri hati.
Dalam Injil, diceritakan tentang peristiwa ketika Yesus pulang kampung! Di kampung-Nya Dia mengajar dengan begitu bagus! Sesungguhnya banyak orang terkesima dengan pengajaran-Nya yang sangat bernats. Namun, ketika mereka mengingat, "bukankah Dia ini anak tukang kayu?", kesombongan mereka muncul.
Kesombongan itu menutup mata akan Rahmat yang begitu luar biasa. Pertanyaan itu memunculkan keragu-raguan dan ketidakpercayaaan. Mungkin mereka berpikir, "mana mungkin hanya anak tukang kayu punya hikmat seperti itu?".
Keragu-raguan itu bisa saja muncul karena perasaan iri. Mereka melihat tidaklah pantas anak seorang tukang kayu mengajar seperti itu! Akhirnya, mereka menolak Dia!
Kita mesti waspada dengan kesombongan! Rasa sombong ini menjadi gerbang masuknya iri hati, dengki, kebencian dan akhirnya penolakan.
Kita diajak untuk senantiasa peka terhadap kehadiran Allah dalam hidup kita. Allah seringkali hadir dalam hal-hal yang kecil dan sederhana. Allah menampilka diri dalam hal yang nampaknya kurang bernilai.
Kita mesti melepaskan kesombongan diri! Kita membiarkan Roh Kudus menuntun kita menuju hidup yang lebih baik lagi!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Im 23:1.4-11.15-16.27.34b-37
Mazmur Tanggapan: Mzm 81:3-4.5-6ab.10-11ab
Bait Pengantar Injil: 1Ptr 1:25
Bacaan Injil: Mat 13:54-58
Yesus tidak pernah menuntut penghargaan. Dia tidak pernah mencari kehormatan! Namun, Dia menghendaki agar ajaran-Nya dapat diterima dan diikuti!
Menerima dan mengikuti ajaran Yesus memang tidak gampang. Apalagi, kalau dalam diri kita masih bertumbuh subur benih-benih kesombongan. Kesombongan ini yang membuat tidak peka dan menimbulkan rasa iri hati.
Dalam Injil, diceritakan tentang peristiwa ketika Yesus pulang kampung! Di kampung-Nya Dia mengajar dengan begitu bagus! Sesungguhnya banyak orang terkesima dengan pengajaran-Nya yang sangat bernats. Namun, ketika mereka mengingat, "bukankah Dia ini anak tukang kayu?", kesombongan mereka muncul.
Kesombongan itu menutup mata akan Rahmat yang begitu luar biasa. Pertanyaan itu memunculkan keragu-raguan dan ketidakpercayaaan. Mungkin mereka berpikir, "mana mungkin hanya anak tukang kayu punya hikmat seperti itu?".
Keragu-raguan itu bisa saja muncul karena perasaan iri. Mereka melihat tidaklah pantas anak seorang tukang kayu mengajar seperti itu! Akhirnya, mereka menolak Dia!
Kita mesti waspada dengan kesombongan! Rasa sombong ini menjadi gerbang masuknya iri hati, dengki, kebencian dan akhirnya penolakan.
Kita diajak untuk senantiasa peka terhadap kehadiran Allah dalam hidup kita. Allah seringkali hadir dalam hal-hal yang kecil dan sederhana. Allah menampilka diri dalam hal yang nampaknya kurang bernilai.
Kita mesti melepaskan kesombongan diri! Kita membiarkan Roh Kudus menuntun kita menuju hidup yang lebih baik lagi!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin🙏
BalasHapusAmin Romo🙏
BalasHapusAmen..
BalasHapusAminn semuanya. Tuhan memberkati.
BalasHapus