Menjadi Pelayan Kasih Yang Lemah Lembut
OASIS SABDA 17 Jul 2021
Bacaan I: Kel 12:37-42
Mazmur Tanggapan: Mzm 136:1.23-24.10-12.13-15
Bait Pengantar Injil: 2Kor 5:19
Bacaan Injil: Mat 12:14-21
Orang-orang Farisi semakin dongkol dan tidak suka dengan sikap Yesus terhadap hukum Taurat. Ditambah lagi, kiprah-Nya di khalayak umum semakin tenar dan banyak orang yang mulai mengikuti-Nya.
Yesus sungguh menjadi batu sandungan bagi mereka. Maka, mereka bersepakat untuk menyingkirkan Yesus. "Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia." (Mat 12:14).
Yesus memahami pikiran dan niat jahat mereka. Walaupun Ia di jalan yang benar namun tidak mau berkonfrontasi dengan mereka. Yesus lebih memilih untuk menghindar dan meneruskan pelayanan dalam senyap!
Hal itu seperti diungkapkan oleh Nabi Yesaya: "Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan." (Mat 12:19)
Bahkan ketika menyembuhkan banyak orang sakit, Dia selalu meminta agar mereka merahasiakan semuanya itu! "Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia" (Mat 12:16).
Yesus sungguh mau bekerja dalam senyap! Dia tidak mau berkoar-koar dengan apa yang dilakukan-Nya.
Yesus menyadari bahwa pelayanan kasih tidak harus dalam gegap gempita! Tidak harus dipamerkan! Walaupun dalam senyap, kasih itu akan terus bertumbuh dan berkembang! Kasih akan memancarkan kemuliaannya tanpa banyak kata!
Cara kerja kasih itu pelan namun pasti! Dia bekerja tersembunyi namun terbukti. Walaupun nampaknya tak berdaya namun sesungguhnya kokoh dalam karya. Walaupun nampaknya redup namun sesungguhnya terus memancarkan cahaya. Allah yang memeliharanya.
Untuk itu Yesus mengatakan: "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang." (Mat 12:20).
Kasih itu sungguh menjamah orang-orang lemah yang nyaris hilang harapan. Dia menjamah orang-orang yang ada dalam beban berat. Dia membangkitkan harapan dan semangat hidup.
Yesus sungguh menjadi pelayan kasih yang lemah lembut! Bagaimana dengan kita?
Mari meneladan Yesus menjadi pelayan kasih yang lemah lembut dan rendah hati! Kita senantiasa menebar kebaikan dalam diam! Kita terus menyalurkan Rahmat Allah tanpa harus menggembar-gemborkan!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Kel 12:37-42
Mazmur Tanggapan: Mzm 136:1.23-24.10-12.13-15
Bait Pengantar Injil: 2Kor 5:19
Bacaan Injil: Mat 12:14-21
Orang-orang Farisi semakin dongkol dan tidak suka dengan sikap Yesus terhadap hukum Taurat. Ditambah lagi, kiprah-Nya di khalayak umum semakin tenar dan banyak orang yang mulai mengikuti-Nya.
Yesus sungguh menjadi batu sandungan bagi mereka. Maka, mereka bersepakat untuk menyingkirkan Yesus. "Lalu keluarlah orang-orang Farisi itu dan bersekongkol untuk membunuh Dia." (Mat 12:14).
Yesus memahami pikiran dan niat jahat mereka. Walaupun Ia di jalan yang benar namun tidak mau berkonfrontasi dengan mereka. Yesus lebih memilih untuk menghindar dan meneruskan pelayanan dalam senyap!
Hal itu seperti diungkapkan oleh Nabi Yesaya: "Ia tidak akan berbantah dan tidak akan berteriak dan orang tidak akan mendengar suara-Nya di jalan-jalan." (Mat 12:19)
Bahkan ketika menyembuhkan banyak orang sakit, Dia selalu meminta agar mereka merahasiakan semuanya itu! "Ia dengan keras melarang mereka memberitahukan siapa Dia" (Mat 12:16).
Yesus sungguh mau bekerja dalam senyap! Dia tidak mau berkoar-koar dengan apa yang dilakukan-Nya.
Yesus menyadari bahwa pelayanan kasih tidak harus dalam gegap gempita! Tidak harus dipamerkan! Walaupun dalam senyap, kasih itu akan terus bertumbuh dan berkembang! Kasih akan memancarkan kemuliaannya tanpa banyak kata!
Cara kerja kasih itu pelan namun pasti! Dia bekerja tersembunyi namun terbukti. Walaupun nampaknya tak berdaya namun sesungguhnya kokoh dalam karya. Walaupun nampaknya redup namun sesungguhnya terus memancarkan cahaya. Allah yang memeliharanya.
Untuk itu Yesus mengatakan: "Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskan-Nya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkan-Nya, sampai Ia menjadikan hukum itu menang." (Mat 12:20).
Kasih itu sungguh menjamah orang-orang lemah yang nyaris hilang harapan. Dia menjamah orang-orang yang ada dalam beban berat. Dia membangkitkan harapan dan semangat hidup.
Yesus sungguh menjadi pelayan kasih yang lemah lembut! Bagaimana dengan kita?
Mari meneladan Yesus menjadi pelayan kasih yang lemah lembut dan rendah hati! Kita senantiasa menebar kebaikan dalam diam! Kita terus menyalurkan Rahmat Allah tanpa harus menggembar-gemborkan!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar