Persaudaraan Sejati
OASIS SABDA 20 Jul 2021
Bacaan I: Kel 14:21 - 15:1
Mazmur Tanggapan: Kel 15:8-9.10.12.17
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23
Bacaan Injil: Mat 12:46-50
Persaudaraan sejati hendaknya dibangun bukan hanya didasarkan pada ikatan darah. Persaudaraan sejati hendaknya tidak hanya diikat oleh karena garis keturunan, suku, etnis, dan lain sebagainya. Namun, persaudaraan sejati dibangun dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan.
Yesus, ketika diberitahu oleh orang-orang di sekitarnya, “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” (Mat 12:47), justru balik bertanya, “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” (Mat 12:48).
Lalu Yesus melanjutkan: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” (Mat 12:49-50).
Pernyataan Yesus ini kedengarannya seakan tidak sopan terhadap ibu dan saudara-saudara-Nya. Seakan Dia mau mengingkari dan menolak keberadaan mereka. Benarkah demikian? Tidak.
Pernyataan itu justru menegaskan tentang kesejatian ibu-Nya. Bunda Maria adalah seorang wanita yang telah mempersembahkan hidupnya pada kehendak Allah. Dia sungguh melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah. Maka sangat jelas, bahwa dialah ibu yang sejati!
Bunda Maria bukan hanya sebagai pendengar Sabda tetapi pelaksana Sabda itu! Dia sungguh melaksanakan kehendak Bapa!
Dalam konteks ini juga, Yesus sebenarnya mau memperluas makna hubungan persaudaraan sejati. Hubungan persaudaraan bukan hanya didasarkan pada hubungan darah, tetapi lebih luas daripada itu, diikat oleh relasi dengan Allah.
Semua orang yang sungguh bersatu dengan Allah dan melakukan kehendak-Nya adalah saudara seiman.
Yesus sesungguhnya mau mengajak kita untuk membangun persaudaraan dengan semua orang tanpa membeda-bedakan. Kita mengalirkan cinta persaudaraan dengan menghancurkan tembok-tembok pemisah.
Santa Teresa dari Calcutta pernah mengatakan: "Kalau kita tidak bisa mengasihi manusia yang kelihatan, bagaimana kita bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan?"
Marilah menjaga dan memelihara ikatan persaudaraan dengan Kristus! Kita berjuang untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Kita juga membangun semangat persaudaraan dengan semua orang tanpa membeda-bedakan. Kita belajar untuk membuka diri dan hati kepada siapa saja. Kita saling mengalirkan cinta sebagai sesama saudara.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Kel 14:21 - 15:1
Mazmur Tanggapan: Kel 15:8-9.10.12.17
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23
Bacaan Injil: Mat 12:46-50
Persaudaraan sejati hendaknya dibangun bukan hanya didasarkan pada ikatan darah. Persaudaraan sejati hendaknya tidak hanya diikat oleh karena garis keturunan, suku, etnis, dan lain sebagainya. Namun, persaudaraan sejati dibangun dengan siapa saja tanpa membeda-bedakan.
Yesus, ketika diberitahu oleh orang-orang di sekitarnya, “Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau.” (Mat 12:47), justru balik bertanya, “Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?” (Mat 12:48).
Lalu Yesus melanjutkan: “Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! Sebab siapa pun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku.” (Mat 12:49-50).
Pernyataan Yesus ini kedengarannya seakan tidak sopan terhadap ibu dan saudara-saudara-Nya. Seakan Dia mau mengingkari dan menolak keberadaan mereka. Benarkah demikian? Tidak.
Pernyataan itu justru menegaskan tentang kesejatian ibu-Nya. Bunda Maria adalah seorang wanita yang telah mempersembahkan hidupnya pada kehendak Allah. Dia sungguh melaksanakan apa yang dikehendaki oleh Allah. Maka sangat jelas, bahwa dialah ibu yang sejati!
Bunda Maria bukan hanya sebagai pendengar Sabda tetapi pelaksana Sabda itu! Dia sungguh melaksanakan kehendak Bapa!
Dalam konteks ini juga, Yesus sebenarnya mau memperluas makna hubungan persaudaraan sejati. Hubungan persaudaraan bukan hanya didasarkan pada hubungan darah, tetapi lebih luas daripada itu, diikat oleh relasi dengan Allah.
Semua orang yang sungguh bersatu dengan Allah dan melakukan kehendak-Nya adalah saudara seiman.
Yesus sesungguhnya mau mengajak kita untuk membangun persaudaraan dengan semua orang tanpa membeda-bedakan. Kita mengalirkan cinta persaudaraan dengan menghancurkan tembok-tembok pemisah.
Santa Teresa dari Calcutta pernah mengatakan: "Kalau kita tidak bisa mengasihi manusia yang kelihatan, bagaimana kita bisa mengasihi Allah yang tidak kelihatan?"
Marilah menjaga dan memelihara ikatan persaudaraan dengan Kristus! Kita berjuang untuk hidup sesuai dengan kehendak-Nya.
Kita juga membangun semangat persaudaraan dengan semua orang tanpa membeda-bedakan. Kita belajar untuk membuka diri dan hati kepada siapa saja. Kita saling mengalirkan cinta sebagai sesama saudara.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Amin🙏
BalasHapusAmin..
BalasHapusAmin. Tuhan memberkati
BalasHapus