Postingan

Menampilkan postingan dari Juni, 2021

Membebaskan Dari Belenggu

Gambar
OASIS SABDA 30 Jun 2021 Bacaan I: Kej 21:5.8-20 Mazmur Tanggapan: Mzm 34:7-8.10-11.12-13 Bait Pengantar Injil: Yak 1:18 Bacaan Injil: Mat 8:28-34 Hidup dalam kondisi terbelenggu tentu tidak menyenangkan. Coba bayangkan jika kita berada dalam dipenjara, pasti kita akan sangat menderita. Jangankan dipenjara, saat ini di tengah pandemi covid -19 yang makin mengganas, disuruh untuk memakai masker saja seakan sebuah penderitaan yang luar biasa! Disuruh untuk jaga jarak, tidak kumpul-kumpul, dan pesta-pesta saja sudah seakan pengekangan kebebasan. Padahal semuanya itu dilakukan untuk keselamatan diri sendiri dan sesama! Kadang kita terjebak dengan egoisme! Kita hanya mementingkan diri sendiri ketimbang keselamatan bersama! Dan inipun seringkali terjadi dalam ranah rohani. Kedatangan Yesus ke dunia sesungguhnya untuk membebaskan umat manusia dari keterpenjaraan. Lebih-lebih Yesus mau membebaskan manusia dari kuasa kegelapan. Yesus membebaskan manusia dari belenggu setan

Militansi Mewartakan Injil

Gambar
OASIS SABDA 29 Jun 2021 Hari Raya Santo Petrus dan Paulus Bacaan I: Kis 12:1-11 Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7.8-9 Bacaan II: 2Tim 4:6-8.17-18 Bait Pengantar Injil: Mat 16:18 Bacaan Injil: Mat 16:13-19 Hari ini kita merayakan dua tokoh besar dalam Gereja yakni Santo Petrus dan Paulus. Kedua Rasul ini bisa dikatakan sebagai Sokoguru Gereja. Mereka memiliki andil yang sangat besar dalam peletakan dasar Gereja. Petrus yang sebelumnya dikenal dengan nama Simon berasal dari Betsaida, Galilea, ditepi danau Genesaret. Dia anak Yunus, saudara Andreas! Simon adalah anak nelayan! Dan dia juga berprofesi sebagai nelayan. Dia dikenal sebagai orang yang jujur, ulet dan rajin. Dia memang tidak berpendidikan tinggi. Namun dia sangat terampil dengan pekerjaannya sebagai nelayan. Kepribadian Petrus ini mendapat perhatian dari Yesus. Makanya dia dipanggil menjadi murid-Nya dan sekaligus sebagai pemimpin para rasul. Dia juga diangkat sebagai pemimpin Gereja perdana. Sesun

Meninggalkan Zona Nyaman

Gambar
OASIS SABDA 28 Jun 2021 PW S. Ireneus, Uskup dan Martir Bacaan I: Kej 18:16-33 Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11 Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab Bacaan Injil: Mat 8:18-22 Seringkali meninggalkan sesuatu yang telah memberikan rasa nyaman tidak mudah. Walaupun kita sadar bahwa yang harus kita tinggalkan itu sesuatu yang kurang bernilai. Namun, kalau sudah memberikan rasa nyaman, apalagi ketergantungan, rasa-rasanya terlalu berat. Syarat mengikuti Yesus sesungguhnya harus meninggalkan dan menanggalkan zona nyaman yang menghalangi penyerahan diri kita. Memang itu sangat berat! Bahkan terkadang mustahil! Tapi, mau tidak mau kehendak Allah harus diutamakan. Dalam Injil, Yesus menegaskan hal tersebut. Yesus menghendaki agar kita berani meninggalkan segala kenyamanan untuk mengikuti Dia secara total. Yesus menuntut keberanian untuk menjalani sebuah model kehidupan baru. Kehidupan yang tidak berorientasi pada diri sendiri. Bahkan sebuah model hidup yang penuh re

Jangan Takut, Percaya Saja

Gambar
OASIS SABDA 27 Jun 2021 Minggu Pekan Biasa XIII Bacaan I: Keb 1:13-15;2:23-24 Mazmur Tanggapan: Mzm 30:2.4.5-6.11.12a.13b Bacaan II: 2Kor 8:7.9.13-15 Bait Pengantar Injil: 2Tim 1:10b Bacaan Injil: Mrk 5:21-43 Ada idiom yang mengatakan, "Manusia berusaha tetapi Tuhan yang menentukan". Kita menyadari bahwa usaha manusia itu terbatas. Namun, dalam ambang batas itu, kita diajak untuk berserah seutuhnya kepada Allah. Dan karena belas kasih-Nya, Allah tidak membiarkan manusia jatuh pada kebinasaan. Saat ini kita kembali dicekam oleh pandemi Covid-19 dengan varian delta. Konon, varian baru ini begitu mudah menular dan lebih ganas. Kita semakin ngeri dengan keadaan ini. Kita seakan semakin dikungkung dan tidak bebas! Di tengah situasi yang mencemaskan seperti ini kadang kita kehilangan harapan! Namun itu terjadi ketika kita hanya mengandalkan kekuatan sendiri. Memang, dalam situasi sekarang, jika hidup tidak disiplin dengan protokol kesehatan pasti virus akan

Iman dan Kerendahan Hati

Gambar
OASIS SABDA 26 Jun 2021 Bacaan I: Kej 18:1-15 Mazmur Tanggapan: Luk 1:46-47.48-49.50.53.54-55 Bait Pengantar Injil: Mat 8:17 Bacaan Injil: Mat 8:5-17 Orang yang sungguh memiliki iman mendalam pasti akan semakin rendah hati! Kesombongan sesungguhnya pancaran dari kedangkalan iman. Orang sombong selalu berorientasi pada diri sendiri! Orang sombong selalu mencari pengakuan diri! Orang sombong hanya berorientasi pada jabatan dan akan menyingkirkan orang yang dirasa menyainginya. Dalam Injil, kita belajar dari kerendahan hati seorang perwira yang datang kepada Yesus. Perjumpaan mereka membawa perspektif lain dalam berdoa! Pertama, kita bisa melihat siapa itu perwira. Dia seorang terpandang, punya jabatan, punya kuasa, punya anak buah, tapi rela datang sendiri pada Yesus. Dia langsung berjumpa dari muka ke muka dengan Yesus. Bukankah ia bisa mengutus anak buahnya? Kedua, perwira itu datang kepada Yesus tidak membawa kepentingan dirinya sendiri. Dia membawa intensi untu

Iman Selalu Membuahkan Sukacita

Gambar
OASIS SABDA 25 Jun 2021 Bacaan I: Kej 17:1.9-10.15-22 Mazmur Tanggapan: Mzm 128:1-2.3.4-5 Bait Pengantar Injil: Mat 8:17 Bacaan Injil: Mat 8:1-4 Karya Allah sesungguhnya sangat menakjubkan. Kadang apa yang dilakukan sulit kita pahami. Sepertinya di luar dari nalar kita. Terlalu istimewa dan mengherankan! Namun itulah karya agung Allah bagi kita. Hal itu kita bisa melihat dalam kehidupan Abraham. Kisah hidupnya sungguh menyisakan sebuah ketakjuban yang luar biasa. Imannya sungguh melahirkan sukacita! Abraham adalah nama baru yang disematkan sesudah dia menjalankan misi yang baru. Sebelumnya bernama Abram. Misi baru itu adalah menjadi bapa para bangsa. Sedangkan istrinya yang tadinya bernama Sarai berganti menjadi Sara yang berarti ibu bangsa-bangsa. "Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari pada

Cintailah Mereka!

Gambar
OASIS SABDA 24 Jun 2021 Hari Raya Kelahiran S. Yohanes Pembaptis Bacaan I: Yes 49:1-6 Mazmur Tanggapan: Mzm 139:1-3.13-14ab.14c-15 Bacaan II: Kis 13:22-26 Bait Pengantar Injil: Luk 1:76 Bacaan Injil: Luk 1:57-66.80 Kemarin saya mendapat kiriman sebuah video yang berisi tentang pesan dari Ketua umum Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) berkaitan dengan merebaknya covid - 19 yang menyasar ke anak-anak usia 0-18 th. Saat ini anak-anak yang terdampak positif Corona cukup tinggi. Data dari Dinkes DKI per 17 Juni 2021, dalam satu hari saja bertambah 661 anak yang terkonfirmasi positif Corona. Dan 114 diantaranya adalah balita. Ketua IDAI, Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan Sp. A(K). FAAP, FRCP (Hon), menghimbau agar semua kegiatan yang melibatkan anak usia 0-18 tahun dilakukan secara daring. Beliau mengajak semua orang tua untuk menjaga dan mengawasi anak-anaknya dalam bergaul. Tetap mentaati protokol kesehatan! Saat ini orang tua harus semakin bijak dalam mendidik anak-anak.

Mengakarkan Hidup Pada Firman Tuhan

Gambar
OASIS SABDA 23 Jun 2021 Bacaan I: Kej 15:1-12.17-18 Mazmur Tanggapan: Mzm 105:1-2.3-4.6-7.8-9 Bait Pengantar Injil: Yoh 15:4.5b Bacaan Injil: Mat 7:15-20 Hidup beriman kadang terasa berat dan penuh tantangan. Kita terus berjuang untuk setia dan berlaku baik namun terkadang kita merasa ragu dan bimbang atas tindakan kita. Apakah yang kita lakukan sungguh berkenan pada Tuhan? Walaupun demikian kita tetap berusaha agar hidup kita selalu berbuah kebaikan!  Abraham adalah sosok orang beriman yang sungguh taat pada Allah. Dia rela meninggalkan kampung halaman dan segala sesuatu yang dimilikinya hanya demi melaksanakan perintah Allah. Dia rela menapaki sebuah peziarahan, yang secara manusiawi masih kurang jelas! Namun dia percaya, taat dan tetap setia! Beriman secara total tidak akan pernah sia-sia. Iman yang sejati sesungguhnya mengalirkan berkat berlimpah walau kadang tidak kita sadari. Ketaatan dan kesetiaan kepada-Nya akan membuahkan sukacita berlimpah.  Abraham, yang sampai u

Terbarkanlah Kebaikan

Gambar
OASIS SABDA 22 Jun 2021 Bacaan I: Kej 13:2.5-18 Mazmur Tanggapan: Mzm 15:2-3ab.3cd-4ab.5 Bait Pengantar Injil: Yoh 8:12 Bacaan Injil: Mat 7:6.12-14 Dalam peziarahan hidup ini pasti hal-hal baik yang kita harapkan terjadi dalam hidup kita. Saya yakin tidak ada seorang pun yang menghendaki hal buruk dalam hidupnya. Demikianpun dalam relasi dengan sesama, pasti kita menghendaki agar terjalin relasi yang membahagiakan. Kita tidak menghendaki untuk tersakiti dan kecewa. Kita tidak menghendaki diri kita dijahati dan diabaikan. Tentu, semua hal baiklah yang kita impikan. Yesus mengingatkan kepada kita, “Segala sesuatu yang kamu kehendaki supaya orang perbuat kepadamu, perbuatlah demikian juga kepada mereka. Itulah isi seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi." (Mat 7:12). Saya percaya, apa pun yang kita lakukan sesungguhnya berdampak pada diri kita sendiri. Kalau kita berbuat baik pasti akan mengalirkan kebaikan pula. Sebaliknya, jika kita berbuat jahat maka dampak

Banggakah Menjadi Penggosip?

Gambar
OASIS SABDA 21 Jun 2021 PW S. Aloisius Gonzaga, Biarawan Bacaan I: Kej 12:1-9 Mazmur Tanggapan: Mzm 33:12-13.18-19.20.22 Bait Pengantar Injil: Ibr 4:12 Bacaan Injil: Mat 7:1-5 Rasa-rasanya membicarakan keburukan dan kelemahan orang lain itu menyenangkan. Kita begitu mudah bahkan senang menggosipkan dan memviralkan kelemahan sesama. Walau kadang kita menyadari bahwa itu kebiasaan yang buruk namun kita menikmati kebiasaan ngerumpi tentang keburukan sesama. Kebiasaan menggosipkan orang sudah dianggap sebagai sesuatu yang wajar! Apalagi kalau yang kita gosipkan itu orang yang tidak kita sukai wah semakin seru! Kemanapun dan dimanapun seakan topik pembahasan hanya tentang keburukan sesama. Tragisnya, kita semakin tidak menyadari bahwa tindakan itu salah! Pembunuhan karakter itu adalah tindakan sangat jahat! Yesus sendiri sangat benci dengan sikap seperti itu! Lebih-lebih ketika berhadapan dengan orang-orang Farisi dan ahli Taurat yang suka menghakimi secara tidak adil

Mengapa Harus Takut?

Gambar
OASIS SABDA 20 Jun 2021 Hari Minggu Biasa XII Bacaan I: Ayb 38:1.8-11 Mazmur Tanggapan: Mzm 107:23-24.25-26.28-29.30-31 Bacaan II: 2Kor 5:14-17 Bait Pengantar Injil: Luk 7:16 Bacaan Injil: Mrk 4:35-40 Dalam peziarahan hidup sehari-hari, seringkali kita merasa seperti berada di tengah lautan yang bergelora. Kita merasa terombang-ambing tak tentu arah. Hempasan ombak dan badai seakan terus menerpa. Dalam situasi dan kondisi seperti itu kita menjadi takut dan pesimis. Kita merasa bahwa inilah akhir dari pelayaran kita! Kita merasa, inilah saatnya kita tenggelam dalam lautan yang dalam. Apalagi saat daya upaya telah dilakukan namun tidak menunjukkan hasil kita semakin kehilangan arah dan kendali. Kita seakan menjadi putus asa dan menyerah! Bisa jadi, hidup Anda saat ini seakan berada di tengah lautan yang luas dan penuh resiko. Hidup Anda dihempas badai dan gelombang secara terus menerus. Anda mungkin merasa tak berdaya! Bahkan, bisa jadi Anda telah berteriak minta to

Haruskah Kita Khawatir?

Gambar
OASIS SABDA 19 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 12:1-10 Mazmur Tanggapan: Mzm 34:8-9.10-11.12-13 Bait Pengantar Injil: 2Kor 8:9 Bacaan Injil: Mat 6:24-34 Dalam peziarahan hidup, seringkali kita menemukan banyak alasan yang membuat kita merasa khawatir. Kadang melihat situasi dan kondisi yang tidak menentu kita khawatir. Kita melihat kelemahan dan kekurangan dalam diri sendiri kita menjadi khawatir. Kadang kita khawatir akan masa depan. Kita khawatir akan pekerjaan dan usaha. Kita khawatir dengan keberlangsungan keluarga. Dan masih banyak alasan lain untuk menjadi khawatir. Apalagi saat ini, kita masih berada dalam pandemi covid-19 yang tak kunjung henti. Alih-alih berhenti, malahan varian baru yang konon penyebarannya mudah dan lebih ganas semakin merajalela. Situasi ini menbuat kita khawatir. Bisa jadi saat ini Anda pun dihantui oleh beraneka ragam kekhawatiran! Jika "ya", ingatlah bahwa Yesus pernah menegaskan: “Janganlah kuatir akan hidupmu, akan apa yang hendak

Apa Sih Yang Membanggakan dan Membahagiakan Anda?

Gambar
OASIS SABDA 18 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 11:18.21b-30 Mazmur Tanggapan: Mzm 34:2-3.4-5.6-7 Bait Pengantar Injil: Mat 5:3 Bacaan Injil: Mat 6:19-23 Dewasa ini, tidak sedikit orang yang berlomba-lomba mencari dan mengumpulkan harta kekayaan dan kuasa. Keduanya seakan menjadi hal yang sangat diidam-idamkan oleh banyak orang. Tidak sedikit orang yang berpikir bahwa semakin banyak harta maka akan semakin bahagia. Dia bisa bermegah dan berbangga karena memiliki harta berlimpah. Tidak sedikit orang juga yang berpikir, semakin memiliki kuasa dan kehormatan maka akan semakin bahagia karena memiliki derajat yang tinggi. Apakah yang menjadi ukuran kebanggaan dan kebahagiaan hidup kita? Bisa jadi kita pun menanamkan dalam hati bahwa dengan memiliki harta kekayaan, kuasa dan kehormatan kita pun akan semakin bangga dan bahagia! Maka tidak heran kalau setiap hari kita terus berjuang dan berjerih payah agar mimpi itu terealisir. Namun, dalam Injil Yesus menegaskan, “Janganlah ka

Diam dan Mendengarkan

Gambar
OASIS SABDA 17 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 11:1-11 Mazmur Tanggapan: Mzm 111:1-2.3-4.7-8 Bait Pengantar Injil: Rom 8:15 Bacaan Injil: Mat 6:7-15 Doa adalah komunikasi dari hati ke hati dengan Allah. Dalam doa kita seringkali curhat tentang semua hal yang kita alami. Kita mengungkapkannya dengan penuh keyakinan bahwa Allah setia mendengarkan kita. Kita percaya bahwa Dia selalu memperhatikan doa yang kita unjukkan. Namun, sudahkan kita berdoa dengan benar? Kebanyakan orang lebih suka ngomong banyak ketimbang duduk, diam dan mendengarkan! Kadang kita mengalami kesulitan untuk membangun kebiasaan untuk ngomong sedikit, lalu diam dan mendengarkan. Dalam berkomunikasi dengan Allah, kita dituntut memberikan porsi lebih banyak untuk diam dan mendengarkan-Nya. Yesus menegaskan bahwa kualitas komunikasi kita tidak ditentukan oleh panjangnya kata-kata. Allah yang kita imani adalah Allah Mahatahu. Dia sungguh telah mengetahui semua isi hati kita. Maka berkomunikasilah tanpa bert

Menjadi Saluran Berkat Dari Allah

Gambar
OASIS SABDA 16 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 9:6-11 Mazmur Tanggapan: Mzm 112:1-2.3-4.9 Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23 Bacaan Injil: Mat 6:1-6.16-18 Kecenderungan banyak orang ketika melakukan sesuatu selalu menuntut pengakuan. Bahkan ini seakan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Apalagi dalam era digital, dengan media sosial yang sangat terbuka, segala sesuatu yang dilakukan selalu diposting. Mungkin di satu sisi baik karena sedang menyampaikan informasi, promosi atau memotivasi. Tetapi, tidak jarang yang hanya menuntut pengakuan!  Hal itu juga terjadi dalam hal memberi atau beramal. Beramal adalah suatu tindakan yang sangat baik dan sebagai perwujudan iman kita. Namun, tidak jarang ada orang yang melakukan itu hanya sebagai sebuah seremonial belaka untuk mendapatkan pengakuan atau popularitas. Sehingga apapun yang dilakukan seakan harus diwartakan kepada banyak orang. Dalam Injil, Yesus mencela orang-orang Farisi yang berderma hanya demi sebuah pujian. "Jadi apabila

Persahabatan Sejati Mengalahkan Permusuhan

Gambar
OASIS SABDA 15 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 8:1-9 Mazmur Tanggapan: Mzm 146:2.5-6.7.8-9a Bait Pengantar Injil: Yoh 13:34 Bacaan Injil: Mat 5:43-48 Kebanyakan orang, ketika berjumpa dengan musuh bebuyutan, yang timbul dalam hatinya adalah hal-hal negatif. Timbul amarah dan keinginan untuk membinasakan. Timbul rasa benci dan muak sehingga segera untuk menghindar dan menjauhi. Timbul keinginan untuk membuat dia menderita. Bahkan, timbul sumpah serapah yang memancarkan rasa benci! Musuh berarti seorang yang jahat bagi kita. Hal itu tentu berbeda dengan kasih (agape). Kasih berarti perhatian dan perlakuan baik kepada seseorang. Kalau musuh memancarkan aura negatif dan sangat tidak menyenangkan, sedangkan kasih memancarkan aura positif yang penuh kedamaian. Dan Yesus sangat menekankan kita untuk hidup dalam kasih. Dalam bacaan Injil, Yesus menegaskan suatu perintah yang tidak mudah untuk kita lakukan. Dia memerintahkan: "Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang m

Sabar dan Tenang Dalam Menghadapi Persoalan

Gambar
OASIS SABDA 14 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 6:1-10 Mazmur Tanggapan: Mzm 98:1.2-3ab.3cd-4 Bait Pengantar Injil: Mzm 119:105 Bacaan Injil: Mat 5:38-42 Pada umumnya, jika seseorang merasa dijahati dan tersakiti, dia akan berusaha untuk membalas dendam. Dia akan terus mencari kesempatan yang tepat untuk membalas sakit hatinya. Rasa-rasanya dia tidak tega kalau dirinya sendiri yang tersakiti. Dia harus membalas dendam supaya orang yang menjahatinya pun merasakan sakit pula. Bahkan ada yang mengatakan "pembalasan lebih kejam daripada perbuatan!". Apakah hukum balas dendam menjadi solusi terbaik dalam mengahadapi sebuah pertikaian? Bagi orang yang hanya memikirkan diri sendiri pasti akan menjawab "ya". Tapi bagi orang yang sungguh membuka hati pada terang kasih Allah pasti akan mengatakan "tidak!". Hukum balas dendam atau gigi ganti gigi dan mata ganti mata bukanlah cara terbaik untuk menyelesaikan pertikaian. Justru hal itu hanya akan memperpan

Hal Kerajaan Allah

Gambar
OASIS SABDA 13 Jun 2021 Bacaan I: Yeh 17:22-24 Mazmur Tanggapan: Mzm 92:2-3.13-14.15-16 Bacaan II: 2Kor 5:6-10 Bacaan Injil: Mrk 4:26-34 Kerajaan Allah sesungguhnya dihadirkan oleh Allah sendiri ke dalam dunia. Dialah yang bekerja untuk menumbuhkannya. Dalam Injil, Yesus menggambarkan bagaimana peran Allah untuk mewujudnyatakan Kerajaan Allah yang selalu mengandung misteri bagi manusia. Perwujudnyataan Kerajaan Allah itu digambarkan oleh Yesus seperti pertumbuhan benih. Benih bertumbuh tanpa diketahui bagaimana ia bertumbuh. “Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. (Mrk 4:26-27). Memang yang ditaburkan kadang terlihat sangat kecil dan tak berarti. Yesus membandingkannya seperti biji sesawi yang sangat halus. "Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang di

Hati Tersuci Perawan Maria

Gambar
OASIS SABDA 12 Jun 2021 Peringatan Wajib Hati Tersuci Santa Perawan Maria Bacaan I: 2Kor 5:14-21 Bacaan Injil: Mat 5:33-37 Kemarin kita baru saja merayakan Perayaan Hati Yesus Yang Mahakudus. Hari ini kita memperingati Hati Tersuci Bunda-Nya, Bunda Maria. Tentu, keduanya memiliki keterkaitan yang sangat erat dalam karya penebusan. Bunda Maria memiliki keterlibatan yang sangat mendalam dengan karya penebusan. Dia dipilih Allah untuk mengambil bagian dalam karya penebusan dengan melahirkan Putera-Nya. Hatinya yang tersuci menerima aliran Rahmat yang Agung! Dalam karya penebusan, hati Bunda Maria pun kadang terkoyak oleh derita. Hatinya pun ditembusi dengan pedang. Tembusan tombak di lambung Puteranya juga menembusi hatinya. Dia rela menanggung begitu banyak penderitaan bersama dengan Puteranya. Namun dia sosok wanita kontemplatif. Dalam kerendahan hati dan diamnya, dia sungguh mempersembahkan hidup demi karya Puteranya. Dalam ketekunan doanya, dia mengiringi setiap

Hati Yesus Yang Mahakudus

Gambar
OASIS SABDA 11 Jun 2021 HR Hati Yesus Yang Mahakudus Bacaan I: Hos 11:1.3-4.8c-9 Mazmur Tanggapan: Yes 12:2-3.4bcd.5-6 Bacaan II: Ef 3:8-12.14-19 Bait Pengantar Injil: Mat 11:29ab Bacaan Injil: Yoh 19:31-37 Secara rohani dan tentu juga pengalaman manusia, hati menjadi pusat dan inti diri manusia. Hati memiliki daya yang mampu memancarkan cinta kasih (caritas). Dari dalam hati yang baik terpancar juga belas kasih bagi sesama. Dan dari dalam hati juga terpancar kekuatan kehendak untuk memutuskan dan bertindak! Hari ini kita merayakan Hati Yesus yang Mahakudus. Kita mengenangkan persembahan diri Yesus yang total. Dia memberikan hati-Nya kepada seluruh umat manusia. Belaskasih-Nya sungguh nyata terpancar bagi kita. Dan semuanya itu mengalir dari cinta-Nya yang total kepada kita. Dari hati yang Ilahi itu terpancar kasih sejati. Perayaan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1856 dan dirayakan 19 hari sesudah Pentakosta. Hati Kudus Yesus adalah sebuah devosi rohani kep

Iman Yang Memerdekakan

Gambar
OASIS SABDA 10 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 3:15-4:1.3-6 Bacaan Injil: Mat 5:20-26 Hidup sebagai orang beriman mesti memancarkan kebajikan. Memancarkan kasih dan pengampunan. Memancarkan damai dan sukacita. Dalam Injil, Yesus mengingatkan agar keberimanan kita lebih daripada ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi. "Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga." (Mat 5:20). Bagaimanakah hidup keberagaman para ahli Taurat dan orang-orang Farisi? Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi sesungguhnya memahami bahkan pakar dalam hukum Taurat. Mereka sungguh mentaatinya dengan disiplin. Namun, semuanya itu hanya sekedar taat. Mereka menjalankan hanya sebatas pada aturan dan kewajiban belaka. Sehingga, hidup mereka tidak membuahkan nilai-nilai kebajikan. Hidup mereka tidak memancarkan apa yang tertuang dalam hukum Taurat itu. Hidup mereka tidak di

Firman Menjiwai Hidup

Gambar
OASIS SABDA 09 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 3:4-11 Bacaan Injil: Mat 5:17-19 Yesus selalu dituduh melanggar dan melawan hukum Taurat oleh orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat. Banyak hal yang dilakukan Yesus dipandang bertentangan dengan hukum Taurat itu. Apakah Yesus benar melawan hukum Taurat? Dalam Injil, Yesus dengan tegas mengatakan bahwa diri-Nya tidak pernah meniadakan hukum Taurat. Justru kedatangan-Nya ke dunia untuk menggenapi hukum itu. “Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya." (Mat 5:17). Bahkan dengan keras Yesus mengatakan: "Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga" (Mat 5:19). Yesus menghendaki agar hukum Taurat sungguh hidup. Hukum Taurat tidak boleh

Menjadi Garam dan Terang Dunia

Gambar
OASIS SABDA 08 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 1: 18-22 Bacaan Injil: Mat 5:13-16 Hidup sebagai para pengikut Kristus harus selalu memancarkan kebaikan bagi sesama. Iman harus benar-benar nyata dalam kehidupan bersama. Dalam Injil, Yesus meegaskan bahwa kita adalah garam dan terang dunia. “Kamu adalah garam dunia. Jika garam itu menjadi tawar, dengan apakah ia diasinkan? Tidak ada lagi gunanya selain dibuang dan diinjak orang. Kamu adalah terang dunia ... hendaknya terangmu bercahaya di depan orang, supaya mereka melihat perbuatanmu yang baik dan memuliakan Bapamu yang di sorga.” (Mat 5:13-14,16). Garam memiliki fungsi yang cukup penting. Fungsi garam untuk mengasinkan sesuatu. Garam berfungsi untuk memberi rasa. Sayuran dan makanan lain tanpa garam pasti tidak lezat. Akan terasa hambar! Sedangkan terang berfungsi untuk menghalau kegelapan. Terang memberi rasa nyaman dan aman. Terang membuat orang lebih leluasa dalam beraktifitas. Baik garam maupun terang baru berfungsi

Kebahagiaan

Gambar
OASIS SABDA 07 Jun 2021 Bacaan I: 2Kor 1:1-7 Bacaan Injil: Mat 5:1-12 Setiap orang pasti mendambakan apa yang dinamakan kebahagiaan. Hidup yang dipenuhi dengan damai dan sukacita!Namun, apa yang menjadi ukuran kebahagiaan? Sebagian orang mengukur kebahagiaan dengan hal-hal yang bersifat duniawi belaka. Orang merasa bahagia kalau memiliki harta yang berlimpah. Merasa bahagia kalau memiliki jabatan dan kedudukan. Bahagia kalau memiliki pasangan hidup yang baik. Bahagia kalau memiliki kawan yang banyak. Dan masih banyak ukuran kebahagiaan versi duniawi. Namun, apakah itu semua menjamin kebahagiaan yang sesungguhnya? Yesus, dalam kotbah di bukit, memberi makna kebahagiaan yang kadang bertentangan dengan kebahagiaan versi duniawi. Kebahagiaan sejati yang ditawarkan oleh Yesus dapat diraih ketika orang menjadi miskin di hadapan Allah, lemah lembut, murah hati, suci hati, cinta damai, dan berkorban demi kebenaran (bdk. Mat 5:1-12). Kebahagian itu tentu didasari dengan pert

Tubuh Dan Darah Yang Menyelamatkan

Gambar
OASIS SABDA 06 Jun 2021 Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus Bacaan I: Kel 24:3-8 Bacaan II: Ibr 9:11-15 Bacaan Injil: Mrk 14:12-16.22-26 Hari ini kita merayakan Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus. Perayaan hari ini mengingatkan kita tentang pengurbanan agung Kristus. Dia telah mengurbankan TubuhNya dan menumpahkan DarahNya di kayu salib untuk menebus dosa-dosa kita. Sebuah pengurbanan yang merajut kembali relasi cinta yang terputus oleh dosa. Pengurbanan yang membangun kembali persekutuan sempurna antara kita dengan Allah dan dengan sesama sebagai satu tubuh. Dalam Injil, Yesus mengutus para murid-Nya untuk mempersiapkan perjamuan Paskah. Perayaan Roti tak beragi dan perayaan Paskah memiliki makna yang mendalam bagi bangsa Yahudi. Perayaan yang mengingatkan mereka pada peristiwa pembebasan dari perbudakan bangsa Mesir. Bagi orang Yahudi, perayaan Roti tak beragi ini biasanya dirayakan selama tujuh hari sesudah Paskah. Mereka memanggang roti tak beragi selama tujuh hari

Persembahan Yang Menyelamatkan

Gambar
OASIS SABDA 05 Jun 2021 PW S. Bonifasius, Uskup dan Martir Bacaan I: Tb 12:1.5-15.20 Bacaan Injil: Mrk 12:38-44 Mempersembahkan persembahan dengan tulus sesungguhnya menjadi pancaran iman yang nyata. Sebuah perwujudnyataan kepercayaan yang konkret tanpa pamrih. Dalam Injil, Yesus mengkritik cara hidup orang-orang Farisi yang suka pamer! Mereka selalu menunjukkan kesalehan pribadi dihadapan umum hanya supaya dilihat oleh orang. Mereka memamerkan segala sesuatu yang dilakukan agar mendapat simpati dan pujian. Mereka menyangka itulah yang sesuai dengan hukum Taurat. Padahal di mata Yesus semuanya itu hanyalah kebodohan dan kesia-siaan. Di mata Yesus semuanya itu tidak ada artinya apa-apa. Oleh karena Itu Dia meminta kita untuk berhati-hati dengan model perilaku orang-orang Farisi itu (bdk. Mrk 12: 38-40). Yesus menghendaki perwujudnyataan iman secara tulus dan total seperti yang dilakukan oleh seorang janda miskin. Dia menyatakan imannya dengan bersedekah secara diam-di

Allah Membebaskan Dari Setiap Perkara

Gambar
OASIS SABDA 04 Juni 2021 Bacaan I: Tb 11:5-14 Bacaan Injil: Mrk 12:35-37 Orang yang sungguh beriman ketika berhadapan dengan pelbagai persoalan tidak pernah mengandalkan kekuatannya sendiri. Dalam segala hal tidak akan pernah hanya mengandalkan kemampuan dan kehebatan manusia. Tetapi, orang beriman akan selalu melibatkan campur tangan Allah. Dia akan selalu berserah diri dan mengharapkan pertolongan-Nya. Namun sayangnya, kebanyakan orang dalam menghadapi persoalan pertama-tama lebih mengandalkan diri sendiri. Mereka berjibaku dengan kekuatan dan kehebatannya saja. Seakan-akan dirinyalah yang paling hebat! Mereka baru ingat kekuatan Tuhan ketika persoalannya semakin sulit. Mereka baru sadar bahwa Tuhanlah penolong ketika semakin berat dan tak berdaya. Tobit adalah sosok orang yang selalu mengandalkan Tuhan. Dia dan istrinya, Hana, sejak awal jatuh sakit terus menerus berserah diri dan memohon pertolongan Allah. Mereka percaya bahwa Allah yang diimaninya adalah Allah P

Kasih Merajut Perbedaan

Gambar
OASIS SABDA 03 Jun 2021 Bacaan I: Tb 6:10-11;7:1.6.8-13;8:1.5-9 Mazmur Tanggapan: Mzm 128:1-2.3.4-5 Bait Pengantar Injil: Mzm 119:34 Bacaan Injil: Mrk 12:28b-34 Karakter utama para pengikut Kristus yang sejati adalah hidup dalam kasih. Kita dipanggil untuk senantiasa menimba aliran kasih Allah yang menyegarkan dan menghidupkan. Kasih Allah yang menyelamatkan dan membebaskan. Kasih Allah yang merobohkan sekat-sekat pemisah dan membangun jembatan-jembatan yang mempersatukan perbedaan! Kasih Allah yang mengalirkan damai, kesejahteraan dan sukacita. Dalam Injil, ketika diuji oleh seorang ahli Taurat dan orang Saduki perihal hukum utama, Yesus menekankan tentang kasih sebagai hukum yang paling utama. Pertama-tama Yesus mengatakan, "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu." (Mrk 12:30). Dan hukum yang kedua adalah "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.