Menjadi Saluran Berkat Dari Allah
OASIS SABDA 16 Jun 2021
Bacaan I: 2Kor 9:6-11
Mazmur Tanggapan: Mzm 112:1-2.3-4.9
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23
Bacaan Injil: Mat 6:1-6.16-18
Hal itu juga terjadi dalam hal memberi atau beramal. Beramal adalah suatu tindakan yang sangat baik dan sebagai perwujudan iman kita. Namun, tidak jarang ada orang yang melakukan itu hanya sebagai sebuah seremonial belaka untuk mendapatkan pengakuan atau popularitas. Sehingga apapun yang dilakukan seakan harus diwartakan kepada banyak orang.
Dalam Injil, Yesus mencela orang-orang Farisi yang berderma hanya demi sebuah pujian. "Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya." (Mat 6:2).
Yesus sesungguhnya mengingatkan kita agar dalam beramal tidak perlu menggembar-gemborkan sehingga seluruh dunia mengetahuinya. Biarlah Tuhan yang mengetahui dan mencatatnya. Dia Mahatahu apa yang kita lakukan! Percayalah, Ia pasti melihat perbuatan baik kita dan akan membalasnya.
Pengakuan manusia memang menyenangkan namun pengakuan Allah lebih besar kuasanya. Ada orang yang mengatakan, "Jika kamu diberi, ingatlah dan catatlah namanya di batu karang. Tetapi jika kamu memberi catatlah namamu di pasir laut".
Murah hati sesungguhnya adalah sebuah keutamaan moral yang mesti kita pupuk dan tumbuh kembangkan. Kemurahan hati itu bisa kita tunjukkan dengan kerelaan untuk memberi. Kita selalu peka dan solider terhadap mereka yang menderita! Kita berusaha menolong sesama yang membutuhkan. Kita menjadi saluran kasih dan berkat dari Allah.
Percayalah, memberi sesungguhnya tidak pernah akan merugikan kita. Memberi tidak akan pernah memiskinkan kita. Justru dengan semakin memberi kita akan semakin diperkaya. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (2Kor 9:6-7).
Ketika Tuhan menjadikan kita sebagai saluran Rahmat bagi sesama maka Dia juga yang akan memperkaya kita. Tuhan akan semakin melimpahkan rahmat-Nya bagi kita. Dan rahmat itu tidak hanya dalam bentuk hal-hal duniawi tetapi juga sukacita Ilahi!
Semoga kita semakin bertumbuh dan berkembang dalam kemurahan hati. Kita semakin peka, solider dan rela menolong sesama! Kita berani memberi dengan tulus tanpa menuntut imbalan!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: 2Kor 9:6-11
Mazmur Tanggapan: Mzm 112:1-2.3-4.9
Bait Pengantar Injil: Yoh 14:23
Bacaan Injil: Mat 6:1-6.16-18
Kecenderungan banyak orang ketika melakukan sesuatu selalu menuntut pengakuan. Bahkan ini seakan sudah menjadi sebuah kebutuhan. Apalagi dalam era digital, dengan media sosial yang sangat terbuka, segala sesuatu yang dilakukan selalu diposting. Mungkin di satu sisi baik karena sedang menyampaikan informasi, promosi atau memotivasi. Tetapi, tidak jarang yang hanya menuntut pengakuan!
Hal itu juga terjadi dalam hal memberi atau beramal. Beramal adalah suatu tindakan yang sangat baik dan sebagai perwujudan iman kita. Namun, tidak jarang ada orang yang melakukan itu hanya sebagai sebuah seremonial belaka untuk mendapatkan pengakuan atau popularitas. Sehingga apapun yang dilakukan seakan harus diwartakan kepada banyak orang.
Dalam Injil, Yesus mencela orang-orang Farisi yang berderma hanya demi sebuah pujian. "Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya." (Mat 6:2).
Yesus sesungguhnya mengingatkan kita agar dalam beramal tidak perlu menggembar-gemborkan sehingga seluruh dunia mengetahuinya. Biarlah Tuhan yang mengetahui dan mencatatnya. Dia Mahatahu apa yang kita lakukan! Percayalah, Ia pasti melihat perbuatan baik kita dan akan membalasnya.
Pengakuan manusia memang menyenangkan namun pengakuan Allah lebih besar kuasanya. Ada orang yang mengatakan, "Jika kamu diberi, ingatlah dan catatlah namanya di batu karang. Tetapi jika kamu memberi catatlah namamu di pasir laut".
Murah hati sesungguhnya adalah sebuah keutamaan moral yang mesti kita pupuk dan tumbuh kembangkan. Kemurahan hati itu bisa kita tunjukkan dengan kerelaan untuk memberi. Kita selalu peka dan solider terhadap mereka yang menderita! Kita berusaha menolong sesama yang membutuhkan. Kita menjadi saluran kasih dan berkat dari Allah.
Percayalah, memberi sesungguhnya tidak pernah akan merugikan kita. Memberi tidak akan pernah memiskinkan kita. Justru dengan semakin memberi kita akan semakin diperkaya. "Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga. Hendaklah masing-masing memberikan menurut kerelaan hatinya, jangan dengan sedih hati atau karena paksaan, sebab Allah mengasihi orang yang memberi dengan sukacita." (2Kor 9:6-7).
Ketika Tuhan menjadikan kita sebagai saluran Rahmat bagi sesama maka Dia juga yang akan memperkaya kita. Tuhan akan semakin melimpahkan rahmat-Nya bagi kita. Dan rahmat itu tidak hanya dalam bentuk hal-hal duniawi tetapi juga sukacita Ilahi!
Semoga kita semakin bertumbuh dan berkembang dalam kemurahan hati. Kita semakin peka, solider dan rela menolong sesama! Kita berani memberi dengan tulus tanpa menuntut imbalan!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar