Kebahagiaan

OASIS SABDA 07 Jun 2021
Bacaan I: 2Kor 1:1-7
Bacaan Injil: Mat 5:1-12

Setiap orang pasti mendambakan apa yang dinamakan kebahagiaan. Hidup yang dipenuhi dengan damai dan sukacita!Namun, apa yang menjadi ukuran kebahagiaan?

Sebagian orang mengukur kebahagiaan dengan hal-hal yang bersifat duniawi belaka. Orang merasa bahagia kalau memiliki harta yang berlimpah. Merasa bahagia kalau memiliki jabatan dan kedudukan. Bahagia kalau memiliki pasangan hidup yang baik. Bahagia kalau memiliki kawan yang banyak. Dan masih banyak ukuran kebahagiaan versi duniawi. Namun, apakah itu semua menjamin kebahagiaan yang sesungguhnya?

Yesus, dalam kotbah di bukit, memberi makna kebahagiaan yang kadang bertentangan dengan kebahagiaan versi duniawi. Kebahagiaan sejati yang ditawarkan oleh Yesus dapat diraih ketika orang menjadi miskin di hadapan Allah, lemah lembut, murah hati, suci hati, cinta damai, dan berkorban demi kebenaran (bdk. Mat 5:1-12). Kebahagian itu tentu didasari dengan pertobatan, kerelaan berkorban, dan kemauan untuk berjuang demi kesatuan dengan Kristus. Sehingga apapun yang dimiliki di dunia selalu dijadikan sarana untuk mengukir kebahagiaan sejati.

Paulus juga memberikan makna kebahagiaan yang sejati. Kebahagiaan versi Paulus adalah kebahagian karena bersatu dengan Salib. Dalam ungkapan syukurnya dia menegaskan bahwa kebahagiaan sesungguhnya adalah kebahagian yang diperoleh dengan ikut ambil bagian dalam penderitaan dan kesengsaraan Kristus. "Dan pengharapan kami akan kamu adalah teguh, karena kami tahu, bahwa sama seperti kamu turut mengambil bagian dalam kesengsaraan kami, kamu juga turut mengambil bagian dalam penghiburan kami." (2Kor 1:7).

Pemazmur juga memberikan makna kebahagian dengan menekankan tentang kesatuan dan perlindungan Tuhan. Dalam kesatuan dengan-Nya dan melakukan kehendak-Nya kita selalu berada dalam perlindungan Tuhan. "Kecaplah dan lihatlah, betapa baiknya Tuhan itu! Berbahagialah orang yang berlindung pada-Nya!" (Mzm 34:9). Kebahagiaan sejati hanya ada dalam kesatuan dengan Allah.

Marilah mengukir kebahagiaan kita mulai saat ini. Kita berjuang sekuat tenaga untuk meraih kebahagiaan. Entah kebahagiaan saat ini maupun kebahagiaan paripurna dalam Kerajaan Surga!

Tuhan memberkati dan Ave Maria!

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Belaskasih Allah Terhadap Pendosa

Doa Seorang Ibu

Kreatifitas Melayani