Hati Yesus Yang Mahakudus
OASIS SABDA 11 Jun 2021
HR Hati Yesus Yang Mahakudus
Bacaan I: Hos 11:1.3-4.8c-9
Mazmur Tanggapan: Yes 12:2-3.4bcd.5-6
Bacaan II: Ef 3:8-12.14-19
Bait Pengantar Injil: Mat 11:29ab
Bacaan Injil: Yoh 19:31-37
Secara rohani dan tentu juga pengalaman manusia, hati menjadi pusat dan inti diri manusia. Hati memiliki daya yang mampu memancarkan cinta kasih (caritas). Dari dalam hati yang baik terpancar juga belas kasih bagi sesama. Dan dari dalam hati juga terpancar kekuatan kehendak untuk memutuskan dan bertindak!
Hari ini kita merayakan Hati Yesus yang Mahakudus. Kita mengenangkan persembahan diri Yesus yang total. Dia memberikan hati-Nya kepada seluruh umat manusia. Belaskasih-Nya sungguh nyata terpancar bagi kita. Dan semuanya itu mengalir dari cinta-Nya yang total kepada kita. Dari hati yang Ilahi itu terpancar kasih sejati.
Perayaan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1856 dan dirayakan 19 hari sesudah Pentakosta.
Hati Kudus Yesus adalah sebuah devosi rohani kepada hati fisik Yesus yang menjadi lambang cinta ilahi kepada umat manusia. Devosi ini diprakarsai oleh Santa Marguerite Marie Alacoque (1647-1690), seorang biarawati dari Perancis, yang masuk kongregasi Visitandine di Paray-le-Monial (Saone-et-Loire). Dia mengatakan bahwa ia mengetahui devosi ini dari sebuah penglihatan.
Dikisahkan bahwa pada 27 Desember 1673, pada pesta Yohanes Penginjil, terjadi penampakan pertama Yesus kepada Maria Alacoque. Yesus mengundangnya untuk menempati tempat Yohanes di Perjamuan Akhir, yaitu ketika Yohanes menyandarkan kepalanya pada dada Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Hati Ilahi-Ku begitu mengasihi manusia, sehingga Aku tak dapat menutup hasrat kasih yang membara. Aku memilih engkau untuk menyebarkan tanda yang besar ini”.
Di awal tahun 1674, mungkin pada hari Jumat, terjadi penampakan kedua: Tampak Hati ilahi berada di atas takhta api, dikelilingi oleh mahkota duri yang melambangkan luka yang disebabkan oleh dosa manusia, dan tanda salib di atasnya, lambang Penebusan. Wajah Yesus tampak berkobar-kobar dengan kemuliaan, dengan lima luka yang bersinar seperti matahari, dan dari-Nya terpancar api dari semua sisi, tetapi terutama dari dada-Nya, terkesan suasana mistik, menyerupai tungku, yang ketika dibuka, menampakkan Hati yang berkobar dan penuh kasih.
Masih dalam tahun 1674 juga, terjadi penampakan ketiga. Dalam pengelihatan itu Margherita mendengar Yesus menyesali bahwa banyak orang telah menyakiti Hati Ilahi, khususnya mereka yang sudah berjanji untuk mengabdi kepada-Nya. Oleh karena itu Ia meminta Margherita untuk turut mengambil bagian dalam rasa sakit itu: Ia dianjurkan untuk menerima komuni kudus pada Jumat pertama setiap bulan, dan menyembah dengan tunduk sampai ke tanah, antara pkl. 23.00 sampai 24.00 pada malam antara Kamis dan Jumat.
Pada penampakan keempat, Yesus juga meminta agar hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, dipersembahkan Perayaan Hati Kudus. Margherita pun diberi mendat menyebarkan devosi ini dengan bantuan seorang bapa spiritual, seorang pastor Jesuit, santo Claudio de la Colombiere (1641-1682).
Setelah penampakan-penampakan itu Margherita Maria membawa dalam dirinya tanda itu selama 17 tahun, sampai wafatnya. Dua ritus pertama untuk menghormati Hati Kudus diadakan dalam suasana mistik di Novisiat Suster-suster Visitandie di Perancis pada 20 Juli 1685 dan 21 Juni 1686. (Sumber referensi: https://christusmedium.com/2020/06/memaknai-hari-raya-hati-kudus-yesus/)
Devosi kepada Hati Terkudus Yesus berkaitan dengan pertobatan. Paus Pius XII dalam ensikliknya yang berjudul Miserentissimus Redemptor menegaskan tentang hal itu. "Semangat untuk memperbaiki kesalahan atau mengganti rugi kesalahan (reparasi) selalu menempati posisi yang terpenting dan terdepan di dalam penyembahan yang ditunjukkan kepada Yesus Yang Mahakudus."
Semoga kita semakin bersatu dengan Hati Terkudus Yesus. Kita konsisten untuk mengikuti seluruh diri-Nya dan taat pada apa yang Ia ajarkan. Kita senantiasa belajar untuk mengasihi dengan hati penuh cinta dan mengampuni! Kita pun senantiasa berdoa sebagaimana didaraskan dalam doa kepada Hati Yesus yang Mahakudus: “Hati Yesus yang Mahakudus, kepada-Mu aku berserah; Hati Yesus yang amat manis, mampukan aku untuk mencintai-Mu lebih dari segala yang lain; Yesus kasih yang membara, semoga aku tak pernah menyakiti-Mu”.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
HR Hati Yesus Yang Mahakudus
Bacaan I: Hos 11:1.3-4.8c-9
Mazmur Tanggapan: Yes 12:2-3.4bcd.5-6
Bacaan II: Ef 3:8-12.14-19
Bait Pengantar Injil: Mat 11:29ab
Bacaan Injil: Yoh 19:31-37
Secara rohani dan tentu juga pengalaman manusia, hati menjadi pusat dan inti diri manusia. Hati memiliki daya yang mampu memancarkan cinta kasih (caritas). Dari dalam hati yang baik terpancar juga belas kasih bagi sesama. Dan dari dalam hati juga terpancar kekuatan kehendak untuk memutuskan dan bertindak!
Hari ini kita merayakan Hati Yesus yang Mahakudus. Kita mengenangkan persembahan diri Yesus yang total. Dia memberikan hati-Nya kepada seluruh umat manusia. Belaskasih-Nya sungguh nyata terpancar bagi kita. Dan semuanya itu mengalir dari cinta-Nya yang total kepada kita. Dari hati yang Ilahi itu terpancar kasih sejati.
Perayaan ini telah dilaksanakan sejak tahun 1856 dan dirayakan 19 hari sesudah Pentakosta.
Hati Kudus Yesus adalah sebuah devosi rohani kepada hati fisik Yesus yang menjadi lambang cinta ilahi kepada umat manusia. Devosi ini diprakarsai oleh Santa Marguerite Marie Alacoque (1647-1690), seorang biarawati dari Perancis, yang masuk kongregasi Visitandine di Paray-le-Monial (Saone-et-Loire). Dia mengatakan bahwa ia mengetahui devosi ini dari sebuah penglihatan.
Dikisahkan bahwa pada 27 Desember 1673, pada pesta Yohanes Penginjil, terjadi penampakan pertama Yesus kepada Maria Alacoque. Yesus mengundangnya untuk menempati tempat Yohanes di Perjamuan Akhir, yaitu ketika Yohanes menyandarkan kepalanya pada dada Yesus. Kata Yesus kepadanya: “Hati Ilahi-Ku begitu mengasihi manusia, sehingga Aku tak dapat menutup hasrat kasih yang membara. Aku memilih engkau untuk menyebarkan tanda yang besar ini”.
Di awal tahun 1674, mungkin pada hari Jumat, terjadi penampakan kedua: Tampak Hati ilahi berada di atas takhta api, dikelilingi oleh mahkota duri yang melambangkan luka yang disebabkan oleh dosa manusia, dan tanda salib di atasnya, lambang Penebusan. Wajah Yesus tampak berkobar-kobar dengan kemuliaan, dengan lima luka yang bersinar seperti matahari, dan dari-Nya terpancar api dari semua sisi, tetapi terutama dari dada-Nya, terkesan suasana mistik, menyerupai tungku, yang ketika dibuka, menampakkan Hati yang berkobar dan penuh kasih.
Masih dalam tahun 1674 juga, terjadi penampakan ketiga. Dalam pengelihatan itu Margherita mendengar Yesus menyesali bahwa banyak orang telah menyakiti Hati Ilahi, khususnya mereka yang sudah berjanji untuk mengabdi kepada-Nya. Oleh karena itu Ia meminta Margherita untuk turut mengambil bagian dalam rasa sakit itu: Ia dianjurkan untuk menerima komuni kudus pada Jumat pertama setiap bulan, dan menyembah dengan tunduk sampai ke tanah, antara pkl. 23.00 sampai 24.00 pada malam antara Kamis dan Jumat.
Pada penampakan keempat, Yesus juga meminta agar hari Jumat setelah Hari Raya Tubuh dan Darah Kristus, dipersembahkan Perayaan Hati Kudus. Margherita pun diberi mendat menyebarkan devosi ini dengan bantuan seorang bapa spiritual, seorang pastor Jesuit, santo Claudio de la Colombiere (1641-1682).
Setelah penampakan-penampakan itu Margherita Maria membawa dalam dirinya tanda itu selama 17 tahun, sampai wafatnya. Dua ritus pertama untuk menghormati Hati Kudus diadakan dalam suasana mistik di Novisiat Suster-suster Visitandie di Perancis pada 20 Juli 1685 dan 21 Juni 1686. (Sumber referensi: https://christusmedium.com/2020/06/memaknai-hari-raya-hati-kudus-yesus/)
Devosi kepada Hati Terkudus Yesus berkaitan dengan pertobatan. Paus Pius XII dalam ensikliknya yang berjudul Miserentissimus Redemptor menegaskan tentang hal itu. "Semangat untuk memperbaiki kesalahan atau mengganti rugi kesalahan (reparasi) selalu menempati posisi yang terpenting dan terdepan di dalam penyembahan yang ditunjukkan kepada Yesus Yang Mahakudus."
Semoga kita semakin bersatu dengan Hati Terkudus Yesus. Kita konsisten untuk mengikuti seluruh diri-Nya dan taat pada apa yang Ia ajarkan. Kita senantiasa belajar untuk mengasihi dengan hati penuh cinta dan mengampuni! Kita pun senantiasa berdoa sebagaimana didaraskan dalam doa kepada Hati Yesus yang Mahakudus: “Hati Yesus yang Mahakudus, kepada-Mu aku berserah; Hati Yesus yang amat manis, mampukan aku untuk mencintai-Mu lebih dari segala yang lain; Yesus kasih yang membara, semoga aku tak pernah menyakiti-Mu”.
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar