Iman dan Kerendahan Hati
OASIS SABDA 26 Jun 2021
Bacaan I: Kej 18:1-15
Mazmur Tanggapan: Luk 1:46-47.48-49.50.53.54-55
Bait Pengantar Injil: Mat 8:17
Bacaan Injil: Mat 8:5-17
Orang yang sungguh memiliki iman mendalam pasti akan semakin rendah hati! Kesombongan sesungguhnya pancaran dari kedangkalan iman. Orang sombong selalu berorientasi pada diri sendiri! Orang sombong selalu mencari pengakuan diri! Orang sombong hanya berorientasi pada jabatan dan akan menyingkirkan orang yang dirasa menyainginya.
Dalam Injil, kita belajar dari kerendahan hati seorang perwira yang datang kepada Yesus. Perjumpaan mereka membawa perspektif lain dalam berdoa!
Pertama, kita bisa melihat siapa itu perwira. Dia seorang terpandang, punya jabatan, punya kuasa, punya anak buah, tapi rela datang sendiri pada Yesus. Dia langsung berjumpa dari muka ke muka dengan Yesus. Bukankah ia bisa mengutus anak buahnya?
Kedua, perwira itu datang kepada Yesus tidak membawa kepentingan dirinya sendiri. Dia membawa intensi untuk kesembuhan orang lain. Dan yang mengherankan, orang lain itu adalah hambanya!
Seorang hamba adalah budak! Dia hanya pekerja. Bahkan di mata banyak orang Yahudi pada waktu itu, seorang budak bukanlah orang yang memiliki martabat luhur. Terkadang mereka diperjualbelikan! Namun, di mata perwira yang rendah hati itu, mereka memiliki martabat luhur. Sampai-sampai dia rela bersembah sujud memohon penyembuhannya.“Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” (Mat 8:6).
Ketiga, ketika Yesus mengabulkan permohonannya dan hendak menuju rumahnya, Perwira itu berkata: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” (Mat 8:8-9).
Sekali lagi, dia menunjukkan iman yang sangat dalam! Iman yang memancarkan kerendahan hati dan kepercayaan. Hingga Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel."(Mat 8:10).
Perhatian seorang perwira yang rendah hati itu langka! Kebanyakan dari mereka justru menginjak-injak para hambanya.
Perwira ini memberi pelajaran bagi kita bahwa kuasa dan jabatan bukan sebagai sarana untuk mensombongkan diri dan menindas yang kecil. Justru, kuasa dan jabatan menjadi sarana untuk memuliakan Allah.
Di hadapan Tuhan, semakin kita berkuasa dan memiliki jabatan, hendaknya semakin menjadi pelayan. Kita memberikan diri untuk melayani kepada banyak orang terlebih mereka yang kecil dan terabaikan!
Kita juga berjuang untuk memiliki iman yang mendalam seperti perwira. Iman yang memancarkan kepercayaan! Iman yang memancarkan kerendahan hati! Di hadapan Tuhan dia sungguh sebagai hamba sejati yang menyerahkan seluruh perkara pada kuasa Allah.
Mari kita belajar untuk semakin beriman dan rendah hati!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Bacaan I: Kej 18:1-15
Mazmur Tanggapan: Luk 1:46-47.48-49.50.53.54-55
Bait Pengantar Injil: Mat 8:17
Bacaan Injil: Mat 8:5-17
Orang yang sungguh memiliki iman mendalam pasti akan semakin rendah hati! Kesombongan sesungguhnya pancaran dari kedangkalan iman. Orang sombong selalu berorientasi pada diri sendiri! Orang sombong selalu mencari pengakuan diri! Orang sombong hanya berorientasi pada jabatan dan akan menyingkirkan orang yang dirasa menyainginya.
Dalam Injil, kita belajar dari kerendahan hati seorang perwira yang datang kepada Yesus. Perjumpaan mereka membawa perspektif lain dalam berdoa!
Pertama, kita bisa melihat siapa itu perwira. Dia seorang terpandang, punya jabatan, punya kuasa, punya anak buah, tapi rela datang sendiri pada Yesus. Dia langsung berjumpa dari muka ke muka dengan Yesus. Bukankah ia bisa mengutus anak buahnya?
Kedua, perwira itu datang kepada Yesus tidak membawa kepentingan dirinya sendiri. Dia membawa intensi untuk kesembuhan orang lain. Dan yang mengherankan, orang lain itu adalah hambanya!
Seorang hamba adalah budak! Dia hanya pekerja. Bahkan di mata banyak orang Yahudi pada waktu itu, seorang budak bukanlah orang yang memiliki martabat luhur. Terkadang mereka diperjualbelikan! Namun, di mata perwira yang rendah hati itu, mereka memiliki martabat luhur. Sampai-sampai dia rela bersembah sujud memohon penyembuhannya.“Tuan, hambaku terbaring di rumah karena sakit lumpuh dan ia sangat menderita.” (Mat 8:6).
Ketiga, ketika Yesus mengabulkan permohonannya dan hendak menuju rumahnya, Perwira itu berkata: “Tuan, aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku, katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh. Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya.” (Mat 8:8-9).
Sekali lagi, dia menunjukkan iman yang sangat dalam! Iman yang memancarkan kerendahan hati dan kepercayaan. Hingga Yesus mengatakan, “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai pada seorang pun di antara orang Israel."(Mat 8:10).
Perhatian seorang perwira yang rendah hati itu langka! Kebanyakan dari mereka justru menginjak-injak para hambanya.
Perwira ini memberi pelajaran bagi kita bahwa kuasa dan jabatan bukan sebagai sarana untuk mensombongkan diri dan menindas yang kecil. Justru, kuasa dan jabatan menjadi sarana untuk memuliakan Allah.
Di hadapan Tuhan, semakin kita berkuasa dan memiliki jabatan, hendaknya semakin menjadi pelayan. Kita memberikan diri untuk melayani kepada banyak orang terlebih mereka yang kecil dan terabaikan!
Kita juga berjuang untuk memiliki iman yang mendalam seperti perwira. Iman yang memancarkan kepercayaan! Iman yang memancarkan kerendahan hati! Di hadapan Tuhan dia sungguh sebagai hamba sejati yang menyerahkan seluruh perkara pada kuasa Allah.
Mari kita belajar untuk semakin beriman dan rendah hati!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar