Iman Selalu Membuahkan Sukacita
OASIS SABDA 25 Jun 2021
Bacaan I: Kej 17:1.9-10.15-22
Mazmur Tanggapan: Mzm 128:1-2.3.4-5
Bait Pengantar Injil: Mat 8:17
Bacaan Injil: Mat 8:1-4
Bacaan I: Kej 17:1.9-10.15-22
Mazmur Tanggapan: Mzm 128:1-2.3.4-5
Bait Pengantar Injil: Mat 8:17
Bacaan Injil: Mat 8:1-4
Karya Allah sesungguhnya sangat menakjubkan. Kadang apa yang dilakukan sulit kita pahami. Sepertinya di luar dari nalar kita. Terlalu istimewa dan mengherankan! Namun itulah karya agung Allah bagi kita.
Hal itu kita bisa melihat dalam kehidupan Abraham. Kisah hidupnya sungguh menyisakan sebuah ketakjuban yang luar biasa. Imannya sungguh melahirkan sukacita!
Abraham adalah nama baru yang disematkan sesudah dia menjalankan misi yang baru. Sebelumnya bernama Abram. Misi baru itu adalah menjadi bapa para bangsa.
Sedangkan istrinya yang tadinya bernama Sarai berganti menjadi Sara yang berarti ibu bangsa-bangsa. "Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” (Kej 17:16).
Mereka memang menjalankan tugas baru yang berat. Namun Tuhan tetap memelihara dan memperhatikannya. Sebagai bukti, dalam usianya yang sangat tua, Allah mengaruniakan mereka seorang anak yang diberi nama Ishak. Dari Ishak inilah yang pada akhirnya lahir begitu banyak keturunan bangsa Israel.
Kelahiran Ishak membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang sungguh percaya. “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” (Kej 17:17)."
Abraham sungguh terperangah dengan karya ajaib Tuhan terhadap dirinya. Tuhan memberikan anugerah yang paling mulia bagi pasangan yang telah lanjut usia ini. Inilah sukacita yang diterima karena imannya.
Karya kebaikan Allah ini juga semakin nyata dalam diri Putera-Nya. Ketika seorang kusta datang dan berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” (Mat 8:2), Yesus sungguh membebaskan dia. “Aku mau, jadilah engkau tahir.” (Mat 8:3).
Si kusta sungguh rendah hati dan berani membuka diri pada kekuatan Allah. Dia sungguh percaya bahwa Yesus pasti menolongnya. Dia tidak pernah memaksa Yesus! Tapi dengan penuh kerendahan hati dan kepercayaan yang mendalam dia berserah diri. Dan dia pun dibebaskan! Dia mengalami sukacita berlimpah!
Iman yang mendalam sesungguhnya membawa kita pada sukacita pembebasan. Kita akan semakin menyadari hal-hal yang ajaib dan menakjubkan di sekitar kita. Walau mungkin itu sangat sederhana di mata manusia namun kita akan semakin sadar akan kuasa Allah yang sangat mengagumkan!
Marilah memperdalam iman kita! Kita meneladan Abraham yang setia dan taat kepada Bapa! Kita juga meneladan seorang kusta yang berdoa dengan kepercayaan yang mendalam, rendah hati dan penuh penyerahan diri!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Hal itu kita bisa melihat dalam kehidupan Abraham. Kisah hidupnya sungguh menyisakan sebuah ketakjuban yang luar biasa. Imannya sungguh melahirkan sukacita!
Abraham adalah nama baru yang disematkan sesudah dia menjalankan misi yang baru. Sebelumnya bernama Abram. Misi baru itu adalah menjadi bapa para bangsa.
Sedangkan istrinya yang tadinya bernama Sarai berganti menjadi Sara yang berarti ibu bangsa-bangsa. "Aku akan memberkatinya, dan dari padanya juga Aku akan memberikan kepadamu seorang anak laki-laki, bahkan Aku akan memberkatinya, sehingga ia menjadi ibu bangsa-bangsa; raja-raja bangsa-bangsa akan lahir dari padanya.” (Kej 17:16).
Mereka memang menjalankan tugas baru yang berat. Namun Tuhan tetap memelihara dan memperhatikannya. Sebagai bukti, dalam usianya yang sangat tua, Allah mengaruniakan mereka seorang anak yang diberi nama Ishak. Dari Ishak inilah yang pada akhirnya lahir begitu banyak keturunan bangsa Israel.
Kelahiran Ishak membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil bagi orang yang sungguh percaya. “Mungkinkah bagi seorang yang berumur seratus tahun dilahirkan seorang anak dan mungkinkah Sara, yang telah berumur sembilan puluh tahun itu melahirkan seorang anak?” (Kej 17:17)."
Abraham sungguh terperangah dengan karya ajaib Tuhan terhadap dirinya. Tuhan memberikan anugerah yang paling mulia bagi pasangan yang telah lanjut usia ini. Inilah sukacita yang diterima karena imannya.
Karya kebaikan Allah ini juga semakin nyata dalam diri Putera-Nya. Ketika seorang kusta datang dan berkata, “Tuan, jika Tuan mau, Tuan dapat mentahirkan aku.” (Mat 8:2), Yesus sungguh membebaskan dia. “Aku mau, jadilah engkau tahir.” (Mat 8:3).
Si kusta sungguh rendah hati dan berani membuka diri pada kekuatan Allah. Dia sungguh percaya bahwa Yesus pasti menolongnya. Dia tidak pernah memaksa Yesus! Tapi dengan penuh kerendahan hati dan kepercayaan yang mendalam dia berserah diri. Dan dia pun dibebaskan! Dia mengalami sukacita berlimpah!
Iman yang mendalam sesungguhnya membawa kita pada sukacita pembebasan. Kita akan semakin menyadari hal-hal yang ajaib dan menakjubkan di sekitar kita. Walau mungkin itu sangat sederhana di mata manusia namun kita akan semakin sadar akan kuasa Allah yang sangat mengagumkan!
Marilah memperdalam iman kita! Kita meneladan Abraham yang setia dan taat kepada Bapa! Kita juga meneladan seorang kusta yang berdoa dengan kepercayaan yang mendalam, rendah hati dan penuh penyerahan diri!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar