Meninggalkan Zona Nyaman
OASIS SABDA 28 Jun 2021
PW S. Ireneus, Uskup dan Martir
Bacaan I: Kej 18:16-33
Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab
Bacaan Injil: Mat 8:18-22
Seringkali meninggalkan sesuatu yang telah memberikan rasa nyaman tidak mudah. Walaupun kita sadar bahwa yang harus kita tinggalkan itu sesuatu yang kurang bernilai. Namun, kalau sudah memberikan rasa nyaman, apalagi ketergantungan, rasa-rasanya terlalu berat.
Syarat mengikuti Yesus sesungguhnya harus meninggalkan dan menanggalkan zona nyaman yang menghalangi penyerahan diri kita. Memang itu sangat berat! Bahkan terkadang mustahil! Tapi, mau tidak mau kehendak Allah harus diutamakan.
Dalam Injil, Yesus menegaskan hal tersebut. Yesus menghendaki agar kita berani meninggalkan segala kenyamanan untuk mengikuti Dia secara total. Yesus menuntut keberanian untuk menjalani sebuah model kehidupan baru. Kehidupan yang tidak berorientasi pada diri sendiri. Bahkan sebuah model hidup yang penuh resiko dan penderitaan.
Hal itu ditegaskan oleh Yesus kepada seorang ahli Taurat yang mengikuti Dia. “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” (Mat 8:19). Yesus menegaskan bahwa, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (Mat 8:20).
Menjadi pengikut Yesus yang sejati bukan untuk mencari enak-enak! Menjadi pengikut Kristus yang sejati sesungguhnya pilihan untuk berani berkurban. Menjadi pengikut Kristus yang sejati sesungguhnya pemberian diri secara total.
Seorang yang mau mengikuti Dia berkata, “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” (Mat 8:21). Dan Yesus menegaskan dengan keras, “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” (Mat 8:22).
Yesus menghendaki kita fokus pada pelayanan dengan meninggalkan berbagai kepentingan diri dan egoisme. Kita memusatkan seluruh hidup pada karya dan pelayanan.
Memang semuanya itu tidak mudah! Oleh karena itu, kita mesti memusatkan diri dan berpasrah pada Tuhan.
Marilah berjuang meninggalkan zona nyaman dengan berani mengambil resiko untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati. Kita siap menghadapi tantangan dan penderitaan dalam iman. Dan kita percaya, Tuhan senantiasa menyertai kita!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
PW S. Ireneus, Uskup dan Martir
Bacaan I: Kej 18:16-33
Mazmur Tanggapan: Mzm 103:1-2.3-4.8-9.10-11
Bait Pengantar Injil: Mzm 95:8ab
Bacaan Injil: Mat 8:18-22
Seringkali meninggalkan sesuatu yang telah memberikan rasa nyaman tidak mudah. Walaupun kita sadar bahwa yang harus kita tinggalkan itu sesuatu yang kurang bernilai. Namun, kalau sudah memberikan rasa nyaman, apalagi ketergantungan, rasa-rasanya terlalu berat.
Syarat mengikuti Yesus sesungguhnya harus meninggalkan dan menanggalkan zona nyaman yang menghalangi penyerahan diri kita. Memang itu sangat berat! Bahkan terkadang mustahil! Tapi, mau tidak mau kehendak Allah harus diutamakan.
Dalam Injil, Yesus menegaskan hal tersebut. Yesus menghendaki agar kita berani meninggalkan segala kenyamanan untuk mengikuti Dia secara total. Yesus menuntut keberanian untuk menjalani sebuah model kehidupan baru. Kehidupan yang tidak berorientasi pada diri sendiri. Bahkan sebuah model hidup yang penuh resiko dan penderitaan.
Hal itu ditegaskan oleh Yesus kepada seorang ahli Taurat yang mengikuti Dia. “Guru, aku akan mengikut Engkau, ke mana saja Engkau pergi.” (Mat 8:19). Yesus menegaskan bahwa, "Serigala mempunyai liang dan burung mempunyai sarang, tetapi Anak Manusia tidak mempunyai tempat untuk meletakkan kepala-Nya.” (Mat 8:20).
Menjadi pengikut Yesus yang sejati bukan untuk mencari enak-enak! Menjadi pengikut Kristus yang sejati sesungguhnya pilihan untuk berani berkurban. Menjadi pengikut Kristus yang sejati sesungguhnya pemberian diri secara total.
Seorang yang mau mengikuti Dia berkata, “Tuhan, izinkanlah aku pergi dahulu menguburkan ayahku.” (Mat 8:21). Dan Yesus menegaskan dengan keras, “Ikutlah Aku dan biarlah orang-orang mati menguburkan orang-orang mati mereka.” (Mat 8:22).
Yesus menghendaki kita fokus pada pelayanan dengan meninggalkan berbagai kepentingan diri dan egoisme. Kita memusatkan seluruh hidup pada karya dan pelayanan.
Memang semuanya itu tidak mudah! Oleh karena itu, kita mesti memusatkan diri dan berpasrah pada Tuhan.
Marilah berjuang meninggalkan zona nyaman dengan berani mengambil resiko untuk menjadi pengikut Kristus yang sejati. Kita siap menghadapi tantangan dan penderitaan dalam iman. Dan kita percaya, Tuhan senantiasa menyertai kita!
Tuhan memberkati dan Ave Maria!
Komentar
Posting Komentar